Banyak Toko Kosong, Laba Raja ITC Kok Bisa Meroket 81,37%?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengelola ruang ritel ITC milik grup Sinarmas, PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) sepanjang semester I-2021 mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 81,37% secara tahunan (year-on-year/YoY). Laba tersebut tumbuh menjadi Rp 285,44 miliar di akhir Juni 2021, dibanding Rp 157,37 miliar di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kenaikan laba bersih ini mendorong naiknya laba bersih per saham menjadi Rp 154,29 dari sebelumnya Rp 85,07.
Kenaikan laba bersih ini terjadi kendati pendapatan perusahaan turun sebesar -2,29% YoY menjadi sebesar Rp 701,26 miliar di akhir semester I lalu. Dibanding dengan pendapatan perusahaan di akhir Juni 2020 yang sebesar Rp 717,76 miliar.
Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 209,42 miliar dari sebelumya Rp 157,29 miliar. Beban penjualan juga naik menjadi Rp 142,67 miliar dari Rp 138,22 miliar.
Namun beban umum dan administrasi turun menjadi Rp 166,87 miliar dari Rp 189,51 miliar. Sehingga beban usaha bisa berkurang menjadi Rp 144,12 miliar dari Rp 190,06 miliar.
Pada periode ini perusahaan mendapatkan keuntungan dari akuisisi saham entitas anak senilai Rp 153,99 miliar. Selain juga terdapat keuntungan penilaian kembali nilai wajar investasi pada entitas yang dicatat dengan menggunakan metode akuitas pada tanggal akuisisi senilai Rp 8,95 miliar.
Kedua pos inilah yang mendorong meningkatnya laba bersih perusahaan.
Sedangkan pendapatan bunga dan investasi mengalami penurunan menjadi Rp 44,99 miliar dari Rp 68,61 miliar. Persahaan juga mengalami kerugian sebagai dampak pendiskontoan aset dan liabilitas keuangan sebesar Rp 55,10 juta dari rugi akibat cadangan kerugian penurunan nilai piutang - bersih sebesar Rp 192,42 juta.
Beban bunga meningkat menjadi Rp 100,70 miliar dari sebelumnya Rp 84,61 miliar.
Pada periode tersebut, tercatat nilai aset DUTI menjadi sebesar Rp 14,84 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2020 yang senilai Rp 13,75 triliun. Aset lancar tercatat mencapai Rp 7,39 triliun dan aset tak lancar sebesar Rp 7,45 triliun.
Di pos liabilitas, terjadi kenaikan sepanjang semester I-2021 menjadi Rp 4,20 triliun dari sebelumnya Rp 3,42 triliun. Liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp 2,09 triliun dan liabilitas jangka panjang ditutup di angka Rp 2,10 triliun.
Ekuitas perusahaan di akhir Juni 2021 lalu mencapai Rp 10,64 triliun, naik tipis dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar Rp 10,33 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
Ciamik! Bertahun-tahun Rugi, 2020 KRAS Cetak Laba Rp 339 M
(hps/hps)