Simak 8 Kabar Penting Ini, Ada Rencana BNI Mau Caplok Bank

Syarizal Sidik, CNBC Indonesia
18 October 2021 08:10
Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Akhir pekan kemarin, bursa saham domestik terus melanjutkan tren penguatannya seiring massifnya aksi beli bersih, terutama pelaku pasar asing.

Alhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0,11% ke level 6.633,33 dengan nilai transaksi Rp 17,59 triliun. Pelaku pasar asing tercatat melakukan pembelian bersih senilai Rp 1,50 triliun.

Bila dilihat sejak awal tahun, kinerja iHSG sudah menguat 10,54% dengan nilai net buy sebesar Rp 33,14 triliun.

Sebelum memulai transaksi pada perdagangan awal pekan ini, Senin (18/10/2021), cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia:

1.Ternyata Ini di Balik Rumor BNI Akuisisi Bank, ke Digital?

Perkembangan bank digital di tengah tren digitalisasi berhasil menarik minat sejumlah investor perbankan. Tahun ini beberapa bank besar bahkan sudah mendeklarasikan tertarik masuk ke layanan bank digital karena potensinya yang besar.

Salah satu bank BUMN yang dikabarkan mengakuisisi bank kecil untuk mendukung transformasi digital yang dilakukan yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Manajemen bank pelat merah ini sempat menyatakan memang perlu ada pertimbangan untuk mengakuisisi bank yang mampu melengkapi bisnis perusahaan.

Kalangan analis melihat ekspansi anorganik yang dilakukan bank-bank BUMN termasuk BNI dalam mengakuisisi bank kecil perlu memperhitungkan sejumlah faktor.

Head of Investment Avrist Asset Management Tubagus Farash Akbar Farich menilai BNI memang memiliki potensi yang besar untuk memiliki bisnis baru seperti bank digital. Apalagi BNI akan menjadi bank utama dari Indonesia untuk pasar luar Indonesia.

2. Ada yang Borong Saham Emiten Manoj Punjabi Rp 811 M, Siapa?

Saham PT MD Pictures Tbk (FILM) ditransaksikan di pasar negosiasi pada perdagangan hari ini, Jumat (15/10/2021). Transaksi terjadi sebanyak dua kali.

Transaksi pertama dilakukan antara investor domestik dengan investor domestic di harga Rp 428/unit sebanyak 2,7 juta lot saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp 115,56 miliar.

Adapun transaksi tersebut merupakan transaksi crossing melalui perantara broker PT Samuel Sekuritas (IF). Transaksi kedua asing tercatat sebagai pihak pembeli saham FILM dari investor domestik melalui broker PT CIMB Sekuritas Indonesia (YU) sebanyak 13,9 juta lot di harga Rp 500/unit. Nilai total transaksinya mencapai Rp 695,48 miliar.

Jika ditotal transaksi negosiasi di saham FILM mencapai 16,61 juta lot di harga rata-rata Rp 488/unit senilai Rp 811,04 miliar.

Di saat ada transaksi negosiasi yang cukup besar, harga saham FILM justru ambles 4,67% di pasar reguler. Saham FILM ditutup di Rp 408/unit dan ditransaksikan sebanyak 3.250 kali.

3. Tol Sumo Patungan Jasa Marga-Astra Dapat Utang BCA Rp 3,8 T

Emiten pengelola tol BUMN, PT Jasa Marga Tbk (JSMR), melalui anak usahanya, PT Jasamarga Surabaya - Mojokerto (PT JSM) memperoleh pembiayaan kredit sebesar Rp 3,80 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Hal ini disepakati dalam perjanjian kredit yang diwakili oleh pemegang saham kedua pihak pada Rabu lalu (13/10/2021) di Menara BCA, Jakarta.

Direktur Bisnis Jasa Marga Agus Setiawan mengatakan, pembiayaan kredit ini selain akan digunakan untuk pembiayaan kembali pinjaman kredit eksisting, juga untuk kegiatan pemeliharaan dan operasional di PT JSM, sekaligus untuk penguatan kas.

Dengan demikian ke depannya, kata Agus, kinerja dan layanan di Jalan Tol Surabaya - Mojokerto (Tol Sumo) bisa lebih meningkat dari sebelumnya, dibarengi dengan peningkatan teknologi yang digunakan.

