Simak, BI Sudah Punya Jurus Hadapi Tapering The Fed!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan dunia hari ini tertekan karena sentimen pengetatan kebijakan moneter (tapering off) oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) kembali mengemuka. Pasar keuangan Indonesia tidak terkecuali.
Pada Kamis (18/8/2021) pukul 14:38 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,38%. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,35%.
Apa langkah Bank Indonesia (BI) dalam menghadapi risiko tekanan di pasar akibat isu tapering off?
Perry Warjiyo, Gubernur BI, mengungkapkan MH Thamrin sudah punya strategi dalam menghadapi tapering. Bahkan strategi itu sudah dilakukan sejak Februari.
"(Tapering) akan menaikkan suku bunga pasar dan yield (imbal hasil) US Treasury Bond. Pada Februari yield sudah naik dan mempengaruhi appetite investor global di negara-negara berkembang, pada akhirnya itu juga mempengaruhi kita," kata Perry dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Agustus 2021.
BI, lanjut Perry, terus berupaya melakukan stabilisasi di pasar, terutama jika terjadi tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Ini dilakukan di pasar valas maupun Surat Berharga Negara (SBN).
"BI sudah melakukan intervensi di pasar spot, DNDF (Domestic Non-Deliverable Forwards). Kemudian investor asing melepas SBN, BI sudah membeli Rp 8,6 triliun dari Rp 11 triliun yang keluar. Kami bersama Kementerian Keuangan mengelola ini agar tetap stabil," jelas Perry.
Selain itu, tambah Perry, BI tetap menjaga daya tarik pasar keuangan Indonesia. Ini dilakukan dengan menjaga selisih yield antara SBN dan obligasi pemerintah di luar negeri, terutama AS.
"Sekarang atraktif di atas 5%. Perbedaan yield US Treasury Bonds dan SBN dan itulah yang menunjukkan kenapa kita harapkan arus modal asing masuk ke portofolio," kata Perry.
[Gambas:Video CNBC]
Alert! BI Ramal The Fed Mulai Tapering Dua Bulan Lagi
(aji/aji)