Jakarta, CNBC Indonesia - Langkah strategis Grup Emtek milik Keluarga Sariaatmadja lewat PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) yang berencana mencaplok 66% saham pengelola rumah sakit, RS Grha Kedoya, PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK), menjadi sorotan investor.
Bahkan rencana ini mulai dilakukan Emtek pada 9 September pekan lalu dengan membeli 167.340.000 saham atau 18% saham RSGK di harga Rp 1.720/saham senilai Rp 287,82 miliar.
Emtek atau PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang dipimpin Eddy Kusnadi Sariaatmadja sudah memiliki SAME yang mengelola Omnis Hospitals.
"Harga pembelian di Rp 1.720, tanggal transaksi 9 September 2021, status kepemilikan saham langsung," kata Jusup Halimi, Presdir SAME dan Armen Antonius Djan, Direktur SAME, dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (13/9/2021).
Sebelumnya SAME sudah memegang 4.511.000 saham atau 0,49% saham SRGK sehingga dengan pembelian itu maka porsi sahamnya menjadi 171.851.000 saham atau 18,49%.
Rencana Sariaatmadja masuk lagi ke bisnis rumah sakit kian menambah daftar crazy rich RI yang juga melihat prospek cuan di sektor tersebut.
Sebut saja, ada Keluarga Riady pemilik Grup Usaha Lippo dengan RS Siloam yang ada di bawah Grup Lippo yakni PT Siloam Internasional hospital Tbk (SILO).
Selanjutnya, ada Dato' Sri Tahir, pemilik emiten pengelola RS Mayapada, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ). Ada juga emiten pengelola RS Mitra Keluarga milik pendiri PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Boenjamin Setiawan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).
Selain itu, emiten investasi yang didirikan oleh Edwin Soeryadjaya dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) juga memiliki portofolio RS, yakni jaringan RS Primaya Hospital. Primaya Hospital sendiri berada di bawah Awal Bros Group Hospital yang dimiliki oleh pengusaha Arfan Awaloeddin.
Adapun khusus Sariaatmadja, mereka membeli Omni Hospital dan sudah mengkonsolidasikan dengan RS grup Emtek sebelumnya, yakni EMC (Elang Medika Corpora).
Sebelumnya pada 30 November 2020, EMTK mencaplok 71,88% saham SAME. Grup Emtek membeli 4,24 miliar saham emiten itu senilai RP137 per saham dan total Rp 581,01 miliar.
Di sisi lain, Kedoya Adyaraya yang bakal dibeli Emtek adalah perusahaan pengelola rumah sakit yang dikendalikan oleh Hungkang Sutedja, anak dari taipan The Ning King.
Lantas siapa emiten RS aset oke?
Berikut total aset dari lima emiten pengelola rumah sakit, yakni PT Siloam Internasional hospital Tbk (SILO), PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), dan emiten anyar PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK). Satu emiten lagi belum masuk rekapitulasi yakni PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).
Total Aset 5 Emiten Pengelola RS
Kode Emiten | Total Aset (Rp) |
SILO | 8.73 T |
MIKA | 7.07 T |
SRAJ | 4.35 T |
SAME | 2.07 T |
RSGK | 752.74 M |
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), Juni 2021
Berdasarkan data BEI, SILO menjadi emiten dengan total aset terbesar di antara yang lainnya, yakni Rp 8,73 triliun per akhir Juni 2021. Lebih rinci, jumlah aset lancar SILO mencapai Rp 2,81 triliun dan aset tidak lancar mencapai Rp 5,92 triliun.
Pada semester I tahun ini, perseroan akhirnya berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 291,54 miliar, di mana pada periode yang sama pada tahun 2020, perseroan mencatatkan rugi bersihnya sebesar Rp 130,04 miliar.
Hal ini karena kenaikan pendapatan perseroan pada semester I-2021, yakni naik sebesar 52% menjadi Rp 3,81 triliun, dari sebelumnya pada semester I-2020 sebesar Rp 2,51 triliun. Kenaikan pendapatan perseroan ditopang oleh perawatan pasien, baik dari rawat inap maupun rawat jalan.
Di posisi kedua, ada MIKA dengan total aset Rp 7,07 triliun per semester I 2021. Porsi total aset lancar tercatat lebih tinggi sedikit dibandingkan aset tidak lancar, yakni Rp 3,62 triliun. Sementara, aset tidak lancar perusahaan sebesar Rp 3,45 trilliun.
Mengenai kinerja keuangan teranyar, sepanjang semester I tahun ini, pendapatan MIKA tumbuh 65,80% secara tahunan dari Rp 1,44 triliun pada semester I 2020 menjadi Rp 2,39 triliun pada periode yang sama 2021.
Sejurus dengan itu, laba bersih perusahaan juga naik signifikan sebesar 133,30% secara tahunan menjadi Rp 615,88 miliar per akhir Juni 2021.
Kemudian, ketiga, SRAJ yang memiliki total aset Rp 4,35 triliun pada kuartal I 2021. Total aset lancar perusahaan tercatat Rp 938,22 miliar, sementara total aset tidak lancar sebesar Rp 3,42 triliun.
Sepanjang kuartal-I 2021, pendapatan SRAJ melesat 77,39% secara tahunan menjadi Rp 500,45 miliar. Perusahaan berhasil membalik rugi bersih Rp 9,42 miliar pada triwulan I 2020 menjadi laba bersih Rp 68,14 miliar pada periode yang sama tahun ini.
Lebih lanjut, SAME memiliki total aset Rp 2,07 triliun per 30 Juni 2021, dengan total aset lancar Rp 342,85 miliar dan total aset tidak lancar Rp 1,72 triliun.
Di posisi paling buncit, RSGK--yang baru melantai di bursa pada Rabu (8/9) pekan lalu--mempunyai total aset Rp 752,74 miliar pada akhir 2020. Angka tersebut terdiri dari total aset lancar Rp 121,49 miliar dan total aset tidak lancar Rp 631,26 miliar.