
BI Tahan Suku Bunga, Kurs JISDOR Rupiah di Atas Rp 14.500/US$

Kabar baik lainnya datang dari perkembangan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19), yang turun dalam 6 hari terakhir.
Kemarin, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia dilaporkan sebanyak 33.772 orang, turun dari hari sebelumnya 38.257 orang. Penambahan kasus kemarin juga merupakan yang terendah sejak 6 Juli, dan sudah cukup jauh di bawah rekor penambahan 56.757 yang dicatat pada Kamis pekan lalu.
Perbedaan penambahan kasus dengan Singapura memang sangat jauh, tetapi pemerintah Indonesia sudah berencana melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat atau yang saat ini disebut PPKM Level 3 dan 4, pada 26 Juli mendatang.
Hal tersebut tentunya menjadi kabar bagus, apalagi sentimen pelaku pasar terhadap rupiah sebenarnya membaik saat PPKM Mikro Darurat dilakukan.
Hal tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters.
Dalam survei tersebut, posisi jual (short) rupiah menurun dibandingkan dua pekan lalu.
Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.
Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.
![]() |
Survei terbaru yang dirilis Kamis (16/7/2021) menunjukkan angka untuk rupiah di 0,23, lebih baik dari 2 pekan lalu 0,36%.
Dibandingkan mata uang lainnya, hanya sentimen terhadap rupiah yang membaik. Won Korea Selatan yang dua pekan lalu spekulan masih mengambil posisi beli (long) dengan angka -0,29, tetapi dalam survei terbaru berbalik menjadi jual (short) dengan angka 0,27%. Hal yang sama juga terjadi terhadap dolar Taiwan.
Dari 9 mata uang yang disurvei Reuters, hanya yuan China yang masih mendapat posisi long, meski menurun menjadi -0,15 dari sebelumnya -0,29.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