4. Jumlah Perusahaan IPO di RI Paling Tinggi di ASEAN

Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan sampai dengan September 2021, jumlah perusahaan yang mencatatkan saham di BEI masih yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia, per September terdapat 38 perusahaan yang mencatatkan saham di bursa. Perolehan ini lebih tinggi dari pencatatan saham di Thailand sebanyak 24 perusahaan, Malaysia 23 perusahaan, Filipina 4 perusahaan dan 1 perusahaan di Singapura.

"Dari sisi perolehan emisi, meningkat dari tahun sebelumnya di kisaran Rp 5 triliun menjadi Rp 33,2 triliun per September 2021," kata Nyoman, di acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2021 dengan tajuk "Welcoming Tech IPOs: Trend, Challenges, Opportunites and Regulatory Perspective, Jumat (15/10/2021).

5.Kabar Baik IPO Startup, OJK: Aturan MVS Terbit Tahun Ini

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen menyatakan aturan mengenai Multiple Voting Share (MVS) untuk mengakomodasi pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan teknologi berstatus unicorn di pasar saham domestik akan terbit pada tahun ini.

Hal ini disampaikan Hoesen dalam acara acara webinar Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2021 dengan tajuk "Welcoming Tech IPOs: Trend, Challenges, Opportunites and Regulatory Perspective.

Hoesen meyakini, perusahaan unicorn di Indonesia jika melakukan penawaran umum perdana saham di dalam negeri berpotensi meningkatkan nilai kapitalisasi pasar BEI dan menarik bagi investor, baik lokal maupun global.

"Kami berharap aturan ini akan diterbitkan pada tahun ini. Kami akan berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia," kata Hoesen, Jumat (15/10/2021).

6. Rp 2,44 T Masuk Kocek Waskita, Lepas Tol Cibitung-Cilincing

Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR) telah menerima pembayaran penuh dari transaksi divestasi 55% kepemilikan saham di ruas tol Cibitung - Cilincing senilai Rp 2,44 triliun.

Ruas tol tersebut dikelola PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTP) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pemegang konsesi. Transaksi tersebut dilakukan antara WTR dengan PT Akses Pelabuhan Indonesia (PT API), anak perusahaan PT Pelindo (Persero), senilai Rp 2,445 triliun.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya, Taufik Hendra Kusuma mengatakan, pembayaran tersebut sesuai dengan perjanjian jual beli yang ditandatangani pada tanggal 1 Oktober 2021. Berdasarkan perjanjian tersebut, pembayar an transaksi dilaksanakan 14 hari setelah penandatanganan Perjanjian Jual Beli.

7. Induk Usaha SCTV Mau Buyback Saham Rp 200 M

Perusahaan induk media televisi SCTV, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) berencana melakukan pembelian kembali saham (buyback) dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp 200 miliar.

Berdasarkan prospektus yang disampaikan manajemen SCMA, pembelian saham kembali tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai pemegang saham dengan alokasi buyback paling banyak 20% dari modal disetor dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar (free float) sebesar 7,5% dari modal disetor.

Pasalnya, kondisi perdagangan saham di BEI sejak awal tahun 2020 mengalami tekanan yang signifikan yang diindikasikan dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 18,46% dan kondisi perekonomian regional dan global yang mengalami tekanan dan perlambatan, antara lain disebabkan oleh wabah virus COVID-19. Kemudian, OJK memberikan stimulus perekonomian dan mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi secara signifikan melalui SEOJK 3/2020.

8. Kejar Deadline, Bank Aladin Tambah Modal Lewat Rights Issue

PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) berencana untuk melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/rights issue) senilai 2 miliar saham atau setara dengan 13,21% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan setelah HMETD dengan nominal Rp 100/saham.

Berdasarkan prospektus yang dirilis perusahaan, dana hasil aksi korporasi ini rencananya akan digunakan untuk peningkatan aset produktif dalam rangka pengembangan usaha perusahaan.

Setiap pemegang satu saham perusahaan, nantinya akan berhak atas satu saham baru dengan harga pelaksanaan yang akan ditentukan kemudian. Namun jika seluruh saham baru yang ditawarkan tidak semuanya diserap oleh pemegang saham, maka akan dialihkan kepada pemegang HMETD yang memesan lebih dari haknya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular