IHSG Cuma Naik Tipis-tipis Minggu Ini, Sudah Kemahalan Ya?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 October 2021 06:21
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat sepanjang perdagangan minggu ini. Namun laju penguatan IHSG melambat.

Pekan ini, IHSG menguat tipis 0,16% secara point-to-point. Pada perdagangan akhir pekan, IHSG finis di 6.643,74.

Kenaikan ini jauh melambat dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai 2,34%. Pada pekan yang berakhir 8 Oktober 2021, IHSG bahkan melesat sampai 4,06%.

Investor asing masih membukukan beli bersih pada perdagangan minggu ini yaitu Rp 3,25 triliun. Sepanjang 2021, total beli bersih investor asing mencapai 36,39 triliun.

Volume perdagangan sepanjang minggu ini melibatkan 88,36 miliar unit saham yang ditransaksikan 5,54 juta kali dengan nilai Rp 64,98 triliun. Kurang semarak dibandingkan pekan sebelumnya di mana volume perdagangan mencapai 116,92 miliar unit saham yang ditransaksikan 7,22 juta kali dengan nilai Rp 87,26 triliun.

Berikut saham-saham yang menjadi top gainers dan top losers pada minggu ini:

ihsgSumber: BEI

Halaman Selanjutnya --> IHSG Sudah Kemahalan?

Pelambatan laju penguatan IHSG sepertinya terjadi akiibat aksi ambil untung (profit taking). Maklum, IHSG sudah melesat 8,16% dalam sebulan terakhir. Sejak akhir 2020 (year-to-date), IHSG membukukan kenaikan 11,12%.

Valuasi IHSG pun sudah tergolong mahal dibandingkan indeks saham negara-negara tetangga. Saat ini price to earnings ratio (P/E) IHSG ada di 19,19 kali. Lebih tinggi ketimbang Straits Times (Singapura) yang 14,97 kali, KLCI (Malaysia) 14,55 kali, atau SET (Thailand) 16,36 kali.

Selain itu, koreksi harga komoditas juga membuat IHSG sulit menguat lebih signifikan. Sepanjang pekan ini, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) anjlok 20,86%. Sedangkan harga minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia berkurang 0,74%.

Ini membuat saham-saham emiten produsen komoditas, yang sebelumnya menjadi motor penggerak IHSG, masuk daftar top losers. Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ambles 14,94% sementara PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) minus 12,93%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular