
Siap-siap IPO Mitratel Bulan Depan, SWF Jokowi Dapat 'Jatah'

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian BUMN menyebutkan rencana penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) anak usaha bisnis menara PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk(TLKM), yakni PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel akan dilangsungkan pada pekan kedua November mendatang.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, dalam pertemuan dengan media di Labuan Bajo, Manggarai Barat, pekan lalu, membocorkan bahwa Telkom sebagai induk Mitratel masih dalam proses hasil pembentukan harga alias bookbuilding kepada calon investor.
Disebutkan bahwa Mitratel akan melepas sekitar 25% saham dengan total target raihan dana antara US$ 1-1,4 miliar atau setara dengan Rp 14,3-Rp 20 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.300/US$.
Di sisi lain, kabar pasar menyebutkan bahwa sekuritas BUMN dan global ikut serta dalam proses penjamin emisi (underwriter) di antaranya PT Mandiri Sekuritas, PT BRIDanareksa Sekuritas, Morgan Stanley, HSBC Holdings Plc, dan JP Morgan Chase & Co.
CNBC Indonesia sudah menghubungi SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Indonesia Ahmad Reza mengenai informasi dari Kementerian BUMN sejak pekan lalu tetapi belum ada informasi tambahan selain menegaskan masih dalam diskusi internal.
Begitu juga dengan sejumlah sekuritas di antaranya kepada Dirut BRI Danareksa Friderica Widyasari Dewi dan Direktur BRI Danareksa Boumediene Sihombing.
"Iya benar BRIDS salah satu underwriternya bersama dengan Mansek [Mandiri Sekuritas] untuk lokalnya," kata Friderica yang biasa disapa Kiki.
"Refers ke Pak Wamen saja," katanya.
Lebih lanjut, Tiko, panggilan akrab Wamen BUMN itu mengungkapkan, Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yakni Indonesia Investment Authority (INA) ikut dalam 'memasarkan' saham IPO dari Mitratel kepada investor luar, termasuk sejumlah dana abadi alias sovereign wealth fund (SWF) luar negeri.
Ke depan, Mitratel rencananya akan dikembangkan menjadi perusahaan digital dan digital infrastructure yang merambah pasar Asia Pasifik.
Dalam kesempatan sebelumnya SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Indonesia Ahmad Reza mengatakan Mitratel memang saat ini tengah berupaya mengoptimalkan value creation perusahaan melalui aksi korporasi yang lebih besar. Hal ini sejalan dengan IPO yang akan dilaksanakan sebelum akhir tahun ini.
"Dari sisi proses masih berjalan sesuai rencana dengan tetap mempertimbangkan kondisi market saat ini. Telkom tentunya akan melihat momentum yang tepat untuk melakukan IPO agar sesuai dan memenuhi ekspektasi pemegang saham dengan harapan dapat terlaksana sebelum akhir tahun 2021 ini," kata Ahmad kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/9/2021).
Dia mengungkapkan, rencana ini diharapkan juga bisa menjadi katalis positif bagi Telkom sebagai induk usaha Mitratel. Mengingat Telkom saat ini juga tengah memfokuskan bisnisnya di tiga domain, yakni digital connectivity, digital platform dan digital business.
Dia mengungkapkan, rencana ini diharapkan juga bisa menjadi katalis positif bagi Telkom sebagai induk usaha Mitratel. Hal ini mengingat Telkom saat ini juga tengah memfokuskan bisnisnya di tiga domain, yakni digital connectivity, digital platform dan digital business.
Baru-baru ini Mitratel mendapatkan pengalihan menara dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), juga anak usaha Telkom, sebanyak 4.000 menara telekomunikasi dengan nilai transaksi tersebut mencapai Rp 6,18 triliun, termasuk biaya penjualan dan penyewaan balik (sale and lease back).
Pengalihan menara ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan antara kedua perusahaan. Setelah sebelumnya pada Oktober tahun lalu Telkomsel juga telah mengalihkan sebanyak 6.050 menara telekomunikasi miliknya ke Mitratel.
Pengalihan ini ditujukan untuk memperkuat fundamental bisnis dan menciptakan nilai tambah, sekaligus membantu Mitratel merealisasikan strategi jangka panjangnya.
Sedangkan bagi Telkomsel, agar perusahaan lebih fokus pada bisnis utamanya sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia dengan membangun ekosistem digital dan memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan.
Setelah pengalihan aset ini, Mitratel kini memiliki sebanyak 28.000 menara telekomunikasi. Langkah ini semakin mengukuhkan Mitratel untuk menjadi pemain terbesar di industri.
Setelah IPO, Mitratel berpotensi menjadi perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah menara 34.025. Hasil penggabungan 18.000 menara dimiliki oleh Telkomsel dan 16.025 sisanya milik Mitratel.
Adapun secara industri Mitratel merupakan perusahaan menara kedua terbesar dari sisi jumlah menara.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tunjuk 5 Underwriter IPO, Mitratel Bidik Dana hingga Rp 20 T
