Analisis

Jadi 'Bohir' Bank Jago & Bukalapak, Segede Apa GIC Singapura?

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
10 August 2021 18:50
Lee Hsien Loong
Foto: Business Insider Singapore

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana abadi negara atau sovereign wealth fund (SWF) milik pemerintah Singapura, GIC Private Limited, resmi melakukan pembelian saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebanyak 1.600.797.400 atau setara dengan 1,553% modal disetor dan ditempatkan Bukalapak.

Dengan harga pembelian Rp 850/saham, maka total nilai transaksi ini mencapai Rp 1,36 triliun, sebagaimana disampaikan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa ini (10/8).

Transaksi itu dilakukan pada Kamis (5/8), sehari sebelum Bukalapak resmi listing atau tercatat di BEI pada Jumat (6/9) melalui mekanisme penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

BUKA menjadi emiten dengan nilai IPO terbesar dalam sejarah pasar modal Indonesia yakni Rp 22 triliun.

Sebelumnya, pemerintah Singapura (Government of Singapore/GOS) dan Otoritas Keuangan Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) telah memiliki saham Bukalapak sebanyak 9,447%, bukan lewat GIC, melainkan lewat melalui Archipelago Investment Pte. Ltd.

Atas transaksi saham terbaru pada 5 Agustus lalu, maka jumlah saham yang dimiliki pemerintah Singapura menjadi 11,33 miliar saham atau 11,001% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh Bukalapak.

Berdasarkan prospektus IPO Bukalapak, jumlah kepemilikan GOS-MAS ini terdilusi dan mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 12,60% sebelum perusahaan melakukan IPO.

Dengan pembelian kembali saham BUKA untuk mempertahankan investasinya (yang sempat terdilusi), maka pemerintah Singapura lagi-lagi makin kokoh berinvestasi di perusahaan Tanah Air.

Sebelumnya GIC juga resmi menggenggam 9,12% saham bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO), yang pembeliannya dilakukan melalui skema rights issue atau penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang selesai pada pertengahan Maret lalu.

Masuknya GIC ke Bukalapak tentu akan meramaikan ekosistem teknologi milik PT Elang Mahkota Tbk (EMTK) yang juga merupakan salah satu investor besar di Bukalapak.

Selain e-commerce yang didirikan Achmad Zaky dan kawan-kawannya ini, ekosistem teknologi Emtek ini termasuk juga Grab yang baru saja memperoleh dana Rp 5,4 triliun dari Emtek, grup yang dikendalikan Keluarga Sariatmadja.

Selain itu terdapat juga DANA, dompet digital yang dikuasai oleh Emtek yang belakangan dikabarkan ditawarkan ke Grup Sinarmas, dan emiten rumah sakit yang baru saja dicaplok Emtek yaitu Omni Hospitals (PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk/SAME).

Lantas siapa sebenarnya GIC yang memborong saham dua emiten besar yang sedang naik daun di Indonesia ini?

GIC atau Government of Singapore Investment Corporation adalah salah satu dari tiga entitas investasi di Singapura, bersama dengan MAS dan Temasek.

GIC sepenuhnya dimiliki oleh Kementerian Keuangan Singapura untuk mengelola sebagian besar aset keuangan dan dana abadi kekayaan pemerintah, dengan tujuan untuk melestarikan dan meningkatkan daya beli internasional dari dana yang dikelola.

Meskipun terlihat mirip, GIC dan Temasek merupakan dua entitas terpisah, sedangkan MAS bertindak sebagai bank sentral Singapura yang ikut mengelola cadangan devisa Singapura.

NEXT: Apa Saja Investasi GIC?

Situs resminya mencatat, GIC didirikan tahun 1981 dengan tujuan untuk mengelola lebih dari US$ 100 miliar cadangan devisa di berbagai kelas aset, nilai itu setara dengan Rp 1.450 trilun lebih (kurs Rp 14.500/US$).

GIC juga dinobatkan menjadi investor paling aktif secara global yang dimiliki oleh negara tahun lalu.

Global SWF melaporkan bahwa GIC merogoh hingga US$ 17,7 miliar atau setara dengan Rp 257 triliun dalam 65 kesepakatan yang berbeda.

Posisi GIC berada di atas Canadian public pension fund (CPP), pengelola SWF Kanada yang melakukan 33 investasi tahun lalu, sejumlah total US$ 15 miliar atau setara Rp 218 triliun.

Saat ini total aset yang dikelola oleh GIC mencapai US$ 360 miliar atau setara dengan Rp 5.220 triliun, sedikit lebih besar dari Tamasek dengan total aset mencapai US$ 280 miliar atau sekitar Rp 4.060 triliun.

Sebaran Portofolio Investasi GIC, dok situs resmiFoto: Sebaran Portofolio Investasi GIC, dok situs resmi
Sebaran Portofolio Investasi GIC, dok situs resmi

Sebagai kendaraan investasi milik pemerintah Singapura, GIC beserta Temasek dan MAS membantu warga Singapura mendapat manfaat dari kontribusi hasil investasi bersih (NIRC, Net Investment Returns Contribution), diperkirakan mencapai SG$ 17 miliar atau setara Rp 180 triliun (kurs Rp 10.587/S$) pada tahun anggaran (TA) 2019.

Dengan demikian, keunggulan ini memungkinkan pemerintah untuk melakukan investasi lebih lanjut untuk jangka panjang, seperti di bidang pendidikan, litbang (R&D), perawatan kesehatan, dan peningkatan lingkungan hidup.

GICFoto: GIC
GIC

Hingga Maret 2021, aset kelolaan GIC sebagian berupa surat utang yang mencapai 39%, diikuti dengan investasi di emerging market equities sebesar 17% diikuti dengan investasi di developed market equites serta investasi di private equity masing-masing 15% dan 14% sisanya ditempatkan di sektor lain termasuk real estate.

Sedangkan saudara dekatnya, Temasek yang juga merupakan investor Grab, hampir dua per tiga investasinya terfokus ke tiga sektor utama yaitu layanan finansial sebanyak 24%, telco, media dan teknologi 21% dan transportasi sebesar 19%.

Beberapa perusahaan besar yang namanya masuk dalam portofolio milik Temasek adalah DBS Group Holding Ltd yang merupakan perusahaan perbankan terbesar di Singapura, nama lainnya termasuk Singapore Telecommunications Limited.

Portofolio Investasi GIC, dok situs resmiFoto: Portofolio Investasi GIC, dok situs resmi
Portofolio Investasi GIC, dok situs resmi

Untuk GIC, saat ini chairman dijabat oleh Lee Hsien Loong yang juga Perdana Menteri Singapura sejak 2004.

Selanjutnya ada nama Tharman Shanmugaratnam yang menjabat Deputy Chairman GIC dan duduk di komite investasi. Dia juga menjabat Senior Minister of Singapore dan juga Coordinating Minister for Social Policies dan Chairman bank sentral MAS (Monetary Authority of Singapore).

Adapun CEO (Chief Executive Officer) GIC dijabat oleh Lim Chow Kiat sejak Januari 2017. Sebelumnya dia memegang jabatan Group Chief Investment Officer GIC dan Deputy Group President.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular