
Mitratel-BUMN Geothermal Kapan IPO Pak Erick? Ini Bocorannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan pelat merah saat ini tengah dalam proses.
Dua perusahaan yang disebut-sebut akan IPO dalam waktu dekat yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal).
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan rencana IPO paling dekat adalah Mitratel, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Sedangkan untuk untuk perusahaan pembangkit listrik saat ini sedang menunggu proses penggabungan.
"Mitratel yang terdekat, Pertamina [Geothermal] masih menunggu," kata Arya, dalam pertemuan media virtual, di Jakarta kemarin, Selasa (5/10/2021).
Dia menjelaskan bahwa posisi Mitratel saat ini adalah perusahaan pengelola menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, yang juga didukung oleh teknologi fiber optic.
"Makanya, Mitratel akan jadi perusahaan tower yang cukup signifikan untuk di-IPO-kan," terangnya.
Sebelumnya SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Indonesia Ahmad Reza mengatakan Mitratel memang saat ini tengah berupaya mengoptimalkan value creation perusahaan melalui aksi korporasi yang lebih besar. Hal ini sejalan dengan IPO yang akan dilaksanakan sebelum akhir tahun ini.
"Dari sisi proses masih berjalan sesuai rencana dengan tetap mempertimbangkan kondisi market saat ini. Telkom tentunya akan melihat momentum yang tepat untuk melakukan IPO agar sesuai dan memenuhi ekspektasi pemegang saham dengan harapan dapat terlaksana sebelum akhir tahun 2021 ini," kata Ahmad kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/9/2021) malam.
Dia mengungkapkan, rencana ini diharapkan juga bisa menjadi katalis positif bagi Telkom sebagai induk usaha Mitratel. Mengingat Telkom saat ini juga tengah memfokuskan bisnisnya di tiga domain, yakni digital connectivity, digital platform dan digital business.
Sementara itu, kementerian juga saat ini tengah memproses pembentukan holding pembangkit listrik geothermal. Holding ini terdiri dari anak usaha PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan perusahaan yang dikelola langsung oleh Kementerian Keuangan.
Perusahaan yang dimaksud antara lain tiga BUMN pembangkit listrik, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT PLN Gas & Geothermal dan PT Geo Dipa Energi (Persero).
Menteri BUMN Erick Thohir telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk membentuk holding ini.
"Bagaimana kita memergerkan PLN, Pertamina untuk geothermal, apalagi disambut baik oleh Ibu Menkeu, karena Ibu Menkeu juga punya aset Geo Dipa yang bisa ikutan dalam grouping ini," kata Erick dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Jumat (30/7/2021).
Rencananya, holding geothermal ini akan bernama Indonesia Geothermal Energy. Dari penggabungan ini diperkirakan pembangkit bakal memiliki total kapasitas hingga 1.022,5 megawatt (MW). Angka tersebut merupakan setengahnya dari total kapasitas PLTP terpasang secara nasional yakni mencapai 2.130,7 MW.
Sebelumnya sumber pasar menyebutkan nilai IPO holding BUMN geothermal ini bisa mencapai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Menurut sumber Bloomberg yang mengetahui rencana ini, timeline pelaksanaan IPO ini masih bisa berubah. Namun pihak kementerian maupun perusahaan masih menolak untuk memberikan komentar.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IPO Mitratel Hampir Rampung, Ini Update Terbaru dari Telkom
