Tak Sekadar Bisnis, Ini Misi Penting Holding Ultra-Mikro BRI

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 September 2021 17:50
Menteri BUMN Erick Thohir
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (kedua dari kanan) dan Direktur Utama BRI Sunarso (ketiga dari kanan) diapit oleh Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto (paling kiri) dan Direktur Utama PNM Arief Mulyadi.

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memfinalisasi penerbitan saham baru (rights issue) untuk membentuk holding ultra-mikro (UMi). Tak cuma berorientasi laba, di baliknya ada peran penting yang krusial bagi perekonomian.

Tahun pandemi menjadi momentum berkonsolidasi. Dengan restu dan arahan Kementerian BUMN, BRI bersinergi dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian untuk membentuk perusahaan induk (holding) UMi.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan hal ini menjadi tonggak bersejarah berdirinya holding Ultra Mikro yang memiliki visi ekonomi kerakyatan.

"Saya berterima kasih atas komitmen tiga BUMN mewujudkan Holding Ultra Mikro dan ini merupakan momentum kebangkitan ekonomi nasional melalui penciptaan lapangan kerja baru dan penyerapan tenaga kerja," ujarnya.

Holding Ultra Mikro, tambahnya, akan memberikan berbagai kemudahan dan biaya pinjaman dana yang lebih murah dengan jangkauan yang lebih luas, pendalaman layanan, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

Erick menekankan bahwa hadirnya holding akan memperkuat model bisnis masing-masing perseroan. BRI, Pegadaian dan PNM akan saling melengkapi memberikan layanan keuangan yang terintegrasi untuk keberlanjutan pemberdayaan usaha ultra mikro.

Aksi korporasi holding UMi ini memiliki nilai strategis karena memungkinkan BRI menggarap pasar ultra mikro (pasar kredit dengan nilai Rp 5 jutaan/nasabah) yang bank manapun di Republik ini tak mampu menggarapnya secara optimal. BRI saja baru menggarap sekitar 4 juta nasabah ultra mikro.

PNM adalah instusi keuangan non-bank yang terdepan menggarap ultra-micro dengan program UlaMM (Unit Layanan Modal Mikro), menyasar nasabah yang belum tergarap layanan bank (unbanked)dan yang tak masuk kriteria debitor bank (unbankable).

Sementara itu, PT Pegadaian menggarap pasar ini dengan memberikan layanan keuangan non-bank, yakni gadai, untuk nasabah yang sudah terlayani perbankan. Keduanya, menurut catatan Tim Riset CNBC Indonesia, menggarap 10 juta nasabah ultra mikro.

Padahal, menurut data Kementerian BUMN, pelaku usaha ultra mikro di Indonesia mencapai 57 juta. Dari jumlah itu, baru 15 juta yang sudah mendapat layanan keuangan dari lembaga formal (bank, perusahaan gadai, PNM, dan teknologi finansial/fintech).

Sisanya, masih mendapat layanan keuangan dari rentenir sebanyak 5 juta orang dan 7 juta orang mengandalkan bantuan kerabatnya. Wilayah inilah yang sampai sekarang disasar oleh mereka yang memberikan jasa perbankan tak resmi (shadow banking).

Mereka inilah yang akan digarap BRI setelah kedua perusahaan tersebut bergabung dalam ekosistem besar BRI dan melipatgandakan kapasitas dan jejaring layanan yang bisa digunakan untuk menggapai pasar ultra mikro tersebut. Targetnya, mengacu pernyataan Erick, holding UMi bisa menjangkau sekitar 18 juta nasabah ultra mikro di pelosok Tanah Air.

Dengan bergabungnya dua raksasa ultra-mikro (PNM dan Pegadaian) ke pelukan BRI selaku penguasa UMKM, Indonesia bakal memiliki ekosistem pengembangan usaha yang terpadu mulai dari ultra-mikro, mikro, kecil, menengah, hingga perusahaan besar.

Mengutip Direktur Utama Bank BRI Sunarso, holding UMi akan menghasilkan lembaga pemberdayaan mikro dan ultra mikro terbesar dengan ekosistem keuangan terlengkap. Ekosistem ultra mikro yang dibangun berdasarkan sinergi model bisnis BRI, Pegadaian, dan PNM akan memberikan journey layanan keuangan terintegrasi bagi pelaku usaha di segmen tersebut.

Journey dimulai dengan fase empower di mana PNM melalui model bisnis group lending-nya memberi program pemberdayaan bagi nasabah unfeasible dan unbanked untuk menjadi pengusaha ultra mikro independen. Selanjutnya pada fase integrasi, saat nasabah PNM sudah feasible dengan kapasitas bisnis meningkat, dapat ditawarkan produk BRI dan Pegadaian.

"Tujuan akhir dari integrated journey dalam ekosistem ultra mikro ini adalah fase upgrade, di mana nasabah UMi telah berkembang menjadi pengusaha dengan kapasitas bisnis yang lebih matang dan siap naik kelas ke segmen mikro," ujar Sunarso.

Sementara itu, Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto menambahkan jika sinergi ekosistem ultra mikro yang terbentuk karena holding akan memberikan akses layanan keuangan lebih luas dan lebih mudah kepada pelaku usaha di segmen tersebut.

Optimisme senada diungkapkan Direktur Utama Permodalan Nasional Madani Arief Mulyadi. Menurutnya, ketiga entitas sudah melakukan integrasi terutama dalam sumber daya, infrastruktur dan data.

PNM yang selama ini unggul menggarap nasabah ultra-mikro bakal berada di garda terdepan untuk memperluas jangkauannya, dengan dukungan jaringan dan pendanaan BRI. Layanan UMi oleh ketiganya bakal terintegrasi dengan jasa Pegadaian, dan jasa keuangan lain seperti asuransi dan pengelolaan investasi yang ada dibawah bendera BRI.

qSumber: Perseroan

Integrasi layanan ini menjadi yang pertama di Indonesia, di mana lembaga keuangan memiliki layanan kredit yang terintegrasi secara vertikal. Gabungan ratusan ribu agen dan kantor cabang mereka di daerah, di mana nasabah UMi umumnya berlokasi dan sulit dicapai perbankan konvensional, akan menciptakan revolusi inklusi keuangan

Dengan konsep holding UMi tersebut, pemerintah sedang melakukan gerakan turun ke bawah (turba) dalam perkreditan, di mana layanan perbankan dihadirkan hingga ke sektor terbawah di perekonomian, tetapi dengan biaya rendah dan efisien. Mengutip Direktur BRI Sunarso, inilah strategi go smaller, go shorter, go faster, dan go cheaper.

Hal ini akan memicu efek bergulir sangat besar bagi perekonomian, karena ekonomi Indonesia sejatinya ditopang oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang potensinya besar di pelosok daerah, tetapi terkendala oleh permodalan dan akses pasar.

Kehadiran holding UMi bakal menjadi jawaban atas persoalan permodalan dan akses pasar yang membuat pelaku usaha ultra-mikro tak bisa berkembang. Selama ini, PNM dan Pegadaian tidak mampu berlari kencang memperluas layanan mereka karena terkendala cost of financing yang besar.

Keduanya bergantung pada pasar modal terutama obligasi untuk membiayai pinjaman ke nasabah ultra-mikro. Dengan kupon antara 7-10%, pendanaan obligasi sangat mahal jika dibandingkan dengan perbankan yang cost of fund-nya berkisar 3-5% melalui dana pihak ketiga (DPK).

Kini, kehadiran BRI akan mengubah itu. DPK BRI yang mencapai Rp 1.096 triliun akan menjadi mata air pendanaan berbiaya murah bagi PNM dan Pegadaian untuk menggarap nasabah ultra-mikro. Efisiensi pun meningkat karena sinergi dan ko-lokasi ketiganya, sehingga menurunkan biaya operasional (dan berujung pada meningkatnya rentabilitas).

Dalam tataran operasional, BRI bakal menggunakan teknologi digital, lewat inisiatif UMi corner, platform digital sales terintegrasi yang memungkinkan joint-acquisition bagi 3 BRI, Pegadaian, dan PNM.

Jika model bisnis segmen UMi ini berjalan, BRI bakal menjadi lembaga keuangan dengan portofolio binis berkelanjutan yang terbesar di Indonesia. Model bisnis demikian terkategori sebagai bisnis berbasis Environmental, Social, and Green (ESG).

qSumber: Perseroan

Dengan bisnis berkelanjutan berskala terbesar, BRI pun bakal menjadi bank yang tak bisa disaingi oleh siapapun, karena memiliki basis nasabah terbesar, pengembangan yang terintegrasi secara vertikal dan horisontal, serta loyalitas nasabah yang kuat.

Berbekal keunggulan tersebut, Tim Riset CNBC Indonesia menilai pertumbuhan kredit BRI sebesar 14% dalam 5 tahun ke depan akan sangat mungkin dicapai, tanpa ada persoalan permodalan. Kuncinya terletak pada totalitas BRI melayani pasar UMKM.

Premi risiko yang tinggi di segmen ini sejalan dengan margin yang cukup tinggi bagi BRI. Tidak banyak atau-ke  depannya setelah holding UMi terbentuk-tidak ada bank yang melayani mereka (di segmen mikro dan ultra mikro) dengan dedikasi dan loyalitas seperti halnya BRI.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular