BUMN Karya Masih 'Sakit-sakitan' Gegara Dua Hal Ini

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
29 September 2022 11:01
Kementerian BUMN (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Kementerian BUMN (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan di sektor konstruksi termasuk BUMN karya, saat ini masih mengalami tantangan berat dalam jangka menengah. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan karya, yaitu pelunasan utang yang menggunung dan penurunan jumlah kontrak baru.

"Pasca Covid, ada 2 isu, pertama dari sisi leverage utang mereka yang tinggi, yang kedua karena jumlah kontrak-kontrak baru menurun," kata Tiko di Kementerian BUMN Jakarta, dikutip Kamis (29/9/2022).

Tiko mengungkapkan, akan segera dilakukan perbaikan untuk menghadapi tantangan tersebut. Dalam hal ini, pemerintah akan menyuntikkan modal sebesar Rp 3 triliun untuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) setelah sebelumnya sebesar Rp 10 triliun.

"Pemerintah telah melakukan injeksi Rp 10 triliun rights issue yang lalu, saat ini ada proses untuk injection rights issue kedua di kisaran Rp 3 triliun dan masih ada penjaminan sekitar Rp 7 triliun dari pemerintah," jelasnya.

Tiko mengaku, Waskita saat ini memang memiliki beban yang berat. Sebelumnya Waskita mendapat tugas untuk menyelesaikan 12 hingga 14 tol. Sebagian tol tersebut sudah didivestasikan.

Apalagi, penyelesaian tol eksisting seperti Tol Becakayu, Tol Bocimi dan Tol Kapalbetung menjadi tantangan perseroan saat ini. Menurutnya, tol itu harus segera diselesaikan agar bisa didivestasikan.

Kementerian BUMN sendiri juga akan terus memonitor arus kas Waskita dan kemungkinan akan dilakukan restrukturisasi ulang dengan perbankan yang diharapkan akan lebih ringan dibandingkan restrukturisasi pertama.

"Ini kita sedang pantau terus cashflow-nya dan memang tantangan untuk mendapatkan modal kerja baru, kemungkinan untuk Waskita kita akan melakukan restrukturisasi ulang juga," ungkapnya.

Sedangkan untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP) juga tengah menghadapi tantangan. Sebelum pandemi Covid-19, kedua perusahaan aktif investasi, baik dalam bentuk land bank maupun high rise building. Sementara, saat ini penjualan properti sangat lemah.

"Kita mulai melihat neraca mereka untuk kita lakukan restrukturisasi ringan. WIKA dan PP diberikan ruang untuk mereka bisa me-recover investasi mereka dulu," pungkasnya. 


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Soal Isu Ganti Direksi, Wamen BUMN: Selalu Ada Kemungkinan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular