Harga Batu Bara Bangkit, Saham Produsennya Ikut 'Ngamuk'

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
04 November 2021 09:41
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten baru bara menguat pada awal perdagangan hari ini, Kamis (4/11/2021), seiring harga komoditas batu bara mengalami technical rebound dengan melesat lebih dari 14% pada Rabu (3/11) kemarin.

Berikut kenaikan saham batu bara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.14 WIB.

  1. Alfa Energi Investama (FIRE), saham +4,63%, ke Rp 565/saham

  2. Bumi Resources (BUMI), +4,11%, ke Rp 76/saham

  3. Indika Energy (INDY), +3,74%, ke Rp 1.805/saham

  4. Harum Energy (HRUM), +2,97%, ke Rp 7.800/saham

  5. Mitrabara Adiperdana (MBAP), +2,87%, ke Rp 3.580/saham

  6. ABM Investama (ABMM), +2,82%, ke Rp 1.460/saham

  7. Adaro Energy (ADRO), +2,39%, ke Rp 1.715/saham

  8. Golden Energy Mines (GEMS), +2,24%, ke Rp 4.100/saham

  9. Indo Tambangraya Megah (ITMG), +2,24%, ke Rp 22.800/saham

  10. Bayan Resources (BYAN), +1,93%, ke Rp 25.050/saham

  11. Golden Eagle Energy (SMMT), +1,92%, ke Rp 212/saham

  12. United Tractors (UNTR), +1,90%, ke Rp 22.750/saham

  13. Bukit Asam (PTBA), +1,89%, ke Rp 2.690/saham

  14. Perdana Karya Perkasa (PKPK), +1,42%, ke Rp 143/saham

  15. Delta Dunia Makmur (DOID), +1,37%, ke Rp 296/saham

  16. Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), +1,09%, ke Rp 93/saham

  17. Resource Alam Indonesia (KKGI), +0,61%, ke Rp 330/saham

Menurut data di atas, saham FIRE memimpin kenaikan dengan melesat 4,63% ke Rp 565/saham, usai terbenam di zona merah selama 3 hari beruntun. Dalam sepekan, saham FIRE masih naik 2,70%, tetapi dalam sebulan ambles 19,15%.

Kemudian, saham Grup Bakrie BUMI menempati urutan kedua dengan naik 4,11% ke Rp 76/saham, setelah naik 4,29% pada Rabu kemarin. Saham BUMI melejit 8,45% dalam seminggu, tetapi terjun 16,30% dalam sebulan.

Di bawah saham BUMI, ada saham INDY yang terkerek 3,74% ke posisi Rp 1.805/saham, melanjutkan kenaikan 2,05% pada perdagangan kemarin. Dalam seminggu saham INDY masih turun 0,28% dan dalam sebulan anjlok 16,44%.

Lalu, saham HRUM juga menguat 2,97%, kembali bergerak setelah pada perdagangan kemarin ditutup stagnan. Dalam seminggu saham HRUM naik 4,52% dan dalam sebulan terapresiasi 0,31%.

Harga batu bara bangkit. Namun kenaikan ini belum bisa menutup koreksi dalam yang terjadi sebelumnya.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada di US$ 156,75/ton. Meroket 14,33% dibandingkan hari sebelumnya.

Sepertinya lonjakan ini disebabkan oleh technical rebound. Maklum, sebelumnya harga si batu hitam sudah anjlok selama lima hari beruntun. Selama lima hari tersebut, harga ambrol nyaris 32%.

Batu bara tengah diterpa isu negatif. Dua konsumen batu bara utama dunia, China dan India, berkomitmen untuk mulai mengurangi konsumsi batu bara.

China jadi yang paling agresif. Pemerintahan Presiden Xi jinping berani menetapkan target mengurangi pemakaian batu bara untuk pembangkit listrik pada 2025.

Mengutip Reuters, Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) harus menghasilkan emisi karbondioksida rata-rata maksimal 300 gram per kilowatt-hour (KWh) pada 2025. Ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi energi dan menurunkan emisi gas rumah kaca.

"Meningkatkan penghematan energi dan mengurangi konsumsi listrik bertenaga batu bara adalah cara yang efektif untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan emisi karbon. Pengurangan konsumsi batu bara akan membantu menurunkan emisi karbondioksida sebanyak 6,67 miliar ton atau sekitar 36% dari total emisi yang dihasilkan industri," sebut keterangan tertulis NDRC.

Emisi karbondioksida dari PLTU menyumbang sekitar 40% dari total emisi di Negeri Tirai Bambu. Pada 2020, rata-rata PLTU menghasilkan emisi karbondioksida sebanyak 305,5 gram per KWh.

Jika pada 2025 masih ada PLTU yang menghasilkan emisi di atas 300 KWh dan tidak bisa diperbaiki, maka bakal 'dipensiunkan'. Selain itu, China juga secara bertahan akan memposisikan PLTU sebagai pembangkit cadangan. Nantinya, pembangkit listrik utama akan bertenaga energi terbarukan.

Sebelumnya, India juga berencana menempuh hal yang sama. Pemerintah India menargetkan mencapai nol emisi (zero emission) pada 2070. Salah satunya dilakukan dengan 'mempensiunkan' PLTU secara bertahap.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara To The Moon Taipan Makin Cuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular