
'Jeroan' Ramayana-Matahari cs Mulai Oke, Ternyata Gegara Ini!

VP Investor Relations MAP Group, Ratih D. Gianda, menilai bahwa penjualan online MAPI sangat luar biasa pada kuartal ke-2, karena konsumen merasa lebih nyaman untuk berbelanja di berbagai kanal online.
Ratih juga mengatakan bahwa MAPA akan tetap berinvestasi dalam merek-merek atau konsep ritel baru, yang dapat dimanfaatkan di seluruh platform Unified Retail baik dari penjualan online maupun offline.
Sedangkan emiten Grup Lippo yang baru-baru ini telah saham terbesarnya dipegang Auric Digital Retail, Matahari Department Store (LPPF) mencatatkan kenaikan pendapatan 58,66% menjadi Rp 3,57 triliun dari periode Juni 2020 sebesar Rp 2,25 triliun.
Selanjutnya emiten pengelola pusat perbelanjaan Ramayana yang sepanjang tahun lalu babak belur dan terpaksa memangkas ribuan tenaga kerja juga berhasil meningkatkan pendapatannya sebesar 16% menjadi Rp 1,71 triliun dari semula Rp 1,47 triliun.
Terakhir terdapat satu emiten pengelola supermarket yang mengalami nasib berbeda dari empat lainnya. Pendapatan HERO tercatat menyusut 26% dari semula mencapai Rp 4,95 triliun, kini menjadi Rp 3,66 triliun.
Turunnya pendapatan perusahaan salah satunya dikarenakan akibat restrukturisasi bisnis yang sedang berjalan.
Perubahan strategi ini merupakan respons yang menentukan dan diperlukan guna menghadapi dinamika pasar yang berubah, sehingga pada Mei perusahaan memutuskan untuk menutup seluruh gerai Giant dan fokus untuk meningkatkan investasi pada bisnis IKEA, Guardian dan Hero Supermarket.
Mulai Cetak Laba
Meski satu emiten masih mengalami kerugian bersih (HERO), empat emiten lain menunjukkan kinerja yang cukup impresif.
Tiga emiten mampu membalikkan keadaan dari semula mengalami kerugian bersih yang cukup besar. Secara total agregat kelima emiten tersebut berhasil membukukan laba Rp 486,36 miliar meski dibebani oleh kerugian fantastis HERO. Angka ini mengalami perbaikan signifikan dari total agregat kerugian Rp 1,04 triliun Juni tahun lalu.
Perbaikan kinerja laba tidak hanya ditopang oleh tumbuhnya pendapatan, perusahaan melakukan berbagai cara untuk supaya neraca keuangan tetap positif.
Langkah yang diambil pun bermacam-macam mulai dari menekan beban usaha sekeras-kerasnya hingga merestrukturisasi jumlah karyawan agar perusahaan tetap ramping.
![]() Laba Emiten Ritel Juni 2021 |
Perbaikan paling signifikan terjadi pada pusat perbelanjaan Matahari yang semula membukukan kerugian Rp 357,87 miliar kini malah mencetak laba bersih hingga Rp 523,48 miliar.
Pihak manajemen LPPF percaya Matahari dapat tampil jauh lebih baik setelah PPKM seiring dengan semakin cepatnya pelaksanaan inisiatif dan tantangan terkait Covid-19 semakin terlampaui.
Selanjutnya ada emiten pengelola Starbucks (MAPI) yang pada akhir kuartal kedua tahun lalu mengalami kerugian senilai Rp 407,94 miliar.
Akan tetapi pada semester pertama tahun ini MAPI mampu bangkit dan membalikkan keadaan dan kini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 271,71 miliar.
Perbaikan kinerja MAPI salah satunya dikarenakan perusahaan mampu menekan beban usaha, tercatat pada semester pertama tahun ini beban usaha malah MAPI turun tipis padahal pendapatan perusahaan mengalami peningkatan 34% secara tahunan.
NEXT: Sinyal Ritel Pulih?
