Kemarin Ambles Nyaris 3%, Harga Nikel Bangkit!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 17/09/2021 13:15 WIB
Foto: Infografis/Wow! Ini Tambang Nikel Terbesar Sejagat, RI Ada Lho/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia rebound pada perdagangan siang hari ini setelah terkoreksi 2,8% pada perdagangan kemarin. Fitch Solutions Country Risk & Industry memperkirakan defisit pasokan nikel rafinasi pada 2021 semakin melebar karena permintaan dari China.

Pada Jumat (17/9/2021) pukul 11:40 WIB, harga nikel pasar London (London Metal Exchange/LME) tercatat US$ 19.440/ton. Naik 0,24% dari posisi kemarin.


Sumber: Investing.com

Pada laporannya terbarunya, Fitch Solutions Country Risk & Industry memperkirakan produksi nikel rafinasi pada 2021 sebesar 2.296 ton. Sedangkan konsumsi sebesar 2.531 ton. Sehingga menyebabkan defisit 235 ton. Naik dibanding defisit 2020 sebesar 198 ton.

Defisit ini akan terus membengkak hingga tahun 2025 karena peningkatan produksi baja tahan karat (stainless steel) China. Begitu juga dengan permintaan nikel untuk baterai mobil listrik seiring dengan proyeksi penjualan yang terus meningkat.

Setelah 2025, defisit akan terus menurun karena produksi dari Indonesia yang diperkirakan akan terus meningkat untuk memenuhi permintaan global terutama konsumsi dari baterai mobil listrik. Fitch Solutions Country Risk & Industry memprediksi harga nikel pada kuartal-IV 2021 akan melemah karena permintaan dari China yang menurun.

Rilis data aktivitas manufaktur dan ouput industri pada bulan Agustus 2021 yang turun jadi sinyal melambatnya aktivitas ekonomi negeri panda tersebut. Alhasil, produksi stainless steel China diperkirakan akan terdampak negatif. Ujung-ujungnya permintaan nikel dunia akan menyusut.

Sebagai informasi, nikel merupakan salah satu komponen dalam pembuatan baja anti karat (stainless steel). Sehingga gangguan produksi dapat berpengaruh terhadap permintaan nikel.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Forum Industri Nikel Minta Kenaikan Tarif Royalti Dikaji Ulang