Waduh! Saham Trio 'Raksasa' INDF-ICBP-UNVR Nyungsep

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
28 July 2021 09:58
A worker holds instant noodle packs at a market in Jakarta, Indonesia, March 12, 2018. Picture taken March 12, 2018. REUTERS/Beawiharta
Foto: REUTERS/Beawiharta

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga saham emiten barang konsumer raksasa, duo Indofood PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (CBP) bersama PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sama-sama terjungkal ke zona merah pada awal perdagangan pagi ini, Rabu (28/7/2021).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.24 WIB, saham INDF terkoreksi 1,14% ke Rp 6.500/saham dengan nilai transaksi Rp 927 juta dan volume perdagangan 142 ribu saham. Saham INDF melemah setelah pada dua perdagangan sebelumnya ditutup menguat, masing-masing sebesar 0,39% dan 1,15%.

Dengan ini, dalam sepekan saham INDF turun 0,38%, sementara dalam sebulan masih naik 4,42%. Asing tercatat keluar dari saham INDF dengan catatan jual bersih (net sell) Rp 300,57 juta. Pagi ini nilai kapitalisasi pasar (market cap) mencapai Rp 57,07 triliun.

Mengenai kinerja keuangan terbaru, INDF mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 23,16% dari sebelumnya pada kuartal pertama tahun 2020 sebesar Rp 1,4 triliun menjadi Rp 1,73 triliun pada kuartal I-2021.

Kenaikan laba bersih perseroan ditopang oleh kenaikan penjualan neto konsolidasi sebesar 27,2% dari sebesar Rp 19,3 triliun pada 3 bulan pertama 2020 menjadi Rp 24,55 triliun pada kuartal I-2021.

Setali tiga uang, setelah sempat menguat ke Rp 8.550/saham, saham anak usaha INDF, ICBP melemah 0,29% ke Rp 8.475/saham dengan nilai transaksi Rp 1 miliar. Saham perusahaan produsen mie instan Indomie ini ditransaksikan dengan volume perdagangan 161,60 ribu saham.

Pelemahan ini melanjutkan koreksi pada perdagangan Selasa (27/7) kemarin, ketika saham ICBP ditutup melemah 2,58%. Alhasil, dalam sepekan saham ini tergerus 0,59%, sementara dalam sebulan menguat tipis 2,42%. Seperti sang induk, asing juga mencatatkan net sell Rp 401,59 juta di saham ICBP.

Adapun ICBP mengalami penurunan laba bersih di tengah peningkatan penjualan neto perusahaan sepanjang kuartal I tahun ini.

Menurut laporan keuangan perusahaan, laba bersih perusahaan turun 12,39% menjadi Rp 1,74 triliun per akhir Maret 2021 dari Rp 1,98 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara, penjualan dan pendapatan neto konsolidasi tumbuh 25,70% dari Rp 12,01 triliun pada 3 bulan pertama 2020 menjadi Rp 15,09 triliun pada triwulan pertama tahun ini.

Selain duo Indofood di atas, saham emiten produsen berbagai produk perawatan diri UNVR juga melorot 0,44% ke posisi Rp 4.480/saham dengan nilai transaksi Rp 10,93 miliar. Ini merupakan harga terendah UNVR setidaknya dalam 5 tahun terakhir.

Dalam sepekan, saham UNVR sudah turun 12,39%, sementara dalam sebulan melemah 10,20%. Adapun secara year to date (ytd) saham ini sudah anjlok 38,91%.

Kendati melemah, asing masih mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar p 422,48 juta di saham UNVR.

Sementara, laba bersih UNVR per Juni 2021 tercatat sebesar Rp 3,05 triliun, turun 15,75% dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,62 triliun.

Penurunan laba bersih seiring dengan koreksi pendapatan di periode 6 bulan ini. Pendapatan UNVR tercatat Rp 20,18 triliun, turun 7,30% dari Juni 2020 sebesar Rp 21,77 triliun.

Penjualan dalam negeri mencapai Rp 19,29 triliun, turun dari Rp 20,77 triliun, sementara ekspor juga turun menjadi Rp 888,11 miliar dari Rp 1 triliun

Penjualan kepada pihak terafiliasi terbesar yakni ke Unilever Asia Private Limited, Unilever (Malaysia) Holdings Sdn Bhd, Unilever Philippines, Inc., Unilever EAC Myanmar Company Limited, Unilever Australia Ltd, dan Unilever Thai Trading Limited.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Head to Head Unilever-Indofood-Mayora, Siapa Paling Memble?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular