Habis Manis Sepah Dibuang, Saham Bank Mini Diobral & ARB
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham bank-bank mini alias bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun-Rp 5 triliun) anjlok ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Senin (16/8/2021), melanjutkan tren pelemahan sejak Jumat pekan lalu (13/8).
Berikut sejumlah saham bank mini yang melemah, pukul 09.09 WIB:
Bank Bumi Arta (BNBA), saham -6,91%, ke Rp 1.145/saham
Bank MNC Internasional (BABP), -6,90%, ke Rp 432/saham
Bank Bisnis Internasional (BBSI), -6,76%, ke Rp 5.175/saham
Bank Oke Indonesia (DNAR), -6,51%, ke Rp 316/saham
Bank Jtrust Indonesia (BCIC), -6,37%, ke Rp 735/saham
Bank Neo Commerce (BBYB), -4,88%, ke Rp 1.560/saham
Bank Amar Indonesia (AMAR), -4,49%, ke Rp 298/saham
Bank IBK Indonesia (AGRS), -4,46%, ke Rp 300/saham
Bank Ganesha (BGTG), -2,90%, ke Rp 268/saham
Bank Victoria International (BVIC), -1,63%, ke Rp 181/saham
Allo Bank Indonesia (BBHI), -0,80%, ke Rp 2.480/saham
Bank Jago (ARTO), -0,62%, ke Rp 16.125/saham
Mengacu pada data di atas, dari 12 saham bank mini yang melemah, 4 di antaranya menyentuh batas auto rejection bawah (ARB), yakni saham BNBA, BABP, BBSI, dan DNAR.
Saham BNBA menjadi yang paling ambles, yakni 6,91% ke Rp 1.145/saham. Dengan ini, saham BNBA sudah merosot selama 4 hari beruntun, atau sejak Senin (9/8) pekan lalu. Alhasil, dalam sepekan saham ini ambles 22,92%.
Di posisi kedua, saham Grup MNC BABP juga menyentuh ARB 6,90% ke Rp 432/saham, memperpanjang tren pelemahan saham ini menjadi 5 hari berturut-turut. Praktis, dalam sepekan saham BABP anjlok 29,18%, sementara dalam sebulan melesat 55,40%.
Di bawah saham BABP, saham bank yang dikuasai induk usaha fintech Kredivo, FinAccel, DNAR juga terjungkal 6,51% ke RP 316/saham. Saham ini sudah memerah selama 4 hari beruntun. Dalam sepekan saham DNAR terkikis 10,73%.
Kabar teranyar, FinAccel bakal menjadi perusahaan terbuka dengan mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Nasdaq, Amerika Serikat (AS).
IPO ini akan dilakukan dengan merger dengan VPC Impact Acquisition Holdings II (kode saham VPCB), sebuah perusahaan cangkang (SPAC) yang terdaftar di bursa Nasdaq.
Saat ini kedua perusahaan sudah memasuki tahap perjanjian definitif untuk menggabungkan bisnis. Transaksi ini diharapkan akan menghasilkan dana tunai lebih dari US$430 juta pada neraca keuangan gabungan perusahaan.
Sentimen positif utama yang turut mengerek kenaikan bank mini sejak beberapa lalu ialah terkait rencana akan segera dirilisnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) mengenai bank digital pada pertengahan tahun ini.
Saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan perkembangan mengenai Peraturan OJK baru mengenai Bank Umum masih dalam harmonisasi dengan Kementerian Hukum dan HAM.
"Masih harmonisasi dengan Kemenkumham," kata Sekar kepada CNBC Indonesia, Senin (19/7).
Adapun POJK salah satunya akan mengatur mengenai pendirian bank baru, termasuk bank yang akan beroperasi penuh secara digital. Adanya peraturan ini untuk mengakomodasi perkembangan industri perbankan yang saat ini mulai beralih pada sistem digital.
Sebelumnya, para investor berspekulasi bahwa saham-saham bank mini di atas akan dicaplok oleh investor strategis dan ditransformasikan menjadi bank digital.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)