Harga CPO Ambles, Pemicu Saham-saham Sawit Profit Taking

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
13 October 2021 10:36
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten produsen minyak sawit (crude palm oil/CPO) kompak terkoreksi di zona merah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (13/10/2021), masih terimbas tren aksi ambil untung oleh investor setelah pekan sebelumnya cenderung melesat.

Berikut pelemahan saham emiten sawit, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.03 WIB.

  1. Cisadane Sawit Raya (CSRA), saham -4,90%, ke Rp 388/saham

  2. Dharma Satya Nusantara (DSNG), -2,50%, ke Rp 585/saham

  3. Eagle High Plantations (BWPT), -2,08%, ke Rp 94/saham

  4. PP London Sumatra Indonesia (LSIP), -1,74%, ke Rp 1.410/saham

  5. Triputra Agro Persada (TAPG), -1,38%, ke Rp 715/saham

  6. Mahkota Group (MGRO), -1,36%, ke Rp 725/saham

  7. Astra Agro Lestari (AALI), -0,98%, ke Rp 10.125/saham

  8. Bakrie Sumatera Plantations (UNSP), -0,80%, ke Rp 124/saham

  9. Sampoerna Agro (SGRO), -0,77%, ke Rp 1.925/saham

  10. Tunas Baru Lampung (TBLA), -0,56%, ke Rp 885/saham

Menurut data di atas, saham CSRA memimpin pelemahan dengan turun 4,90% ke Rp 388/saham. Dalam sepekan saham ini ambles 14,10%, sementara dalam sebulan melesat 26,62%.

Kedua, saham DSNG yang melemah 2,50% ke Rp 585/saham. Dalam seminggu saham ini melorot 7,14%, sedangkan dalam sebulan melejit 14,71%.

Di bawah saham DSNG, saham BWPT tergerus 2,08%, setelah turun 2,04% pada perdagangan kemarin. Alhasil, dalam sepekan saham ini merosot 6,93%, tetapi masih melonjak 27,03% dalam sebulan.

Keempat, saham LSIP yang terkoreksi 1,74% ke Rp 1.410/saham. Dalam seminggu terakhir, saham Grup Salim ini melemah 4,73%, sedangkan dalam sebulan mendaki 30,41%.

Pagi ini, harga kontrak berjangka minyak sawit kembali melemah, melanjutkan penurunan pada 2 hari sebelumnya.

Pada Rabu (13/10) pukul 10:13 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia tercatat MYR 4.839/ton, turun 0,33% dari posisi penutupan hari sebelumnya.

Kemungkinan aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan investor belum usai.

Dengan ini, dalam sepekan harga CPO turun 0,68%, sementara dalam sebulan masih melesat 11,50%. Sementara, secara year to date (ytd) melonjak 29,94%.

Namun, sepertinya prospek harga CPO masih cerah. Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga CPO bisa melesat ke atas MYR 5.000/ton karena titik resistance MYR 4.910/ton sudah tertembus.

"Setelah menebus titik resistance MYR 4.910/ton, harga bisa naik ke kisaran MYR 5.196-5.276/ton," sebut Wang dalam risetnya.

Bahkan, lanjut Wang, ada proyeksi yang lebih optimistis. Saat titik resistance MYR 4.910/ton sudah tertembus, bukan tidak mungkin harga naik sampai ke MYR 5.341/ton.

Wang menilai saat ini harga CPO sedang mengarungi gelombang 5. Dalam kekuatan penuh, gelombang ini bisa membawa harga naik sampai ke rentang MYR 5.506-6.128/ton. Apabila harga benar-benar menyentuh 6.128/ton, maka ada lonjakan 24,12% dari posisi saat ini.

Kini, lanjut Wang, titik MYR 4.910/ton sudah menjadi titik support baru. Jika harga turun hingga menembus titik ini, maka ada peluang koreksi tipis ke MYR 4.824/ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngenes! CPO Babak Belur Pekan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular