Akhir Tahun IHSG Diramal Tembus 6.800, Ini Faktor Pemicunya!

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Sucor Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir tahun nanti akan berada di level 6.800 seiring dengan sejumlah sentimen positif yang bakal menyertainya.
Faktor pendorong utamanya adalah masih baiknya level harga komoditas dan perkembangan kasus Covid-19 di dalam negeri yang berkurang sehingga memunculkan optimisme investor asing untuk masuk ke pasar dalam negeri.
CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya mengatakan investor asing terus membanjiri pasar saham dalam negeri, tercermin dari nilai aliran dana masuk (capital inflow) dalam satu bulan terakhir senilai Rp 7,42 triliun.
Sedangkan dalam 3 bulan terakhir nilai capital inflow senilai Rp 37,14 triliun.
"Diperkirakan di kuartal empat ini akan lebih baik dari kuartal tiga lalu, di mana ada PPKM [pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat] darurat selama 1,5 bulan dan kuartal empat ini sudah bisa melakukan aktivitas bisnis oleh karena itu di akhir 2021 IHSG diperkirakan bisa ada di 6.800," kata Bernadus dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, dikutip Senin (15/11/2021).
Dia menjelaskan, optimisme ini ditopang dengan siklus harga komoditas yang baik sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah di luar Pulau Jawa.
Selain itu, keberhasilan pemerintah dalam menekan tingkat kasus baru Covid-19 hingga di bawah 1.000 kasus per hari juga menjadi salah satu hal yang diapresiasi investor.
"Level 6.800 itu sudah pesimis karena menurut pandangan kami dari 2021 ini Oktober dan November rally panjang di akhir September IHSG break itu 6.200 dan November ini 6.600 bahkan sempat 6.700, 7-8% dari akhir September," terangnya.
Sentimen yang dinilai akan menahan pergerakan IHSG jelang akhir tahun ini adalah sentimen tapering Amerika Serikat yang tengah diantisipasi. The Fed, bank sentral Amerika Serikat, akan melakukan pertemuan di akhir bulan ini, keputusan dari pertemuan tersebut dinilai akan menjadi pertimbangan.
Lainnya adalah potensi stagflasi yang juga diperkirakan akan terjadi di negara Paman Sam ini untuk waktu cukup lama juga dinilai akan menimbulkan potensi aksi ambil untung (profit taking) di pasar saham dan beralih ke pasar obligasi yang akan memberikan imbal hasil yang tinggi.
"Tapi kita cukup yakin ada window dressing sehingga kami akan optimis 6.800 akan tercapai," tandasnya.
Berdasarkan data BEI, pada penutupan sesi I, Senin ini (15/11), IHSG ditutup minus 0,32% di 6.629 dengan nilai transaksi Rp 6,8 triliun dan year to date IHSG naik 11%.
[Gambas:Video CNBC]
Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi
(tas/tas)