BI Tahan Suku Bunga, Kurs JISDOR Rupiah di Atas Rp 14.500/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 July 2021 16:33
Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Membaiknya sentimen pelaku pasar membuat rupiah perkasa melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (20/7/2021).

Selain itu, demi menjaga stabilitas rupiah, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya saat mengumumkan kebijakan moneter siang tadi.

Di pasar spot, rupiah menguat 0,41% ke Rp 14.480/US$. Sementara di kurs tengah BI atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) penguatan rupiah lebih kecil, 0,32$ di Rp 14.508/US$.

Di kurs JISDOR, rupiah sudah 5 hari berada di atas Rp 14.500/US$.

Membaiknya sentimen pelaku pasar membuat rupiah yang tertekan sejak awal pekan berbalik menguat. Saat sentimen pelaku pasar membaik, maka aliran modal akan masuk ke negara emerging market dengan imbal hasil tinggi seperti Indonesia. Alhasil, rupiah menjadi perkasa.

Di sisi lain, ketika sentimen pelaku pasar membaik aset-aset aman (safe haven) seperti dolar AS menjadi kurang menarik. Pelaku pasar cenderung masuk ke aset-aset berisiko, terbukti bursa saham global menguat sejak Rabu kemarin.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan melesat nyaris 1,8%, dengan investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 720 miliar di pasar reguler.

Di pasar obligasi, aliran modal asing juga kemungkinan besar masuk. Hal tersebut tercermin dari penurunan yield Surat Berharga Negara (SBN). Yield SBN tenor 10 tahun hari ini turun 2 basis poin ke 6,307%, dan sepanjang pekan ini sudah turun 13 basis poin.

Sementara itu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 21 dan 22 Juli memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%. Suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility juga bertahan masing-masing 2,75% dan 4,25%.

Kali terakhir BI menurunkan suku bunga acuan adalah pada Februari 2021. Selepas itu, suku bunga selalu ditahan dengan stabilitas nilai tukar rupiah menjadi alasan utama.

"Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan sistem keuangan karena ketidakpastian di pasar keuangan global di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dari dampak Covid-19," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG.

Nilai rupiah terdepresiasi 3,39% sejak awal 2021. BI memandang pelemahan masih relatif lebih rendah dari depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lain seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand.

"BI terus memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental dan mekanisme pasar melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar," terang Perry.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Kasus Covid-19 Terus Menurun, Rupiah Makin Bertenaga

Kabar baik lainnya datang dari perkembangan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19), yang turun dalam 6 hari terakhir.

Kemarin, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia dilaporkan sebanyak 33.772 orang, turun dari hari sebelumnya 38.257 orang. Penambahan kasus kemarin juga merupakan yang terendah sejak 6 Juli, dan sudah cukup jauh di bawah rekor penambahan 56.757 yang dicatat pada Kamis pekan lalu.

Perbedaan penambahan kasus dengan Singapura memang sangat jauh, tetapi pemerintah Indonesia sudah berencana melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat atau yang saat ini disebut PPKM Level 3 dan 4, pada 26 Juli mendatang.

Hal tersebut tentunya menjadi kabar bagus, apalagi sentimen pelaku pasar terhadap rupiah sebenarnya membaik saat PPKM Mikro Darurat dilakukan.

Hal tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters.

Dalam survei tersebut, posisi jual (short) rupiah menurun dibandingkan dua pekan lalu.

Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.

Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.

idrFoto: Datawrapper

Survei terbaru yang dirilis Kamis (16/7/2021) menunjukkan angka untuk rupiah di 0,23, lebih baik dari 2 pekan lalu 0,36%.

Dibandingkan mata uang lainnya, hanya sentimen terhadap rupiah yang membaik. Won Korea Selatan yang dua pekan lalu spekulan masih mengambil posisi beli (long) dengan angka -0,29, tetapi dalam survei terbaru berbalik menjadi jual (short) dengan angka 0,27%. Hal yang sama juga terjadi terhadap dolar Taiwan.

Dari 9 mata uang yang disurvei Reuters, hanya yuan China yang masih mendapat posisi long, meski menurun menjadi -0,15 dari sebelumnya -0,29.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular