Roundup

Salim Rilis Obligasi Rp 15 T, Kabar Investor Baru Allo Bank

Monica Wareza, CNBC Indonesia
28 October 2021 08:39
Anthoni Salim
Foto: CNN Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja emiten untuk periode yang berakhir pada kuartal ketiga 2021 mulai dirilis. Dari laporan keuangan ini, emiten mulai terlihat mengalami perbaikan kinerja dibanding dengan capaian perusahaan di tahun lalu.

CNBC Indonesia telah merangkum 10 peristiwa emiten kemarin, Rabu (28/10/2021), untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini Kamis (28/10/2021) dibuka.

1. Wow! Laba BRI Q3 Melesat 35% Jadi Rp 19,07 T, Aset Rp 1.620 T

Induk Holding BUMN Ultra Mikro (UMi), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan laba bersih konsolidasi pada 9 bulan tahun ini atau per September 2021 mencapai Rp 19,07 triliun, naik 34,77% dari periode yang sama tahun lalu Rp 14,15 triliun.

Sementara laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk naik 36,40% menjadi Rp 19,26 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 14,12 triliun.

Kondisi ini membalikkan keadaan pada September tahun lalu ketika laba BRI anjlok 43% menjadi Rp 14,12 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 24,78 triliun.

2. Wah! Grup Salim Rilis Obligasi Rp 15 T, Tunjuk 9 Bank Global

Anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menerbitkan obligasi global dalam mata uang dolar AS di luar wilayah Indonesia dan di luar wilayah Amerika Serikat, pada Rabu ini (27/10), yang akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST).

Obligasi global perseroan diterbitkan tercatat dalam bentuk dan dibuktikan dengan sertifikat global yang terdaftar atas nama pihak yang ditunjuk (nominee), dan disimpan dalam suatu common depository Euroclear Bank SA/NV dan Clearstream Banking S.A.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen ICBP menyebutkan obligasi global perseroan diterbitkan dengan jumlah pokok keseluruhan sebesar US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 14,50 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.496/US$, atau nyaris Rp 15 triliun.

3. Induk Grup Widodo Makmur Mau IPO, Bidik Dana Rp 1,8 T

Perusahaan yang bergerak di bisnis peternakan sapi dan ayam, PT Widodo Makmur Perkasa, berencana melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Induk usaha PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) ini akan menawarkan sebanyak 8,3 miliar saham baru atau setara 25% dari total saham yang dicatatkan dengan kisaran harga penawaran umum Rp 160 sampai dengan Rp 220 per saham.

Dengan demikian, dari IPO ini, perusahaan yang dibangun oleh Tumiyana, eks Dirut PT Wijaya Karya Tbk/WIKA, ini berpotensi meraih dana sebesar Rp 1,32 triliun sampai dengan Rp 1,83 triliun.

4. Terkuak! Alasan Grup Reliance cs Batal Beli Rights Issue BEKS

Emiten bank pembangunan daerah (BPD), PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) telah menyelesaikan pelaksanaan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, melalui Penawaran Umum Terbatas VII (PUT VII).

Dalam rights issue yang dilaksanakan pada 14-21 Oktober 2021, BEKS berhasil meraup pendanaan publik hingga Rp 618 miliar dari 8 miliar saham baru yang terserap.

Jumlah tersebut lebih rendah dari target rights issue perseroan yang membidik dana sebesar Rp 1,8 triliun dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 23,39 miliar saham baru seri C dengan harga pelaksanaan Rp 77 per saham.

5. Laba Sampoerna Agro Q3 Meroket Nyaris 3.000%, kok Bisa?

Perusahaan perkebunan kelapa sawit Grup Sampoerna, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) mencatatkan laba bersih Rp 509,67 miliar sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, atau per September 2021 (Q3-2021).

Angka mengalami pertumbuhan signifikan, mencapai 2.768% atau nyaris 3.000% secara tahunan dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 17,77 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai laba bersih per saham juga ikut terkerek naik menjadi Rp 280 dari sebelumnya senilai Rp 10.


NEXT: Simak Kabar Emiten Lainnya

6. Siapa Investor Baru Allo Bank Milik CT? Ini Kata Manajemen

Manajemen PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) mendapatkan pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI) berkaitan dengan informasi akan ada investor strategis yang ikut ambil bagian dalam aksi korporasi perusahaan yakni penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue.

Sebelumnya manajemen BBHI dalam prospektusnya menyebutkan bahwa akan ada beberapa investor strategis yang siap masuk menyerap sebanyak 29,13% saham baru yang akan diterbitkan perusahaan.

Manajemen BEI pun bertanya soal kebenaran informasi tersebut dan mempertanyakan lebih detail mengenai profil investor strategis yang dimaksud.

7. Melesat 88%, Laba Q3 Garudafood Milik Sudhamek Capai Rp 370 M

Emiten konsumer milik pengusaha nasional Sudhamek, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) mencatatkan laba bersih Rp 370 miliar pada periode 9 bulan atau per September 2021 (kuartal III-2021).

Jumlah laba bersih tersebut naik 87,81% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp 173 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Mengacu pada bahan presentasi paparan publik yang disampaikan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu ini (27/10), laba tersebut berhasil dicapai dengan pendapatan yang senilai Rp 6,37 triliun, tumbuh 10,93% YoY dari sebelumnya Rp 5,74 triliun.

8. Leasing Dihantam Covid, Laba Adira Finance Drop Jadi Rp 753 M

Perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor Grup Bank Danamon, PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF) membukukan laba bersih sebesar Rp 753,27 miliar pada periode Januari sampai dengan September 2021.

Perolehan laba bersih tersebut mengalami penurunan sebesar 7,48% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 814,21 miliar.

Penurunan tersebut berimbas pada merosotnya nilai laba per saham dasar menjadi Rp 753 per saham dari sebelumnya Rp 814 per saham.

9. Tambang Penyuplai PLN Ini Mau Rights Issue, Bidik Rp 100 M

Emiten pertambangan batu bara, PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL), berencana menambah modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak 533.110.000 saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen DWGL, nilai nominal rights issue tersebut sebesar Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 180 per saham. Dengan demikian, dari rights issue tersebut, perseroan akan memperoleh dana sebesar Rp 95,95 miliar atau nyaris Rp 100 miliar.

Direksi perseroan menyampaikan, PT Dian Ciptamas Agung akan bertindak sebagai pembeli siaga dengan membeli sebanyak 83.110.000 saham. Sedangkan, PT Berkat Nusantara Indah akan membeli sebanyak 450.000.000 saham.

10. Grup Sinarmas Cuan, Laba Kota Deltamas Q3 Melesat 110%

Emiten properti Grup Sinarmas yang mengelola Kota Deltamas Cikarang, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dan anak perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 635 miliar di 9 bulan tahun ini atau per September 2021.

Laba bersih ini tumbuh sebesar 109,8% dibandingkan laba bersih di 9 bulan pertama tahun 2020 sebesar Rp302 miliar.

Adapun margin laba bersih tercatat sebesar 48,5%, lebih tinggi dibandingkan dengan marjin laba bersih di periode yang sama tahun 2020 sebesar 46,2%.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular