
BMRI Jajaki Bikin Bank Digital, ISAT Jual Data Center Rp2,8 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi jual yang cukup massif mendorong pelemahan bursa saham domestik pada perdagangan Rabu kemarin (8/9/2021).
Data BEI mencatat, Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah 1,41% ke level 6.026,02 poin dengan nilai transaksi Rp 11,76 triliun. Pelaku pasar asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp 544,57 miliar.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi di hari perdagangan bursa, Kamis ini (9/9/2021).
1.Bank Mandiri Kaji Opsi Bikin Bank Digital
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) tengah mengkaji opsi untuk mendirikan bank digital yang terpisah dengan bank yang sudah ada saat ini. Adanya opsi ini merupakan strategi yang dilakukan untuk tetap bisa melayani kebutuhan nasabah bank.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan perusahaan terus mengkaji berbagai skema bisnis untuk menyesuaikan dengan ekspektasi target market perusahaan, baik secara wholesale maupun ritel.
"Apakah ke depan Bank Mandiri akan membentuk separate virtual digital bank? Saya kira semua strategi untuk digital banking baik wholesale atau ritel kita akan terus kaji. Dan yang menjadi tujuan atau objektif kami adalah untuk memastikan apapun strategi yang kita laksanakan memenuhi ekspektasi target market kami," kata Ahmad Siddik dalam Public Expose Live virtual, Rabu (8/9/2021).
2.Bank Digital BCA Mau IPO, Ini Bocoran Persiapannya
Bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di pasar modal Rp 794 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) saat ini berfokus untuk meningkatkan performa Bank Digital BCA sebelum bank ini melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Peningkatan performa ini mulai dari layanan untuk nasabah hingga kinerja perusahaan.
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan sejak diluncurkan 1,5 bulan yang lalu, layanan digital dengan platform "blu" ini terus meningkatkan fitur sehingga bisa mengakomodasi aktivitas keuangan nasabah.
"[IPO] Bisa tapi karena ini kan baru lahir jadi tahun ini banyak fokuskan bagaimana meluncurkan fitur-fitur," kata Vera dalam dalam Public Expose Live virtual, Rabu (8/9/2021).
3.Bank Jago Bakal Cetak Laba di Akhir 2021
Direktur Utama PT Bank Jago Tbk Karim Siregar optimistis bisa mencetak laba di akhir 2021, setelah mencatatkan kerugian Rp 46,78 miliar di semester I-2021. Dia menilai kinerja perusahaan sudah mengarah ke jalan yang tepat untuk membukukan laba di akhir tahun, terutama dengan ekosistem yang dimiliki.
"Kinerja Bank Jago dari sisi pendapatan bunga sudah naik dua kali lipat, dan kami percaya diri tahun ini bs cetak laba. Yang menjadi tanda tanya terbesar adalah pandemi Covid-19 dan kondisi makro ekonomi diharapkan tetap stabil dan menunjukan perbaikan," kata Karim, Rabu (8/9/2021).
Saat ini Bank Jago menyiapkan ekosistem digital dan berkolaborasi untuk digunakan oleh masyarakat dan UMKM. Salah satu kolaborasi yang telah dilakukan adalah bersama Gojek dan Bibit untuk memberikan solusi keuangan.
NEXT: Ada Kabar dari ISAT dan Astra
