Broker Penguasa Transaksi di BEI, Masih Asing!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencetak rekor harga tertinggi 6.714,158 pada perdagangan hari Jumat (12/11/2021), meski pada akhir perdagangan kembali turun dan ditutup di zona merah.
Meski terkoreksi 0,6% pada hari terakhir perdagangan minggu lalu, dalam sepekan (8-12 November 2021), IHSG tercatat menguat 1,05% ke level 6.651,054.
Investor asing tercatat masih melakukan aksi beli bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,94 triliun di pasar reguler.
Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 2,03 triliun. Sehingga jika ditotal, maka asing mencatatkan net sell sebesar Rp 91,48 miliar pada pekan ini.
Indeks saham sektor transportasi (IDXTRANS) memimpin indeks sektoral lainnya, yakni naik sebesar fantastis 8,42%. Sedangkan posisi kedua diisi oleh sektor energi yang turut mendorong IHSG dengan menguat 3,38% dalam sepekan. Adapun satu-satunya sektor yang mengalami koreksi pekan lalu adalah sektor properti yang melemah 0,40%.
Pekan lalu, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 58,83 triliun, naik 5,18% dari pekan sebelumnya di angka Rp 55,93 triliun. Sehingga rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pun meningkat menjadi Rp 11,76 triliun.
Sepanjang pekan lalu broker asing kembali mendominasi transaksi di bursa dengan menguasai 7 dari 10 broker dengan nilai transaksi terbesar.
![]() Broker dengan transaksi terbesar dalam sepekan (8-12 November 2021) |
Peringkat pertama masih diduduki oleh broker asal Korea Selatan (Korsel) Mirae Asset Sekuritas yang membukukan nilai transaksi Rp 12,43 triliun atau lebih dari 20% dari total transaksi di bursa pekan lalu.
Mirae memang sejak beberapa periode terakhir selalu 'merajai' posisi broker dengan nilai transaksi terbesar di bursa. Hal ini tidak mengherankan lantaran sebagian besar pelaku pasar ritel menggunakan broker berkode YP ini untuk bertransaksi karena mematok fee yang murah.
Sepanjang semester I 2021, Mirae juga bercokol di pucuk dengan total transaksi mencapai Rp 364 triliun atau 11,3% dari total seluruh transaksi di bursa.
Posisi kedua diisi oleh broker perusahaan pelat merah Mandiri Sekuritas dengan transaksi senilai Rp 6,68 triliun. Pada paruh pertama tahun ini broker dengan kode CC ini menduduki posisi kedua dengan nilai transaksi Rp 240 triliun.
Selanjutnya di posisi tiga terdapat broker asal Swiss, UBS Sekuritas Indonesia, dengan nilai transaksi Rp 6,03 triliun.
Broker lokal lain, Indo Premier Sekuritas, membuntuti di urutan empat yang mencatatkan nilai transaksi Rp 5,80 triliun dalam sepekan lalu.
Broker asal negeri Jiran, CGS-CIMB, berada di posisi lima dengan total nilai transaksi Rp 4,99 triliun diikuti oleh broker asal negeri Paman Sam, JP Morgan Sekuritas Indonesia di posisi enam, yang semakin aktif pada paruh kedua tahun ini dan mencatatkan total transaksi Rp 4,97 triliun pekan lalu.
Sebagai informasi, selama paruh pertama 2021, JP Morgan hanya menempati posisi ke-27 broker dengan nilai transaksi tertinggi, yakni sebesar Rp 101,37 triliun.
broker asal negeri Jiran lainnya, Maybank Kim Eng Sekuritas, berada di peringkat tujuh dengan nilai transaksi masing-masing sebesar Rp 4,53 triliun.
Terakhir, melengkapi sepuluh besar terdapat dua broker asing dan satu broker lokal. Secara berurutan dari posisi delapan sampai sepuluh adalah broker asal SwissCredit Suisse Sekuritas Indonesia dengan nilai transaksi Rp 4,03 triliun, broker asal Hong Kong CLSA dengan nilai transaksi 3,65 triliun dan broker lokal Semesta Indovest Sekuritas Rp 3,33 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
Ritel Berkuasa, Broker-broker Ini Jadi Penguasa Transaksi
(fsd/fsd)