
SGRO Terbang 18%, Saham-saham CPO Naik Daun Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten produsen minyak sawit (crude palm oil/CPO) kembali melonjak ke zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Senin (18/10/2021), melanjutkan tren kenaikan selama pekan lalu dan di tengah harga kontrak berjangka CPO yang cenderung menanjak.
Berikut penguatan saham CPO, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 09.09 WIB.
Sampoerna Agro (SGRO), saham +18,50%, ke Rp 2.370/saham
Cisadane Sawit Raya (CSRA), +3,19%, ke Rp 388/saham
Triputra Agro Persada (TAPG), +2,04%, ke Rp 750/saham
Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), +1,79%, ke Rp 1.140/saham
Tunas Baru Lampung (TBLA), +1,12%, ke Rp 905/saham
Dharma Satya Nusantara (DSNG), +0,81%, ke Rp 620/saham
Jaya Agra Wattie (JAWA), +0,65%, ke Rp 156/saham
Salim Ivomas Pratama (SIMP), +0,40%, ke Rp 498/saham
Provident Agro (PALM), +0,40%, ke Rp 500/saham
Mengacu pada data di atas, saham emiten Grup Sampoerna SGRO memimpin dengan melesat 18,50% ke Rp 2.370/saham, melanjutkan reli kenaikan selama 4 hari terakhir. Alhasil, dalam sepekan saham SGRO terkerek 21,96% dan dalam sebulan melejit 31,11%.
Kedua, saham CSRA mencuat 3,19% ke Rp 388/saham. Dalam sepekan saham ini turun 11,47% dan dalam sebulan melonjak 23,72%.
Di bawah CSRA, saham emiten TP Rachmat TAPG naik 2,04% ke Rp 750/saham, usai menguat dalam 2 hari terakhir. Kendati dalam sepekan masih minus 3,23%, dalam sebulan saham TAPG melejit 28,45%.
Keempat, saham SSMS yang menguat 1,79% ke Rp 1.140/saham. Dalam seminggu saham ini mendaki 8,61%, sedangkan dalam sebulan melejit 40,12%.
Harga kontrak futures (berjangka) minyak sawit mentah alias CPO di bursa Malaysia Derivative Exchange, pada Jumat (15/10) ditutup melesat 1,72%. Namun, secara mingguan harga CPO mengalami pelemahan 0,1%.
Harga kontrak CPO untuk periode 3 bulan tersebut ditutup ke level MYR 4.961/ton akhir pekan ini. Sebelumnya, pada Rabu (13/10) harga CPO sempat ditutup ke level MYR 5.021 /ton dan merupakan harga tertinggi sepanjang masanya (all time high/ATH).
Meskipun sudah naik tinggi sepanjang tahun ini, harga CPO diperkirakan akan tetap kuat hingga akhir 2021.
Setidaknya untuk pekan ini, berbagai analis memperkirakan harga CPO akan kembali menyentuh ke harga MYR 5.000/ton.
Salah seorang trader bernama David Ng, mengatakan kontrak futures CPO berpotensi diperdagangkan diatas level MYR 4.900/ton didukung dengan fundamental yang kuat.
Salah satu faktor pemicu kenaikan harga CPO adalah kenaikan permintaan ekspor dan pemangkasan pungutan impor dari negara konsumen terbesar, yaitu India.
"Kami berharap level support harga CPO berada di MYR 4.700 dan level resistance-nya di MYT 5.050 untuk minggu depan.", kata David Ng kepada Bernama sebagaimana diwartakan oleh Reuters, dikutip Minggu (17/10).
Pendapat Ng juga didukung oleh Sathia Farqa selaku pemilik dan co-founder Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura.
Sathia memperkirakan harga kontak CPO juga akan meningkat minggu ini didukung dengan ekspektasi pemulihan ekspor.
Kenaikan harga minyak mentah dunia di sepanjang minggu ini yang menyentuh level tertingginya dalam tiga tahun juga menjadi katalis positif untuk kuatnya harga CPO. Pergerakan harga minyak mentah akan menjadi sentimen mengingat nabati jenis ini merupakan bahan baku diesel sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak.
Pekan lalu, India memutuskan untuk memangkas pungutan impor CPO dari 24,75% menjadi 8,25%. Selain CPO, pungutan impor untuk produk olahan CPO juga diturunkan dari 35,75% menjadi 19,25%. Kebijakan tersebut berlaku mulai 14 Oktober 2021 hingga 31 Maret 2022.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngenes! CPO Babak Belur Pekan Ini