Semester I-2021

Adu Kuat Performa Bank Jago-Allo Bank cs, Siapa Paling Joss?

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
04 August 2021 07:55
Bank Capital (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bank Capital (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sepanjang semester pertama 2021, aset dan ekuitas bank mini tercatat mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Kenaikan yang cukup signifikan terutama terjadi pada bank mini yang telah melaksanakan penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue. Emiten bank mini memang saat ini tengah gencar mencari dana untuk memperkuat permodalan melalui mekanisme rights issue.

Kenaikan aset dan ekuitas terbesar dicatatkan oleh Bank Jago, emiten bank milik miliarder baru Indonesia, Jerry Ng, yang asetnya tumbuh 363% menjadi Rp 10,09 triliun. Lebih fantastis lagi ekuitas Bank Jago melonjak 559% menjadi Rp 8,12 triliun.

Aset dan ekuitas lima emiten bank mini semester I (dalam miliar)/Ferry SandriaFoto: Aset dan ekuitas lima emiten bank mini semester I (dalam miliar)/Ferry Sandria
Aset dan ekuitas lima emiten bank mini semester I (dalam miliar)/Ferry Sandria

Selanjutnya terdapat tiga bank yang asetnya naik dua digit dalam enam bulan terakhir yaitu Bank Aladin, Allo Bank dan Bank Capital.

Sedangkan Bank Victoria nilai asetnya tercatat turun dengan ekuitas mengalami kenaikan tipis. Adapun satu-satunya emiten bank mini yang mengalami penyusutan ekuitas adalah Bank Capital, yang turun tipis 0,61% menjadi Rp 1,63 triliun.

Kinerja Saham

Meskipun kondisi kinerja keuangan emiten bank mini masih jauh dari kata menggembirakan, harga sahamnya tumbuh fantastis sejak awal tahun ini.

Dalam sepekan terakhir empat dari lima emiten ini masih mengalami kenaikan harga saham. Berdasarkan data BEI hingga penutupan Jumat lalu (30/8), kenaikan tertinggi dicatatkan oleh saham Bank Jago yang tumbuh 8,46% sedangkan emiten yang mengalami koreksi adalah Allo Bank yang harga sahamnya menyusut 1,09%.

Meskipun mengalami koreksi pada pekan ini, saham Allo Bank mencatatkan kenaikan harga saham paling besar dalam sebulan terakhir atau mencapai 111,36% diikuti oleh Bank Jago yang tumbuh 35,73%.

Walau tidak seimpresif Allo Bank, Bank Victoria dan Bank Capital mampu tumbuh dua digit dalam sebulan terakhir dengan kenaikan masing-masing sebesar 17,33% dan 11,06%.

Sedangkan Bank Aladin atau yang semula bernama Bank Net Indonesia Syariah harga sahamnya hanya mampu naik 5,00% dalam sebulan terakhir.

Selama 6 bulan awal ini kinerja keuangan emiten bank mini memang masih belum memuaskan, apalagi melihat harga sahamnya yang relatif premium dengan kapitalisasi yang cukup besar.

Dua emiten dengan pendapatan terbesar memiliki valuasi harga saham dibandingkan dengan nilai buku (PBV, price to book value) dengan angka terkecil.

Tercatat Bank Victoria yang memperoleh pendapatan bunga terbesar semester ini memiliki PBV 0,62 kali, yang mana angka ini sangat rendah jika dibandingkan dengan emiten bank mini lainnya. Sedangkan PBV Bank Capital tercatat di angka 1,92 kali.

Harga saham bank mini/Ferry SandriaFoto: Harga saham bank mini/Ferry Sandria
Harga saham bank mini/Ferry Sandria

Adapun tiga emiten lain memiliki angka PBV yang sangat besar, tercatat ketiga saham tersebut memiliki PBV yang lebih besar dari 30 kali.

Peningkatan harga saham yang signifikan dari ketiga saham ini salah satunya karena pelaksanaan penambahan modal yang sudah dan akan dilaksanakan.

Selain itu dukungan jangkauan ekosistem yang ditawarkan juga menjadi alasan khusus. Bank Jago yang sudah mulai melakukan integrasi dengan Gojek, Bank Aladin mulai melakukan kerja sama dengan jaringan ritel Alfamart dan Allo Bank yang kemungkinan akan terintegrasi dengan konglomerasi bisnis ritel milik Chairul Tanjung.

PBV ketiga bank tersebut masing-masing adalah sebagai berikut, Bank Jago 30,64 kali, Allo Bank 32,15 kali dan yang terbesar Bank Aladin 38,52 kali.

Terkait proyeksi potensi pertumbuhan harga saham emiten bank mini masih menjadi misteri dan bergantung pada kesuksesan perkembangan bank digital yang masih berada dalam tahap awal, bahkan regulasi terkait pelaksanaannya masih digodok oleh OJK dan belum rampung sepenuhnya.

Jika aturan yang dikeluarkan mampu memberikan potensi bagi bank digital untuk tumbuh secara signifikan dan emiten bank mini mampu memanfaatkan struktur permodalan yang ada secara efektif, bukan tidak mungkin harga saham yang sudah tinggi kembali naik di masa depan.

Akan tetapi jika aturan baru tidak memihak bagi perkembangan bank digital, maka kemungkinan emiten bank mini yang telah melesat fantastis turun berjamaah di masa depan, apalagi mengingat kinerja yang tidak terlalu menggembirakan dan angka PBV yang sudah sangat besar.

Saat ini, tidak ada jawaban pasti terkait proyeksi harga saham emiten bank mini, dan masih tetap menjadi misteri, setidaknya hingga aturan terbaru terkait bank digital oleh OJK resmi diterbitkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular