Tak Peduli Ekonomi Jepang Loyo Lagi, Bursa Asia Tetap Menghijau

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
15 February 2024 08:57
Bursa Asia
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka kompak menguat pada perdagangan Kamis (15/2/2024), setelah sebagian besar berjatuhan kemarin karena data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari ekspektasi, memicu kekhawatiran bank sentral AS mungkin mempertahankan suku bunga untuk waktu yang lebih lama.

Per pukul 08:10 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,71%, Straits Times Singapura bertambah 0,27%, ASX 200 Australia terapresiasi 0,66%, dan KOSPI Korea Selatan tumbuh 0,31%.

Sementara untuk pasar saham China hingga hari ini belum dibuka karena masih libur dalam rangka Imlek. Adapun pasar saham China akan kembali dibuka pada Senin pekan depan.

Dari Jepang, pada hari ini data awal pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2023 telah dirilis. Mirisnya, perekonomian Jepang kembali mengalami kontraksi karena tingginya inflasi yang menghambat permintaan domestik dan konsumsi swasta.

Produk domestik bruto (PDB) sementara Jepang pada kuartal IV-2023 mengalami kontraksi 0,4%, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022. Bahkan, angka ini jauh di bawah perkiraan median survei pasar Reuters yang mencapai 1,4%.

Secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq),PDB Jepang pada kuartal terakhir di 2023 juga berkontraksi menjadi 0,1%, namun masih lebih baik sedikit dari periode kuartal III-2023 yang berkontraksi 0,8%.

Adapun deflator PDB pada kuartal keempat mencapai 3,8% secara tahunan. Konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari separuh perekonomian, turun 0,2%.

Penurunan PDB basis kuartalan yang sudah terjadi selama dua kuartal beruntun membuat Jepang resmi terjerumus ke dalam resesi teknis, yang memperumit tuntutan normalisasi suku bunga bagi Gubernur bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ), Kazuo Ueda dan dukungan kebijakan fiskal bagi Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasik yang cenderung menguat terjadi di tengah berhasil rebound-nya bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin.

IndeksDow Jones Index (DJI) ditutup menguat 0,4%, S&P 500 melesat 0,96%, dan Nasdaq Composite berakhir melonjak 1,3%.

Wall Street berakhir menguat tajam kemarin karena platform ride-hailing Lyft dan Uber menguat, sementara Nvidia menggantikan Alphabet sebagai perusahaan paling bernilai ketiga di pasar saham AS.

Uber melonjak hampir 15% ke rekor tertinggi, didorong oleh rencana pembelian kembali saham senilai US$7 miliar. Sedangkan Lyft melonjak 35% setelah labanya melampaui perkiraan dan dikatakan akan menghasilkan arus kas bebas positif untuk pertama kalinya pada tahun 2024.

Nvidia menyalip kapitalisasi pasar Alphabet menjelang hasil kuartalan pembuat chip AI yang dominan minggu depan. Nvidia kini memiliki nilai pasar saham US$ 1,82 triliun (Rp 28.451 triliun, asumsi kurs Rp 15.590/US$) setelah sahamnya naik 2,5%.

Bangkitnya Wall Street kemarin terjadi setelah pada Selasa lalu sempat berjatuhan karena inflasi AS yang berada di atas ekspektasi.

Inflasi AS pada Januari 2024 menembus 3,1% (year-on-year/yoy). Inflasi hanya melandai tipis dibandingkan Desember 2023 yang ada di angka 3,4%. Inflasi bahkan jauh di atas ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan di angka 2,9%.

Inflasi AS yang masih panas membuat pelaku pasar semakin pesimis jika bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan segera memangkas suku bunga.

Perangkat CME FedWatch Tool menunjukkan hanya 10,5% pelaku pasar memproyeksi The Fed akan memangkas suku bunga pada Maret mendatang. Padahal, probablitas pemangkasan masih mencapai 70% pada tiga pekan lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Dibuka Menghijau, Nikkei Terbang Nyaris 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular