Kabar Baik! Kinerja Emiten Properti Bangkit di Semester I

Market - Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
02 September 2021 15:27
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit. Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten properti di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai mencatatkan kinerja positif di paruh pertama tahun ini setelah sebelumnya terpukul akibat pandemi Covid-19.

Hal ini seiring dengan laporan terbaru dari Moodys mengatakan bahwa permintaan untuk properti residensial Indonesia akan meningkat, yang akan meningkatkan penjualan para pengembang properti di tahun 2021.

Emiten properti milik Grup Ciputra misalnya, PT Ciputra Development Tbk (CTRA), mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 186% menjadi 483,47 miliar pada semester pertama tahun ini dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai Rp 169,5 miliar.

Kenaikan laba tersebut terutama disebabkan oleh naiknya pendapatan usaha CTRA senilai 44% menjadi 4,02 triliun dari tahun sebelumnya Rp 2,80 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Senin (16/8/2021), rincinya, pendapatan itu dikontribusi dari penjualan bisnis properti senilai Rp 3,19 triliun. Penjualan rumah hunian dan ruko memberi andil terbesar Rp 2,04 triliun naik dari sebelumnya Rp 1,54 triliun.

Lainnya, dari pendapatan usaha dengan kontribusi terbesar di segmen rumah sakit dan pusat niaga masing-masing Rp 368,44 miliar dan Rp 212,01 miliar.

Sementara itu, emiten properti Grup Sinarmas, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), tercatat membukukan perolehan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 680 miliar pada semester pertama tahun ini, berkebalikan dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang merugi Rp 192,68 miliar.

Sampai dengan 30 Juni 2021, emiten properti Grup Sinarmas ini mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 39% menjadi senilai Rp 3,25 triliun dari sebelumnya Rp2,33 triliun.

Rinciannya, kontribusi pendapatan terbesar BSDE masih disokong penjualan tanah dan bangunan senilai Rp 2,57 triliun, membaik dari tahun sebelumnya Rp 1,74 triliun. Sementara itu, pendapatan di segmen hotel dan arena rekreasi dan bisnis sewa masih tertekan seiring dengan pandemi Covid-19.

Sama halnya dengan BSDE, emiten properti, PT Sentul City Tbk (BSKL), juga membalikkan kinerja dari sebelumnya rugi Rp 234,49 miliar menjadi laba Rp 294,46 miliar pada semester pertama tahun ini.

Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan, pendapatan BKSL naik 1.420 persen menjadi Rp 2,42 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 159,30 miliar.

Kenaikan pendapatan utamanya ditopang oleh lonjakan penjualan lahan siap bangun, rumah hunian, ruko, dan apartemen sebesar 2.975 persen menjadi Rp2,32 triliun dari sebelumnya Rp75,54 miliar.

Salah satu penjualan tersebut ialah PT Aeon Mall Indonesia dengan nilai akuisisi senilai Rp 1,9 triliun kepada investor Jepang.

Sedangkan pendapatan di segmen hotel, restoran, dan taman hiburan naik 27,83 persen menjadi Rp 58,38 miliar dari sebelumnya Rp 45,67 miliar dan pendapatan pengelolaan kota naik 5,72 persen menjadi Rp 40,26 miliar dari sebelumnya Rp38,08 miliar.

Presiden Direktur Sentul City, Tjetje Muljanto mengatakan di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang dilanda efek negatif pandemi Covid-19 dan terpuruknya daya beli konsumen.

"Pada semester I/2021 perseroan telah berhasil melaksanakan ekspansi bisnis serta langkah-langkah perbaikan kinerja, Seperti penghematan biaya dan penjualan aset strategis sehingga pendapatan perseroan di semester I/2021 sebesar Rp 2,4 triliun," kata Tjetje, Kamis (2/9/2021).

Selain itu, BKSL juga mencatat penurunan liabilitas sebesar 21 persen sejak awal tahun menjadi Rp 6,4 triliun dari sebelumnya Rp 8,1 triliun. Dari jumlah tersebut liabilitas jangka pendek turun sebesar 5,3 persen secara tahunan menjadi Rp 3,09 triliun.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Properti Butuh Insentif, Pengusaha Harap Suku Bunga Tak Naik


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading