
Bukan Omdo, Bukti 8 Emiten Ini Royal Bagi Dividen Interim!

Jakarta, CNBC Indonesia - Musim pembagian dividen interim atau dividen sementara dari laba bersih emiten masih ramai jelang tutup tahun ini kendati setahun penuh belum berakhir.
Dividen interim adalah mekanisme pemberian dividen dari laba bersih perusahaan yang diberikan dalam kurun waktu sebelum pembukuan keuangan perusahaan ditutup atau masih dalam tahun berjalan.
Sepanjang bulan ini, sejumlah emiten berencana menebar dividen interim kepada para pemegang saham.
Tim Riset CNBC Indonesia merangkum emiten-emiten yang bakal membagikan keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen, dimulai dari urutan nilai dividen terbesar.
1. Indo Tambangraya Megah (ITMG)
Emiten batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan membagikan dividen senilai Rp 1.218/saham, tertinggi di antara sejumlah emiten di bawah ini.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan, keputusan pembagian dividen ini merujuk kepada Circular Resolutions In Lieu of the Board of Directors of Indo Tambangraya Megah tertanggal 29 Oktober 2021 yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris Perseroan pada tanggal yang sama.
Untuk jadwalnya, dividen ini rencananya akan dibagikan pada 24 November 2021. Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi akan jatuh pada 10 November 2021 dan di pasar tunai akan jatuh pada 12 November 2021.
Jika mengacu pada data kepemilikan saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah saham perusahaan sebanyak 1.131.310.980. Dengan demikian nilai dividen interim yang akan diberikan ini mencapai Rp 1,38 triliun.
Perusahaan mencatatkan laba bersih senilai US$ 11,62 juta atau kisaran Rp 1,67 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$) hingga Juni 2021 lalu. Angka ini naik signifikan dari periode yang sama tahun sebelumnya, tumbuh 293,65% secara tahunan (year on year/YoY) dari posisi US$ 29,88 juta.
2. Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMAR)
Emiten produsen minyak sawit Grup Sinar Mas, SMAR, akan membagikan dividen interim untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 185/saham, sehingga total dividen interim yang dibagikan adalah sejumlah Rp 531,36 miliar.
Sebagai catatan, penjualan perusahaan di semester I-2021 naik menjadi Rp 23,79 triliun dari Juni 2020 sebesar Rp 19,07 triliun, sementara laba bersih di Juni 2021 meroket 9.206% menjadi Rp 1,00 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 10,78 miliar.
Produsen minyak goreng Filma ini juga baru saja melaporkan kinerja September 2021 atau 9 bulan tahun ini (kuartal III-2021). Penjualan perusahaan per September menembus Rp 40,38 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 28,20 triliun, melesat 43% year on year (yoy).
Dividen interim akan dibagikan kepada para pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat pada Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 11 November 2021 sampai dengan pukul 16.00 WIB (recording date).
Pengumuman kepada para pemegang saham 1 November, cum dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi 9 November, ex dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi 10 November, dan cum dividen di Pasar Tunai 11 November.
Adapun ex dividen di Pasar Tunai 12 November dan pembayaran dividen interim pada 24 November mendatang.
3. Matahari Department Store (LPPF)
Perusahaan ritel milik grup Lippo, LPPF bakal membagikan dividen interim untuk para pemegang sahamnya senilai Rp 100/saham dari kinerja perusahaan yang berakhir pada Juni 2021.
Keputusan pembagian dividen ini ditetapkan pada 1 November 2021 lalu. Dividen interim ini akan dibagikan pada 2 Desember 2021 mendatang.
Untuk jadwalnya, cum dividen di pasar reguler dan negosiasi akan jatuh pada 10 November 2021 sedangkan untuk pasar tunai pada 12 November 2021.
Batas akhir pencatatan dalam daftar pemegang saham alias recording date yang berhak atas dividen akan jatuh pada 12 November 2021.
Di Juni lalu atau semester I-2021, LPPF mencatatkan laba bersih mencapai Rp 532,48 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang merugi bersih Rp 357,87 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, total pendapatan bersih di Juni 2021 naik 58,66% menjadi Rp 3,57 triliun dari periode Juni 2020 sebesar Rp 2,25 triliun.
NEXT: Masih Ada Emiten Sawit sampai Otomotif