Kapitalisasi Pasar Rp 100 T

Market Cap BCA-BRI Melonjak, Unilever Depak 2 Saham Sekaligus

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
11 October 2021 12:10
Bank BCA
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menorehkan kinerja terbaiknya pada pekan lalu, di mana indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut melesat ke level psikologis 6.400, bahkan IHSG pun sempat mencoba tembus level psikologis 6.500.

Sepanjang pekan lalu, IHSG melesat 4,06% secara point-to-point ke level ke posisi 6.481,77. Tak hanya melonjak, nilai transaksi IHSG pada pekan lalu juga tercatat kembali melesat, yakni mencapai Rp 89,73 triliun.

Pada pekan lalu, investor asing masih terus melakukan pembelian bersih (net buy) hingga mencapai Rp 10,31 triliun di pasar reguler dan sebesar Rp 360,36 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.

Dari data kapitalisasi pasar (market cap), BEI mencatat total 10 besar saham berkapitalisasi terbesar (big cap) pada akhir pekan lalu kembali meningkat, yakni menjadi Rp 3.209 triliun, dari pekan sebelumnya sebesar Rp 3.011 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten8 OktNo.Emiten1 OktNo.Emiten24 Sept
1.BCA/BBCA8901.BCA/BBCA8251.BCA/BBCA804
2.Bank BRI/BBRI6242.Bank BRI/BBRI5862.Bank BRI/BBRI571
3.Telkom/TLKM3763.Telkom/TLKM3633.Telkom/TLKM353
4.Bank Mandiri/BMRI3194.Bank Mandiri/BMRI2824.Bank Mandiri/BMRI276
5.Astra/ASII2395.Astra/ASII2215.Bank Jago/ARTO219
6.Unilever/UNVR1826.Bank Jago/ARTO2076.Astra/ASII208
7.Bank Jago/ARTO1777.Chandra Asri/TPIA1527.Chandra Asri/TPIA156
8.Chandra Asri/TPIA1588.Unilever/UNVR1478.Unilever/UNVR151
9.Sampoerna/HMSP1309.Sampoerna/HMSP1199.Emtek/EMTK119
10.Bank BNI/BBNI11410.DCI/DCII10910.Sampoerna/HMSP113

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (8/10/2021)

Berdasarkan data di atas, hampir seluruh saham big cap mengalami penguatan, di mana penguatannya juga cukup besar.

Hanya satu saham yang market cap-nya mengalami penurunan, yakni saham PT Bank Jago Tbk (ARTO), yang turun sebesar Rp 30 triliun menjadi Rp 177 triliun per akhir pekan lalu.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yang merupakan saham big cap terjumbo pada akhir pekan lalu kembali mencetak rekor kenaikan, yakni melonjak sebesar Rp 65 triliun menjadi Rp 890 triliun.

Sedangkan market cap saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga naik cukup signifikan sebesar Rp 38 triliun menjadi Rp 624 triliun pada akhir pekan lalu.

Sementara itu, market cap saham konsumer PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada pekan lalu berhasil menyusuli dua saham sekaligus, yakni saham ARTO dan saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)

Market cap Saham UNVR sendiri mengalami kenaikan sebesar Rp 35 triliun menjadi Rp 182 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 147 triliun.

Sementara itu, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) akhirnya berhasil masuk ke jajaran 10 besar big cap BEI pada perdagangan akhir pekan lalu, mendepak saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII).

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

NEXT: Simak Sentimen Sepekan

Beberapa sentimen positif yang mewarnai IHSG selama sepekan mayoritas berasal dari domestik. Pertama, terkait reli harga komoditas yang turut mendorong harga saham produsennya, misalnya saham batu bara, migas, hingga sawit.

Kenaikan harga energi tersebut dipicu oleh adanya krisis energi yang melanda berbagai negara akibat kelangkaan pasokan gas.

Dengan harga gas yang naik terus, perburuan terhadap sumber-sumber energi primer pun menggila. Bahkan batu bara yang sempat 'dicuekin' kini kembali dilirik.

Indonesia adalah eksportir terbesar dunia untuk batu bara dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). Kenaikan harga dua komoditas ini tentu akan mendongkrak kinerja ekspor Indonesia. Tidak hanya menggairahkan perekonomian nasional, kenaikan ekspor juga akan menopang stabilitas nilai tukar rupiah.

Kedua, sikap optimisme investor juga didukung oleh data dari cadangan devisa (cadev) RI yang kembali melonjak pada periode September 2021.

Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa RI pada periode September 2021 tercatat sebesar US$ 146,9 miliar, melesat US$ 2,1 miliar dari Agustus 2021 dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," sebut keterangan tertulis BI.

Di samping sentimen positif, sentimen negatif yang turut mewarnai pergerakan IHSG selama sepekan, misalnya, datang dari Negeri Tirai Bambu China.

Investor saat ini masih mencermati perkembangan krisis utang pengembang properti China. Setelah Evergrande, ada dua perusahaan properti China yang kini menjadi pantauan pelaku pasar.

Mereka adalah Fantasia Holdings dan Sinic Holdings. Khusus Fantasia sudah mengalami gagal bayar (default), sementara Sinic berpotensi default.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular