
Harga CPO Terbang! Deretan Crazy Rich Sawit RI Ini Kian Tajir

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beberapa komoditas unggulan Tanah Air mengalami peningkatan signifikan tahun ini. Selain batu bara dan migas, harga produk agribisnis perkebunan kelapa sawit juga ikut meningkat.
Setelah menjalani tren koreksi jelang akhir kuartal kedua tahun ini, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali melanjutkan reli yang sejatinya sudah terjadi sejak awal tahun lalu.
Pada perdagangan Jumat (15/10) pagi harga CPO di Bursa Malaysia tercatat MYR 5.160/ton, yang berarti sejak awal tahun telah mengalami peningkatan harga hingga 30,63% sejak awal tahun 2021.
Lantas bagaimana pengaruh booming harga komoditas ekspor utama RI terhadap taipan penguasa industri sawit?
Berikut Tim Riset CNBC Indonesia coba menguraikan siapa saja taipan RI yang diuntungkan dari reli harga sawit tahun ini.
Anthoni Salim
Anthoni Salim yang merupakan salah satu taipan yang diuntungkan. Duo emiten kelompok usaha agribisnis milik Group Salim PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mampu mencatatkan kinerja yang cukup impresif.
Salim Ivomas, emiten yang bergerak pada proses peningkatan nilai tambah produk agribisnis dan pemasaran produk minyak goreng ini mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp 219,00 miliar pada paruh pertama tahun ini, mengalami perbaikan dari rugi bersih yang diperoleh sebesar Rp 300,81 miliar pada periode Juni 2020 lalu. Aset perusahaan juga tercatat mengalami peningkatan tipis dibandingkan posisi akhir tahun lalu.
Selain itu anak usaha SIMP di bisnis perkebunan kelapa sawit dan karet, PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), melaporkan kenaikan laba bersih yang lebih fantastis lagi.
Laba bersih LSIP meningkat hingga 445% menjadi Rp 501,22 miliar pada akhir Juni 2021, dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 91,99 miliar.
Selain dari sawit, mayoritas kekayaan Salim diperoleh dari emiten konsumer Indofood, emiten ritel DNET serta emiten teknologi DCII dan Emtek.
Forbes mencatat pada tahun 2020 kekayaannya mencapai US$ 5,9 miliar atau setara dengan Rp 84,37 triliun (kurs Rp 14.300/US$), dan masuk dalam jajaran orang paling kaya di Tanah Air.
Susilo Wonowidjojo
Susilo Wonowidjojo memang lebih dikenal sebagai pemilik pabrik rokok Gudang Garam, salah satu emiten dengan harga nominal saham paling besar yang berbasis di Kediri, Jawa Timur.
Akan tetapi ia juga ikut masuk ke bisnis perkebunan kelapa sawit lewat perusahaannya Makin Group. Perusahaan sawit miliknya banyak terkonsentrasi di Provinsi Jambi dan Kalimantan Tengah lewat anak perusahaannya PT Matahari Kahuripan.
Makin Group memiliki total area lahan tertanam seluas 140.000 hektar di Sumatera dan Kalimantan, serta 13 pabrik pengolahan.
Menurut data Forbes, kekayaannya pada tahun 2020 yakni sebesar US$ 5,3 miliar (Rp 75,79 triliun).
Bachtiar Karim
Ia dikenal lewat sepak terjangnya di Musim Mas Group, konglomerasi yang bergerak di lini bisnis utama minyak sawit atau CPO.
Musim Mas Group merupakan salah satu perusahaan minyak sawit terintegrasi terbesar di dunia dengan operasi yang mencakup seluruh rantai nilai di wilayah Amerika, Eropa, dan Asia.
Bermula dari pabrik sabun Nam Cheong yang dimulai di Medan, kini Musim Mas memiliki operasi di 13 negara dengan produk turunan digunakan secara luas di berbagai industri.
Forbes mencatat pada tahun 2020 kekayaannya mencapai US$ 3,1 miliar atau setara dengan Rp 44,33 triliun.
NEXT: Ada Peter Sondakh dan Sukanto Tanoto
