Bak Film Warkop, BI Maju Kena-Mundur Kena...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 August 2021 09:25
Gedung Bank Indonesia
Ilustrasi Gedung BI (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Oleh karena itu, pasar makin yakin bahwa dalam waktu dekat The Fed akan mengurangi 'dosis' stimulus moneter. Ini akan dimulai dengan mengurangi besaran quantitative easing.

Survei yang dilakukan Reuters terhadap 43 institusi memperkirakan The Fed akan mulai terang-terangan mengumumkan pengurangan quantitative easing pada September 2021 alias bulan depan.

Namun pengurangan ini sepertinya baru akan dilakukan pada Januari 2022. Quantitative easing diperkirakan baru akan benar-benar selesai pada kuartal IV-2022.

fedSumber: Reuters

Pengurangan quantitative easing berarti pasokan dolar AS tidak akan lagi melimpah seperti sekarang. Seperti barang, saat pasokan berkurang pasti harga akan naik. Mata uang juga begitu, pasokan yang menurun membuat nilai tukarnya kian mahal.

Jadi, ke depan sepertinya dolar AS bakal semakin perkasa. Ini tentu menjadi alarm bagi mata uang lain, termasuk rupiah.

Amanat utama BI adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Ini bisa dilakukan dengan menjaga suku bunga tetap kompetitif sehingga arus modal asing berkenan masuk ke Indonesia dan menjaga stabilitas rupiah.

Oleh karena itu, BI kini di posisi terhimpit. Menaikkan suku bunga acuan jelas tidak mungkin karena perekonomian domestik masih butuh dorongan suku bunga rendah. Gubernur Perry pun menegaskan bahwa kebijakan BI tetap pro-growth.

Namun di sisi lain, menurunkan suku bunga juga mustahil mengingat tingginya risiko tekanan terhadap nilai tukar rupiah akibat taper tantrum. Kalau suku bunga turun, Indonesia jadi tidak menarik sehingga arus modal enggan masuk dan rupiah melemah.

Jadi, opsi yang paling mungkin adalah menahan suku bunga acuan. Apa boleh buat. Maju kena, mundur kena, diam di tempat saja lah...

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular