Tunjuk 5 Underwriter IPO, Mitratel Bidik Dana hingga Rp 20 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ditargetkan bisa menggaet dana senilai US$ 1 miliar-US$ 1,4 miliar atau setara dengan Rp 14,3-Rp 20 triliun (asumsi kurs Rp 14.300/US$).
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan nilai tersebut didapat dengan melepas sebanyak 25% saham PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel ke publik.
Hal ini disampaikan Tiko, panggilan akrabnya, dalam pertemuan dengan media di Labuan Bajo, Manggarai Barat, pekan lalu.
Targetnya pencatatan saham perusahaan ini bisa dilakukan pada minggu kedua November 2021 mendatang.
CNBC Indonesia telah menghubungi pihak Telkom melalui SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Indonesia Ahmad Reza mengenai informasi namun masih belum mendapatkan tambahan informasi.
Bertindak sebagai penjamin emisi (underwriter) antara lain PT Mandiri Sekuritas dan PT BRIDanareksa Sekuritas untuk penjamin emisi lokal. Saham ini juga ditawarkan kepada investor global dengan menggandeng Morgan Stanley, HSBC Holdings Plc, dan JP Morgan Chase & Co.
"BRIDS yes salah satu underwriter. Lokal hanya BRIDS dengan Mansek [Mandiri Sekuritas]," kata Friderica Widyasari Dewi, Direktur Utama BRIDanareksa Sekuritas kepada CNBC Indonesia, Senin (18/10/2021).
Tiko, panggilan akrab Wamen BUMN, mengatakan dalam proses IPO ini, Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yakni Indonesia Investment Authority (INA) juga akan terlibat dalam proses IPO ini untuk 'memasarkan' saham IPO dari Mitratel kepada investor luar, termasuk sejumlah dana abadi alias sovereign wealth fund (SWF) luar negeri.
Dalam kesempatan sebelumnya SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Indonesia Ahmad Reza mengatakan Mitratel memang saat ini tengah berupaya mengoptimalkan value creation perusahaan melalui aksi korporasi yang lebih besar. Hal ini sejalan dengan IPO yang akan dilaksanakan sebelum akhir tahun ini.
"Dari sisi proses masih berjalan sesuai rencana dengan tetap mempertimbangkan kondisi market saat ini. Telkom tentunya akan melihat momentum yang tepat untuk melakukan IPO agar sesuai dan memenuhi ekspektasi pemegang saham dengan harapan dapat terlaksana sebelum akhir tahun 2021 ini," kata Ahmad kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/9/2021).
Dia mengungkapkan, rencana ini diharapkan juga bisa menjadi katalis positif bagi Telkom sebagai induk usaha Mitratel. Mengingat Telkom saat ini juga tengah memfokuskan bisnisnya di tiga domain, yakni digital connectivity, digital platform dan digital business.
Baru-baru ini Mitratel mendapatkan pengalihan menara dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), juga anak usaha Telkom, sebanyak 4.000 menara telekomunikasi dengan nilai transaksi tersebut mencapai Rp 6,18 triliun, termasuk biaya penjualan dan penyewaan balik (sale and lease back).
Pengalihan menara ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan antara kedua perusahaan. Setelah sebelumnya pada Oktober tahun lalu Telkomsel juga telah mengalihkan sebanyak 6.050 menara telekomunikasi miliknya ke Mitratel.
Pengalihan ini ditujukan untuk memperkuat fundamental bisnis dan menciptakan nilai tambah, sekaligus membantu Mitratel merealisasikan strategi jangka panjangnya.
Sedangkan bagi Telkomsel, agar perusahaan lebih fokus pada bisnis utamanya sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia dengan membangun ekosistem digital dan memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan.
Setelah pengalihan aset ini, Mitratel kini memiliki sebanyak 28.000 menara telekomunikasi. Langkah ini semakin mengukuhkan Mitratel untuk menjadi pemain terbesar di industri.
Setelah IPO, Mitratel berpotensi menjadi perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah menara 34.025. Hasil penggabungan 18.000 menara dimiliki oleh Telkomsel dan 16.025 sisanya milik Mitratel.
Adapun secara industri Mitratel merupakan perusahaan menara kedua terbesar dari sisi jumlah menara.
(tas/tas)