Kena Prank! Saham Teknologi Rontok Berjamaah & Kena ARB

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
30 June 2021 09:44
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham emiten yang terhimpun dalam sektor teknologi (IDXTECHNO) ramai-ramai anjlok ke zona merah pada awal perdagangan pagi ini, Rabu (30/6/2021). Beberapa di antaranya tercatat menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).

Saham-saham tersebut ambles setelah mengalami momentum kenaikan setidaknya sejak awal bulan ini. Adapun, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks IDXTECHNO tercatat melorot 0,81% ke 10.505,901.

Berikut saham-saham teknologi yang anjlok, pukul 09.15 WIB.

  1. Tourindo Guide Indonesia (PGJO), saham -10,00%, ke Rp 63, transaksi Rp 1 juta
  2. Multipolar Technology(MLPT), -6,94%, ke Rp 4.020, transaksi Rp 106 juta
  3. Indointernet(EDGE), -6,94%, ke Rp 21.775, transaksi Rp 569 juta
  4. Anabatic Technologies(ATIC), -6,87%, ke Rp 1.965, transaksi Rp 8 juta
  5. IndoSterling Technomedia(TECH), -6,71%, ke Rp 2.640, transaksi Rp 170 juta
  6. Distribusi Voucher Nusantara (DIVA), -2,74%, ke Rp 3.550, transaksi Rp 355 rb
  7. Sat Nusapersada (PTSN), -2,14%, ke Rp 274, transaksi Rp 416 juta
  8. Hensel Davest Indonesia (HDIT), -0,85%, ke Rp 580, transaksi Rp 58 juta

Menurut data di atas, 7 saham tercatat amles hingga ARB, dengan saham PGJO menjadi yang paling anjlok, yakni sebesar 10%. Catatan saja, saham PGJO tercatat di Papan Akselerasi sehingga diperbolehkan untuk turun sampai 10%.

Dengan ini, saham PGJO sudah ambles selama 3 hari beruntun. Penurunan ini terjadi setelah saham PGJO melaju kencang di zona hijau selama 6 hari beruntun. Dalam sepekan saham ini melorot 5,88%, sementara dalam sebulan melejit 25,49%.

Di posisi kedua ada saham teknologi Grup Lippo, MLPT, yang ambles hingga ARB 6,94% ke Rp 4.020/saham. Ini adalah kali keempat secara beruntun saham merosot hingga ARB.

Saham MLPT terus ambles setelah suspensi kembali dibuka oleh bursa pada Kamis (24/6) pekan lalu, setelah sebelumnya saham ini 'digembok' BEI pada 17 Juni 2021.

Sebelum disuspensi, saham MLPT, seperti saham teknologi lainnya akhir-akhir ini, seringkali melaju kencang, bahkan sempat 8 hari beruntun menghijau dengan beberapa kali menyentuh batas auto rejection atas (ARA).

Dalam sepekan saham ini sudah ambles 24,86%, sementara dalam sebulan 'terbang' 169,80%.

Mirip dengan saham MLPT, saham milik pengusaha Toto Sugiri, EDGE, juga anjlok sampai ARB 6,84% ke Rp 21.775/saham. Dengan ini, saham EDGE sudah ambles selama 9 hari beruntun dengan 8 kali beruntun menjebol ARB.

Sebelum ARB 'berjilid-jilid' tersebut, saham EDGE sempat 'terbang selama 5 hari beruntun, bahkan harganya sempat menyentuh RP 40.875/saham pada 17 Juni. Harga tersebut melewati harga saham produsen rokok Gudang Garam (GGRM) dan perbankan raksasa Bank Central Asia (BBCA) yang kala itu di posisi, masing-masing, Rp 36.025/saham dan Rp 31.650/saham.

Tercatat, hanya saham 'sang saudara', DCI Indonesia (DCII), yang berada di atas saham EDGE waktu itu, yakni Rp 59.000. Asal tahu saja, saham DCII hingga saat ini masih disuspensi oleh bursa setelah melonjak secara signifikan sejak awal Juni.

Dengan ini saham EDGE anjlok 30,26% dalam sepekan, sementara dalam sebulan masih melesat 87,72%.

Sebelumnya, kenaikan saham-saham emiten teknologi didorong oleh sentimen yang datang silih berganti, seperti rencana melantainya raksasa teknologi Indonesia seperti Bukalapak, Tiket.com, serta GoTo grup yang baru saja merampungkan peleburan antarastartupGojek dan Tokopedia.

Ada pula masuknya investor-investor raksasa ke saham-saham teknologi milik Otto Sugiri seperti bos Indofood, Anthony Salim yang masuk ke saham DCII hingga perusahaan teknologi asal Hong Kong, Digital Edge Limited yang mengakuisisi EDGE.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Teknologi Dibantai, Ikut Dibuang Bandar Setelah Terbang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular