
Genjot Kredit & Digitalisasi Jadi Strategi Bank Permata 2022

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 yang semakin terkendali, menjadi sebuah katalis positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kondisi stabilitas perbankan pun menjadi salah satu kunci penggerak dan pemulihan ekonomi Indonesia. Direktur Keuangan PT Bank Permata Tbk (BNLI), Leia Setiyanti Kusuma Wijaya, mengatakan, dampak pandemi ini berpengaruh pada kualitas portofolio kredit.
Dia menegaskan perusahaan akan lebih bersikap berhati-hati di dalam pengucuran kredit serta tetap melakukan langkah-langkah untuk memitigasi risiko kredit dengan lebih selektif.
"Dengan adanya pandemi kita melihat bahwa percepatan era digitalisasi di perbankan ini semakin cepat ya apalagi juga dengan dengan masuknya pemain yang baru di industri jasa keuangan. Oleh karena itu kita tentunya harus melakukan inovasi di dalam digital banking untuk memberikan memberikan pengalaman untuk transaksi perbankan yang menyenangkan dan yang sifatnya mungkin lebih simpel dan convenient untuk nasabah," ujar Leia dalam acara CNBC Awards 2021 'The Most Inspiring Financial Companies', Kamis (11/11/2021).
Leia menambahkan, untuk strategi di 2022, Bank Permata akan terus melanjutkan pertumbuhan kredit secara merata yang ditargetkan untuk segmen retail, konvensional, maupun syariah. Menurutnya, perusahaan juga akan terbantu dengan dukungan dari pemegang saham pengendali mereka baru yang merupakan Corporate Banking.
"Yang kami lihat di sini ada dengan adanya pemain yang baru di industri jasa keuangan seharusnya mereka bukan menjadi ancaman tetapi justru memberikan peluang kepada kami untuk memperluas skala dengan lebih cepat dengan memanfaatkan ke capability yang mereka punya," ujarnya.
Lebih lanjut, Leia menuturkan digital banking dari Bank Permata sudah memiliki modal yang cukup kaya dengan fitur, yakni Permata Mobile Banking yang sudah jadi PermataNet pada tahun lalu.
"Tetapi kita tetap akan terus memperkaya fitur-fiturnya supaya semakin banyak servis yang bisa dinikmati oleh nasabah melalui mobile banking karena memang kita melihat jumlah transaksi perbankan di kantor-kantor cabang itu menurun secara drastis walaupun sebenarnya secara keseluruhan transaction volume itu naik 200% dan mostly itu memang lewat kanal digital ya," tutur Leia.
Selain itu, jika dibedah lagi, Leia menjelaskan pasar yang menggunakan kanal digital yakni para milenial, jadi artinya kebutuhannya sangat tinggi. Untuk itu, pihaknya akan terus memperkaya misalnya yang tadinya pelayanan harus melalui call center dengan mendatangi ke kantor cabang, namun sekarang tidak perlu lagi.
"Aplikasi itu akan kita kembangkan supaya bisa melakukan pembayaran untuk KPR melalui mobile banking. Selain itu kalau untuk otomasi kita sebetulnya Permata lebih fokus untuk digital analyst, jadi artinya semua data analisis ini kita lakukan secara otomatis sekarang jadi tidak membutuhkan manusia lagi untuk melakukan number crunching," tutur Leia.
Dia mengakui inovasi terkait digitalisasi juga memiliki risiko. Untuk itu penguatan dari sisi keamanan juga sangat penting karena di tengah transformasi digital. Untuk itu perusahaan melakukan transformasi digital, dan investasi untuk memperkuat pengetatan risk management untuk keamanan data.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Permata Ungkap Ancaman Pandemi di Sektor Keuangan
