IHSG Dibuka Merah, Balik Lagi ke Level 7.400-an

Iftha Nikmatul Khasanah, CNBC Indonesia
08 October 2024 09:17
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun ke level 7.400-an pada pembukaan pagi ini, Selasa (8/10/2024).

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG terpantau melemah 0,38% ke level 7.475,28. Selang tujuh menit pembukaan IHSG cenderung terus menurun capai 0,68% ke 7.453,11.

Nilai transaksi indeks awal sesi I hari ini mencapai Rp 955,3 triliun. Volume saham yang diperdagangkan mencapai 2,35 juta lembar, yang melibatkan total 126.412 transaksi.

IHSG dibuka melemah, dipicu oleh berbagai sentimen negatif baik dari global maupun domestik.

Ketegangan geopolitik yang kian memanas di Timur Tengah menjadi salah satu faktor utama yang menekan pasar. Konflik yang melibatkan Israel dan Hamas, serta eskalasi dengan Hizbullah yang didukung Iran, meningkatkan kekhawatiran akan dampak ekonomi global yang lebih luas.

Serangan militer Israel ke Lebanon dan Gaza menambah ketidakpastian, yang berpotensi memicu kenaikan harga komoditas energi, terutama minyak dan batu bara.

Meskipun harga minyak jenis Brent telah melesat ke level US$ 80 per barel, serta batu bara ke US$ 153 per ton, kenaikan ini justru meningkatkan kekhawatiran atas lonjakan biaya impor energi bagi Indonesia.

Dampaknya, beban neraca perdagangan dan transaksi berjalan bisa tertekan, yang pada gilirannya menambah tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan sentimen pasar saham domestik.

Selain itu, pembukaan kembali pasar saham di China setelah libur panjang juga memberikan tekanan tambahan pada IHSG.

Para investor global menantikan kebijakan stimulus ekonomi lebih lanjut dari pemerintah China, yang diharapkan dapat memperbaiki kondisi ekonomi negara tersebut. N

amun, ada kekhawatiran bahwa aliran dana asing yang selama ini mendukung pasar saham Indonesia bisa beralih ke pasar China, terutama jika stimulus yang diumumkan signifikan dan menarik bagi investor global.

Kondisi ini memperlemah daya tarik pasar saham Indonesia, yang sudah berada di bawah tekanan akibat ketidakpastian global.

Di dalam negeri, meskipun data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menunjukkan bahwa konsumen masih optimis terhadap kondisi ekonomi, sentimen negatif dari luar negeri tetap mendominasi.

Para pelaku pasar juga berhati-hati menjelang rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang dijadwalkan pada akhir pekan ini.

Data inflasi AS ini diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).

Selain itu, risalah rapat FOMC yang akan diumumkan minggu ini menjadi perhatian penting karena bisa memberikan indikasi mengenai keputusan suku bunga The Fed ke depan.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Dibuka Meyakinkan, Balik ke Level 7.300

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular