
Ngerinya Evergrande! Bisa Picu Krisis Seperti Lehman Brothers

Pada bulan Agustus, perusahaan konstruksi yang dikontrak untuk membangun kota wisata budaya di Nantong mengumumkan penghentian proyek karena tagihan yang belum dibayar oleh Evergrande. Jiangsu Nantong Sanjian Construction Group mengatakan telah berinvestasi 500 juta yuan dari ke dalam proyek tersebut dan Evergrande baru membayar kurang dari 290 juta yuan.
Sanjian memiliki kontrak konstruksi lain dengan Evergrande dan anak perusahaannya. Pada September, Evergrande berutang kepada perusahaan di Nantong sekitar 20 miliar yuan.
Pada Agustus 2020, Evergrande memiliki 8.441 perusahaan mitra dari hulu ke hilir. Jika aliran uang Evergrande berhenti, operasi normal perusahaan-perusahaan ini juga akan terganggu, dan beberapa bahkan berpotensi bangkrut.
Evergrande sangat bergantung pada 'kertas komersial' untuk membayar mitra konstruksi dan pemasok. Di antara pembayaran yang dilakukan ke Sanjian, hanya 8% dalam bentuk tunai dan sisanya dalam bentuk surat berharga.
Awalnya, kertas tersebut tersebut berupa wesel enam bulan dengan tingkat bunga tahunan sebesar 15% -16%. Sekarang sebagian besar memiliki bunga lebih dari 20%. Pemegang surat berharga tersebut dapat menjual dengan harga diskon untuk mendapatkan uang tunai. Pada 2017-18, surat utang Evergrande dijual dengan harga diskon 15%-20%. Sejak Mei 2021, surat yang masih laku dijual telah didiskon hingga 55%, menurut seseorang yang mengetahui transaksi tersebut.
Untuk pemasok kecil dan menengah, memiliki surat berharga Evergrande dalam jumlah besar adalah beban berat. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah pemasok menggugat Evergrande karena pelanggaran kontrak tetapi sering berakhir dengan perjanjian damai di pengadilan.
Evergrande juga menawarkan opsi "utang diganti properti" kepada pemegang surat berharga komersialnya. Dari 1 Juli hingga 27 Agustus, Evergrande menjual properti kepada pemasok dan kontraktor untuk mengurangi total beban utang sebesar 25 miliar yuan.
