Kemarin 'Dibanting', Pagi Ini Saham Bank Mini 'Digoreng' Lagi

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Selasa, 03/08/2021 11:03 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham bank-bank mini alias bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun-Rp 5 triliun) melesat di zona hijau pada awal perdagangan pagi ini, Selasa (3/8/2021), setelah Senin (2/8) kemarin cenderung melemah.

Berikut penguatan sejumlah saham bank mini, pukul 09.44 WIB:

  1. Bank Bisnis Internasional (BBSI), saham +22,45%, ke Rp 5.400, transaksi Rp 555 juta


  2. Bank Neo Commerce (BBYB), +14,81%, ke Rp 930, transaksi Rp 138 M

  3. Bank Ganesha (BGTG), +7,69%, ke Rp 308, transaksi Rp 138 M

  4. Bank Bumi Arta (BNBA), +4,03%, ke Rp 1.550, transaksi Rp 31 M

  5. Bank IBK Indonesia (AGRS), +4,00%, ke Rp 260, transaksi Rp 13 M

  6. Bank Victoria International (BVIC), +2,38%, ke Rp 172, transaksi Rp 822 juta

  7. Bank Capital Indonesia (BACA), +2,31%, ke Rp 442, transaksi Rp 10 M

  8. Bank Jago (ARTO), +1,43%, ke Rp 17.675, transaksi Rp 132 M

  9. Bank Amar Indonesia (AMAR), +1,40%, ke Rp 290, transaksi Rp 153 juta

  10. Bank Maspion Indonesia (BMAS), +1,36%, ke Rp 1.490, transaksi Rp 16 juta

  11. Bank Artha Graha Internasional (INPC), +1,18%, ke Rp 171, transaksi Rp 1 M

  12. Allo Bank Indonesia (BBHI), +1,12%, ke Rp 2.720, transaksi Rp 6 M

  13. Bank QNB Indonesia (BKSW), +0,96%, ke Rp 210, transaksi Rp 3 M

  14. Bank Aladin Syariah (BANK), +0,87%, ke Rp 3.460, transaksi Rp 43 M

  15. Bank Oke Indonesia (DNAR), +0,79%, ke Rp 256, transaksi Rp 596 juta

  16. Bank Ina Perdana (BINA), +0,20%, ke Rp 4.920, transaksi Rp 868 juta

Menurut data di atas, saham BBSI menjadi yang paling melesat dengan kenaikan 22,45% ke Rp 5.400/saham. Lonjakan harga tiba-tiba ini membuat saham BBSI melejit 31,89% dalam sepekan dan terdongrak 79,15% dalam sebulan.

Dalam sebulan terakhir, saham ini hanya menghijau 3 kali, stagnan sekali, dan sisanya menghijau.

Kabar terbaru, bank yang disokong peer to peer lending Kredivo ini akan melakukan penerbitan saham baru dengan skema rights issue untuk yang kedua kalinya (Penawaran Umum Terbatas/PUT II).

Dalam keterbukaan informasi di BEI, manajemen BBSI diwakili oleh Presiden Direktur BBSI Laniwati Tjandra mengatakan perseroan berencana untuk melakukan PUT II dengan jumlah sebanyak-banyaknya 434.782.609 saham dengan nilai nominal Rp 100/saham. Jumlah itu setara dengan 14,37% dari modal disetor perseroan.

Dana hasil rights issue ini seluruhnya akan digunakan oleh perseroan untuk memperkuat struktur permodalan demi memenuhi ketentuan modal inti OJK dan sebagai tambahan modal kerja dalam rangka pemberian kredit kepada nasabah yang akan direalisasikan secara bertahap.

Asal tahu saja, Kredivo atau FinAccel Teknologi Indonesia saat ini mempunyai kepemilikan saham sebesar 24% sampai dengan 21 Mei 2021.

Di posisi kedua ada saham BBYB yang menanjak 14,81% ke Rp 930/saham dengan nilai transaksi Rp 138 miliar.

Saham BBYB berhasil rebound dari koreksi pada Senin (2/8) kemarin sebesar 3,57%. Sebelum melemah pada Senin, saham ini sempat melaju kencang selama 3 hari beruntun pada minggu lalu. Praktis, dalam sepekan saham BBYB melonjak 74,77%, sementara dalam sebulan 'terbang' 130,20%.

Penguatan saham BBYB sejak pekan lalu terjadi di tengah kabar perusahaan financial technology (fintech) PT Akulaku Silvrr Indonesia alias Akulaku resmi menjadi pemegang saham pengendali BBYB.

Sebelumnya, Akulaku resmi menjadi pemegang saham pengendali BBYB, setelah mendapat restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal tersebut terungkap dalam rancangan pengambilalihan Bank Neo Commerce oleh Akulaku yang dipublikasikan pada Rabu (28/7) di situs resmi BBYB.

Pengumuman ringkasan rancangan pengambilalihan ini sehubungan dengan kepemilikan Akulaku atas 1.664.157.909 saham BBYB atau sekitar 24,98% BBYB sebagai akibat dari pelaksanaan penawaran umum terbatas III (PUT III) atau rights issue.

Asal tahu saja, Akulaku pertama kali masuk di BBYB pada awal tahun 2019 dengan mengakuisisi 8,9% saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk (nama sebelumnya dari Bank Neo Commerce) dari PT Gozco Capital pada harga Rp 338 per saham dengan nilai total Rp 158 miliar.

Tidak hanya saham BBSI dan BBYB, saham BNBA dan AGRS juga melaju ke utara, dengan kenaikan masing-masing sebesar 4,03% dan 4,00%.

Sentimen positif utama yang turut mengerek kenaikan bank mini sejak beberapa lalu ialah terkait rencana akan segera dirilisnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) mengenai bank digital pada pertengahan tahun ini.

Kabar teranyar, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan perkembangan mengenai Peraturan OJK baru mengenai Bank Umum masih dalam harmonisasi dengan Kementerian Hukum dan HAM.

"Masih harmonisasi dengan Kemenkumham," kata Sekar kepada CNBC Indonesia, Senin (19/7).

Adapun POJK salah satunya akan mengatur mengenai pendirian bank baru, termasuk bank yang akan beroperasi penuh secara digital. Adanya peraturan ini untuk mengakomodasi perkembangan industri perbankan yang saat ini mulai beralih pada sistem digital.

Sebelumnya, para investor berspekulasi bahwa saham-saham bank mini di atas akan dicaplok oleh investor strategis dan ditransformasikan menjadi bank digital.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat