Kapitalisasi Pasar Rp 100 T

Market Cap BCA Melonjak, HMSP-DCII Depak Emtek dari 10 Besar

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
04 October 2021 13:10
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pada Senin (27/9/2021) awal pekan lalu, pergerakan IHSG yang ditutup melemah 0,36% masih dibayangi oleh perkembangan kasus krisis likuiditas raksasa properti asal China, Evergrande.

Pelemahan tersebut berlanjut pada Selasa (28/9/2021), ketika indeks acuan saham nasional tersebut turun 0,15%, di tengah memerahnya 330 saham.

Pelemahan selama 2 hari tersebut dibayar dengan lonjakan pada Rabu (29/9/2021) ketika IHSG melesat 0,81% dan pada Kamis (30/9/2021) saat IHSG melambung 2,02% dan menyentuh level psikologis 6.200.

Bursa saham domestik berhasil menguat selama Rabu dan Kamis di tengah sentimen pasar yang kurang mendukung, mulai dari perkembangan kasus Evergrande, bursa saham New York yang 'kebakaran', hingga kontraksi Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) China.

Sementara, pada Jumat (1/10/2021) akhir pekan lalu, IHSG kembali memerah 0,92%, seiring dengan adanya aksi ambil untung (profit taking) para investor setelah IHSG melonjak pada hari sebelumnya.

Pada Jumat pekan lalu, ada dua rilis data ekonomi domestik yang penting. Pertama adalah data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) RI periode September 2021 yang tercatat naik menjadi 52,2.

Indeks PMI manufaktur menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di dalam negeri mulai ekspansif seiring dengan pelonggaran yang diterapkan pemerintah di berbagai wilayah.

Rilis data kedua adalah inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadinya deflasi sebesar 0,04% secara bulanna (month-on-month/mom) di bulan September. Namun jika dibandingkan dengan tahun lalu, inflasi tercatat naik 1,6%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular