
Singapura Darurat Covid-19, Duh..Nasib Pasar Sahamnya Gimana?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Singapura pada perdagangan hari ini, Jumat (10/9) terpantau bergerak di zona hijau mengikuti pergerakan bursa saham Asia lainnya, meskipun di negaranya sedang menghadapi lonjakan kasus virus corona (Covid-19) hingga terus mencetak rekor tertingginya dalamĀ 3 hari terakhir.
Berdasarkan data dari RTI pada pukul 10:35 WIB, indeks saham Straits Times (STI) terpantau menguat 0,64% ke level 3.091,35.
Namun pada penutupan perdagangan Rabu (8/9/2021) lalu, STI sempat ditutup ambles lebih dari 1% atau lebih tepatnya 1,27% ke level 3.068,94. Selama tiga hari terakhir, hanya pada perdagangan Rabu saja yang ambles hingga lebih dari 1%.
Dalam sepekan terakhir, STI masih terpantau naik tipis 0,08%. Namun dalam sebulan terakhir, STI terpantau ambruk hingga 2,87%.
Singapura kembali melaporkan rekor kasus Covid-19 harian di negeri itu, tertinggi selama setahun terakhir sejak 5 Agustus 2020. Di mana per Kamis (9/9/2021), ada 450 kasus lokal baru yang dicatat Kementerian Kesehatan Singapura (MOH).
Angka ini naik dari rekor Rabu lalu sebanyak 347 kasus. Padahal angka itu juga memecahkan rekor Selasa (7/9/2021), di mana tercatat ada 332 transmisi lokal baru.
"Ada 450 kasus lokal Covid-19 hari ini. Di antara kasus lokal hari ini, ada 108 orang tua di atas 60 tahun," kata MOH dalam pernyataannya.
Secara rinci ada 11 klaster kasus yang dipantau ketat. Yakni klaster Hu Lee Impex, Sembcorp Marine Tuas Boulevard Yard, Rumah Sakit Umum Changi, Bugis Junction, klaster pertukaran staf Bus Toah Payoh, Bus Tampine, Bus Boon Lay, Bus Punggol, dan Bus Jurong, lalu North Coast Lodge dan konstruksi 30 Sunview Way.
"Kami secara cermat memantau sejumlah klaster yang telah dibatasi (pergerakan manusianya) melalui penelusuran, pengujian dan isolasi." ujar MOH lagi.
Kamis kemarin, MOH juga melaporkan adanya satu kasus kematian baru yang melibatkan seorang wanita 62 tahun. Ia terinfeksi sejak 6 September dan belum divaksin serta memiliki sejarah penyakit kanker dan bronkiolisis.
Secara tren kasus Singapura memang terus mengalami kenaikan. Sejak 23 Agustus, Singapura sendiri telah mengonfirmasi masuknya varian Delta di negeri itu.
Mengutip Worldometers, secara total ada 2.770 kasus aktif di Singapura saat ini dengan tujuh kasus serius. Sejak Covid-19 muncul, ada total 70.039 warga terinfeksi dengan 57 kematian.
Sementara itu, pemerintah Singapura mengaku akan merubah fokus pelaporan kasus Covid-19 di tengah kenaikan kasus yang kembali terjadi. Otoritas akan mengarahkan laporan ke kapasitas rumah sakit di negeri itu.
Bloomberg menulis, ini dilakukan guna mengarahkan pengelolaan Covid-19 sebagai endemik. Dalam epidemiologi, infeksi dikatakan endemik dalam suatu populasi ketika itu terus-menerus terjadi dalam jangka waktu lama.
Sebelumnya dalam konferensi persnya, pemerintah Singapura memang meyakini bakal ada peningkatan kasus secara eksponensial di negeri itu. Ketua Gugus Tugas Covid-19 Singapura, Lawrence Wong mengatakan Singapura dapat memiliki 1.000 kasus per hari dalam dua minggu ini atau mungkin 2.000 per hari dalam sebulan ke depan.
Kembali dari pergerakan pasar saham Singapura, jika dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sebulan terakhir, pergerakan STI cenderung lebih stabil, namun trennya masih dalam penurunan.
Sementara di IHSG, walaupun rebound-nya tergolong cepat, namun pergerakan dalam sebulan terakhir cenderung volatil dan tentunya berbalik arah ke zona merahnya juga cepat.
Jadi dapat dikatakan bahwa indeks Straits Times lebih 'kebal' dibandingkan dengan IHSG dalam hal merespons sentimen baik dan buruk.
Walaupun pasar saham Negeri Singa juga turut terkoreksi dalam karena sentimen dari melonjaknya kasus Covid-19 di Negeri Singa, namun hal itu tak membuat pasar sahamnya terkesan 'galau', meskipun potensi rebound-nya cenderung lebih lambat dari IHSG.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Covid Rekor 1.000/hari, Bursa Singapura 'Kebal' Corona?
