Saham Bank Mini Mulai Dilirik Lagi, Awas Masuk 'Jurang'

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Senin, 18/10/2021 13:02 WIB
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham bank mini (bank dengan modal inti di bawah Rp 1 triliun) ramai-ramai ditutup melonjak pada paruh pertama perdagangan hari ini, Senin (18/10/2021), melanjutkan kecenderungan penguatan setidaknya dalam 2 hari terakhir.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut kenaikan saham bank mini.

  1. Bank Bumi Arta (BNBA), saham +12,68%, ke Rp 1.555/saham


  2. Bank Jtrust Indonesia (BCIC), +9,77%, ke Rp 191/saham

  3. Bank MNC Internasional (BABP), +9,02%, ke Rp 266/saham

  4. Bank Maspion Indonesia (BMAS), +8,98%, ke Rp 1.395/saham

  5. Bank Neo Commerce (BBYB), +7,35%, ke Rp 1.315/saham

  6. Bank Ganesha (BGTG), +4,65%, ke Rp 180/saham

  7. Bank Capital Indonesia (BACA), +4,49%, ke Rp 326/saham

  8. Bank Artha Graha Internasional (INPC), +4,48%, ke Rp 140/saham

  9. Bank Ina Perdana (BINA), +3,80%, ke Rp 3.550/saham

  10. Bank Oke Indonesia (DNAR), +3,39%, ke Rp 244/saham

  11. Bank QNB Indonesia (BKSW), +2,81%, ke Rp 183/saham

  12. Bank Bisnis Internasional (BBSI), +2,54%, ke Rp 6.050/saham

  13. Bank IBK Indonesia (AGRS), +1,96%, ke Rp 208/saham

  14. Bank Victoria International (BVIC), +1,49%, ke Rp 136/saham

  15. Bank Aladin Syariah (BANK), +1,27%, ke Rp 2.390/saham

  16. Bank Jago (ARTO), +1,14%, ke Rp 13.275/saham

  17. BRI Agroniaga (AGRO), +1,00%, ke Rp 2.030/saham

  18. Bank Amar Indonesia (AMAR), +0,71%, ke Rp 282/saham

Menurut data di atas, saham BNBA memimpin kenaikan dengan melesat 12,68% ke Rp 1.555/saham, melanjutkan kenaikan pada 2 hari terakhir. Dalam sepekan, saham ini naik 8,36%, sementara dalam sebulan melesat 14,34%.

Kedua, saham BCIC yang mencuat 9,77% ke Rp 191/saham, usai naik dalam 2 hari belakangan. Dengan ini, dalam sepekan saham BCIC melesar 18,63%, sedangkan dalam sebulan ambles 13,96%.

Ketiga, saham emiten Grup MNC yang naik 9,02% ke Rp 266/saham, melanjutkan kenaikan pada 2 hari terakhir. Dalam sepekan, saham BABP naik 1,53%, sementara dalam sebulan ambles 17,39%.

Kabar teranyar, BABP menggandeng perusahaan platform pay later PT Artha Dana Teknologi (Indodana) untuk memperluas akses keuangan kepada masyarakat.

Pada Kamis (14/10) pekan lalu, BABP telah dilakukan Penandatanganan Kerjasama Penerusan Pemberian Fasilitas Pinjaman (channeling) antara BABP dengan Indodana.

Keempat, saham BMAS yang melesat 8,98% ke Rp 1.395/saham, usai naik 0,39% pada Jumat pekan lalu.

Sebelumnya, kenaikan saham bank mini di bursa dikerek oleh sentimen soal narasi bank digital dan ketentuan pemenuhan modal inti oleh regulator.

Memang, tahun 2021 menjadi momentum yang menjanjikan bagi bank digital seiring dengan tren digitalisasi dan ramainya akuisisi sejumlah investor global untuk masuk ke bank digital.

Bukan hanya investor perbankan, investor korporasi non-bank, konglomerat hingga perusahaan rintisan alias startup berlomba-lomba masuk berinvestasi ke bank digital.

Tren ini pun sejalan dengan rencana dari regulator soal mengkonsolidasikan industri perbankan agar lebih kuat dari sisi permodalan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menetapkan ketentuan minimal modal inti yang termaktub dalam POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Aturan ini mewajibkan minimal modal inti bank umum Rp 1 triliun di 2020, Rp 2 triliun di 2021 dan Rp 3 triliun di 2022.

Dengan aturan ini, konsekuensinya banyak bank-bank kecil yang dijual dan dibeli oleh pemodal besar dan konglomerasi, termasuk lewat private placement dan rights issue (penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat