
Evergrande Menular, 2 Raksasa China Terinfeksi & Mau Bangkrut

Satu perusahaan properti China yang terancam gagal bayar ialah. Sinic Holdings (Group) merupakan perusahaan properti China yang juga tercatat di Bursa Efek Hong Kong (kode saham 2103) dan mulai diperdagangkan pada 15 November 2019.
Hingga akhir tahun lalu, pemegang saham utama Sinic terdiri dari TMF (Cayman) Ltd, Honoured Ever Oriental Holdings Limited, Xin Hong Company Limited, Sinic Group Company Limited, Sinic Holdings Group Company Limited yang merupakan pemilik manfaat (beneficial owner) dan Wu Chengping.
Sinic Group Company Limited sepenuhnya dimiliki oleh Xin Hong Company Limited. Sedangkan Xin Hong Company Limited sendiri sepenuhnya dimiliki oleh Honored Ever Oriental Holdings Limited.
TMF (Cayman) Ltd. adalah wali amanat dari Honored Ever Trust, discretionary trust yang didirikan oleh Zhang Yuanlin yang juga merupakan direktur eksekutif perusahaan. Sedangkan Wu Chengping merupakan istri dari Zhang Yuanlin.
Zhang Yuanlin tercatat sebagai salah satu orang terkaya di China. Dalam daftar orang terkaya tahun 2021, jumlah harta yang dimiliki Zhang Yuanlin diperkirakan mencapai US$ 1,6 miliar (Rp 22,88 triliun), dan tercatat sebagai orang terkaya nomor 354 di China.
Akan tetapi menyusul ambruknya saham properti yang ia miliki, namanya absen dalam daftar real time billlionaire Forbes.
Harga saham Sinic Holdings di Bursa Hong Kong saat ini berada di harga HK$ 50 sen, sejak tanggal 17 September lalu ketika isu krisis properti melanda, saham ini telah melemah hingga 87% dari semula senilai HKD 3,85 per saham.
Sama seperti Fantasia, jika dilihat secara terbatas berdasarkan laporan keuangan interim perusahaan, hingga akhir Juni 2021 jumlah total aset lancar perusahaan juga masih lebih besar dari kewajiban jangka pendek.
Aset lancar Sinic tercatat sebesar 92,52 miliar yuan (Rp 204,43 triliun), akan tetapi lebih parah dari Fantasia yang memasukkan properti siap jual sebagai aset lancar, di tengah krisis properti Sinic memasukkan properti yang sedang dikembangkan sebagai aset lancar. Nilainya pun lebih dari setengah total aset lancar atau mencapai 55,41 miliar yuan.
Artinya jika tidak menghitung properti yang sedang dibangun aset lancar SInic hanya sejumlah 37,11 miliar yuan atau lebih kecil dari kewajiban jangka pendek perusahaan.
Total kewajiban jangka pendek perusahaan 75,43 miliar yuan (Rp 166,67 triliun), sedangkan kewajiban jangka panjang perusahaan hanya sejumlah 16,37 miliar yuan.
Pendapatan perusahaan tercatat naik menjadi 11,22 miliar yuan dengan laba bersih juga meningkat menjadi 8,70 miliar yuan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
