Saham Bank Mini Longsor, Kena ARB Berjamaah

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
12 August 2021 10:37
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham bank-bank mini alias bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun-Rp 5 triliun) kembali anjlok ke zona merah pada awal perdagangan Kamis (12/8/2021), setelah pada Selasa (10/8) lalu juga cenderung melemah. Beberapa di antara saham tersebut tercatat menyentuh batas auto batas auto rejection bawah (ARB).

Berikut sejumlah saham bank mini yang 'memerah', pukul 09.49 WIB:

  1. Bank Maspion Indonesia (BMAS), saham -6,99%, ke Rp 1.330/saham

  2. Bank MNC Internasional (BABP), -6,92%, ke Rp 498/saham

  3. Bank Bumi Arta (BNBA), -6,71%, ke Rp 1.320/saham

  4. Bank Oke Indonesia (DNAR), -6,70%, ke Rp 362/saham

  5. Bank Bisnis Internasional (BBSI), -6,67%, ke Rp 5.950/saham

  6. Bank Jtrust Indonesia (BCIC), -6,67%, ke Rp 840/saham

  7. Bank QNB Indonesia (BKSW), -6,62%, ke Rp 282/saham

  8. Bank Amar Indonesia (AMAR), -5,39%, ke Rp 316/saham

  9. Allo Bank Indonesia (BBHI), -2,34%, ke Rp 2.500/saham

  10. Bank Ganesha (BGTG), -1,90%, ke Rp 310/saham

  11. Bank Victoria International (BVIC), -1,01%, ke Rp 197/saham

  12. Bank Mestika Dharma (BBMD), -0,65%, ke Rp 1.540/saham

  13. Bank Aladin Syariah (BANK), -0,26%, ke Rp 3.800/saham

Para investor tampaknya kembali ramai-ramai 'keluar' dari saham-saham bank bermodal 'cekak' ini, setelah pada pekan lalu cenderung mengoleksi saham-saham tersebut.

Dari 13 saham yang diamati, 7 saham menyentuh batas ARB. Saham bank milik pengusaha Alim Markus, BMAS, menjadi yang paling anjlok, yakni sebesar 6,99% ke Rp 1.330/saham. Dalam sepekan saham BMAS anjlok 18,15%, sementara dalam sebulan melorot 24,43%.

Di posisi kedua ada saham Grup MNC BABP yang ambles 6,92%, melanjutkan pelemahan pada dua hari sebelumnya. Dengan ini, dalam seminggu saham BABP minus 1,39%, sementara dalam sebulan melesat 80,43%.

Selain saham BMAS dan BABP, saham BNBA terjungkal 6,71%, setelah pada Selasa lalu menyentuh batas ARB juga 6,91%.

Sentimen positif utama yang turut mengerek kenaikan bank mini sejak beberapa lalu ialah terkait rencana akan segera dirilisnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) mengenai bank digital pada pertengahan tahun ini.

Kabar teranyar, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan perkembangan mengenai Peraturan OJK baru mengenai Bank Umum masih dalam harmonisasi dengan Kementerian Hukum dan HAM.

"Masih harmonisasi dengan Kemenkumham," kata Sekar kepada CNBC Indonesia, Senin (19/7).

Adapun POJK salah satunya akan mengatur mengenai pendirian bank baru, termasuk bank yang akan beroperasi penuh secara digital. Adanya peraturan ini untuk mengakomodasi perkembangan industri perbankan yang saat ini mulai beralih pada sistem digital.

Sebelumnya, para investor berspekulasi bahwa saham-saham bank mini di atas akan dicaplok oleh investor strategis dan ditransformasikan menjadi bank digital.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun, Saham Bank Mini Ngacir Berjamaah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular