
Cek 8 Kabar Pasar Sebelum Trading, Ada GoTo hingga BUMN Timah

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon emiten di bursa baru saja melakukan penggalangan dana dan memperoleh hasil triliunan rupiah. Selain itu terdapat kabar rencana bisnis hingga laporan kinerja emiten untuk periode akhir kuartal III-2021.
CNBC Indonesia telah merangkum delapan peristiwa emiten pada perdagangan kemarin, Kamis (11/11/2021), untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini Jumat (12/11/2021) dibuka.
1. Jelang IPO, GoTo Dapat Suntikan Rp 18,46 T
Grup GoTo mendapatkan pendanaan baru dari investornya senilai US$ 1,3 miliar atau Rp 18,48 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$) jelang pelaksanaan penawaran umum sama perdana (initial public offering/IPO) yang akan dilakukan perusahaan di tahun depan.
Investor kenamaan dari beberapa negara masuk dalam penggalangan dana pra-IPO pertama yang dilakukan oleh perusahan ini. Investor tersebut seperti Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Avanda Investment Management, Fidelity International, Google, Permodalan Nasional Berhad (PNB), Primavera Capital Group, SeaTown Master Fund, Temasek, Tencent, dan Ward Ferry.
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo mengatakan investor lainnya diharapkan untuk selanjutnya bergabung ke dalam putaran penggalangan dana pra-IPO menjelang penutupan akhir di beberapa minggu mendatang.
2. IPO Jumbo Rp20 T Lebih, Mitratel Mau Masuk Bisnis Fiber Optik
Manajemen PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menargetkan anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi alias Mitratel bisa melakukan ekspansi bisnis usai melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Beberapa pengembangan usaha yang bisa dilakukan mulai dari masuk ke bisnis fiber optik, mendukung pengembangan 5G.
Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Ardiansyah mengatakan di luar menambah menara telekomunikasi, baik secara organik dan anorganik, bisnis fiber optik juga dinilai berpotensi untuk memberikan pertumbuhan baru baru anak usahanya ini.
3. Omzet Naik Tipis, Laba Indocement Q3 Capai Rp 1,2 T
Emiten semen milik HeidelbergCement AG Jerman, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,21 triliun pada periode 9 bulan tahun ini atau per September 2021 (Q3-2021).
Berdasarkan laporan publikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih ini naik tipis 8% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,12 triliun.
Kenaikan tipis ini membuat laba per saham dasar naik menjadi Rp 328,22/saham dari sebelumnya Rp 303,36/saham.
4. 'Disulut' Harga Timah, Laba PT Timah Q3 Tembus Rp 612 M
Perusahaan pertambangan pelat merah, PT Timah Tbk (TINS) telah mencatatkan laba bersih pada akhir kuartal III-2021 lalu senilai Rp 611,98 miliar. Pada periode yang sama tahun sebelumnya perusahaan masih mencatatkan kerugian senilai Rp 255,15 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba rugi per saham juga membaik menjadi laba Rp 82/saham dari sebelumnya rugi Rp 34/saham.
Laba bersih emiten anak usaha MIND ID (Inalum) ini berhasil dikantongi kendati pendapatan usaha di periode ini turun 18,72% year on year (YoY) menjadi Rp 9,69 triliun, dari sebelumnya Rp 11,93 triliun di akhir September 2020 lalu.
NEXT: Simak Kabar Emiten Lainnya
5. Blak-blakan Wamen Tiko: Citilink akan Lebih Besar dari Garuda
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo memproyeksikan bisnis PT Citilink Indonesia, anak usaha penerbangan murah (low cost carrier/LCC) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akan lebih baik ke depan.
Salah satu basisnya adalah pemangkasan rute yang dilakukan Garuda Indonesia.
Seperti diketahui, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (9/11/2021), Wamen Kartiko mengungkapkan Garuda akan memangkas rute penerbangan dari 237 per 2019 menjadi 140 per 2022. Pemangkasan itu juga meliputi penutupan rute internasional.
6. Biar Lebih Likuid, AKR Corporindo Stock Split 1:5
Perusahaan logistik dan supply chain PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) akan melakukan pemecahan nilai saham (stock split) dalam waktu dekat dengan rasio 1:5. Rencananya aksi korporasi ini paling lambat akan dilakukan pada Januari 2022 mendatang.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, jumlah saham beredar perusahaan saat ini sebanyak 4.014.694.920. Setelah stock split nanti jumlahnya akan menjadi sebanyak 20.073.474.600.
Sedangkan nilai nominalnya dari sebelumnya Rp 100/saham, akan turun menjadi Rp 20/saham.
7. Genjot Kredit & Digitalisasi Jadi Strategi Bank Permata 2022
Pandemi Covid-19 yang semakin terkendali, menjadi sebuah katalis positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kondisi stabilitas perbankan pun menjadi salah satu kunci penggerak dan pemulihan ekonomi Indonesia. Direktur Keuangan PT Bank Permata Tbk (BNLI), Leia Setiyanti Kusuma Wijaya, mengatakan, dampak pandemi ini berpengaruh pada kualitas portofolio kredit.
Dia menegaskan perusahaan akan lebih bersikap berhati-hati di dalam pengucuran kredit serta tetap melakukan langkah-langkah untuk memitigasi risiko kredit dengan lebih selektif.
8. Ini Strategi Bank Mega Jaga Kualitas Kredit Saat Pandemi
Kenaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dialami hampir semua perbankan terutama pada masa pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan banyaknya debitur baik di seluruh segmen terganggu usahanya.
Meski begitu, industri perbankan maupun debitur cukup terbantu dengan adanya stimulus yang diberikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam POJK Nomor 11/POJK.03/2020 Tahun 2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019.
Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib mengungkapkan, risiko terbesar selama krisis pandemi adalah bagaimana menjaga kualitas kredit.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukalapak & GoTo IPO, Naikkan Bobot Saham RI di MSCI
