Newsletter

Wall Street Melesat Lagi, Bakal 'Nular' ke IHSG Juga?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
22 July 2021 06:29
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menghijau pada Rabu (21/7/2021), setelah memerah pada awal pekan. Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) yang juga ditutup naik.

Ini terjadi di tengah penguatan pasar saham global dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS). Berbeda nasib, nilai tukar rupiah tercatat kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) yang punya status sebagai aset aman (safe haven).

Secara rinci, IHSG mengakhiri perdagangan dengan terapresiasi 0,21% ke level 6.029,97 di tengah reli di bursa Asia serta kepastian perpanjangan PPKM Darurat oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Data BEI mencatat, nilai transaksi kemarin, sebesar Rp 11,4 triliun, di mana investor asing membeli bersih Rp 206 miliar di pasar reguler.

Asing melakukan pembelian di saham PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 70 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 101 miliar. Sementara, jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilego Rp 45 miliar dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang dijual Rp 60 miliar.

Sebagaimana sudah diantisipasi pelaku pasar, Presiden JoJokowi pada Selasa malam memutuskan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, yang sedianya berakhir pada 20 Juli menjadi 25 Juli 2021. Perpanjangan dilakukan di tengah masih tingginya penyebaran kasus Covid-19, yang masih di atas 35.000 kasus sehingga total kasus virus tersebut mencapai 2,95 juta di Tanah Air.

Namun, yang mengejutkan, presiden menyatakan pembukaan bertahap kemungkinan bisa dilakukan pada 26 Juli.  Adapun per Rabu, pemerintah mengganti penggunaan istilah PPKM Darurat dengan PPKM Level 4.

"Jika tren kasus terus mengalami penurunan, maka tanggal 26 Juli 2021, pemerintah akan melakukan pembukaan bertahap," ujarnya melalui kanal Youtube.

Beralih ke rupiah, di penutupan perdagangan, mata uang Garuda merosot ke Rp 14.540/US$, atau melemah 0,17% di hadapan greenback AS. Rupiah sulit untuk menguat sebab pelaku pasar masih mengincar aset safe haven sebagai investasi.

Sebabnya, kecemasan akan terjadinya stagflasi, yakni pertumbuhan ekonomi yang merosot tetapi inflasi tinggi. Maklum saja, lonjakan kasus virus corona terjadi mulai dari Asia, Eropa, hingga ke Amerika Serikat, sehingga ada risiko pembatasan sosial kembali diketatkan, dan tentu saja berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, bank sentral di berbagai negara masih membanjiri perekonomian dengan likuiditas, sehingga berisiko memicu inflasi yang tinggi.

"Ketakutan akan stagflasi menjadi kekhawatiran utama investor ketika kasus Covid-19 melonjak dan membuat perekonomian melambat sementara inflasi tetap menanjak," kata Peter Essele, kepala manajemen investasi di Commonwealth Financial Network, sebagaimana dilansir CNBC International.

Saat itu terjadi, maka aset-aset safe haven, dolar AS salah satunya akan menjadi favorit investasi.

"Saya percaya aset safe haven pantas untuk menguat, mengingat pemulihan ekonomi global yang melambat sehingga ekspektasi pertumbuhan yang tinggi layak dipertanyakan," kata Juan Perez, ahli strategi valuta asing di Tempus Inc di Washington.

Sementara, mayoritas investor kembali memburu SBN pada Rabu, ditandai dengan pelemahan imbal hasil (yield) di hampir seluruh SBN. Hanya SBN bertenor 20 tahun yang cenderung dilepas oleh investor dan mengalami penguatan yield, yakni naik 0,9 basis poin (bp) ke level 7,109%.

Adapun, yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 yang merupakan yield acuan pemerintah kembali turun 1,6 bp ke level 6,327%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun naik 3,6 bp ke level 1,245% pada pukul 06:51 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Selasa kemarin di level 1,209%.

Imbal hasil Treasury sempat merosot pada awal pekan ini hingga mencapai level terendahnya selama lima bulan terakhir, di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Covid-19 varian Delta yang sangat cepat dan meningkatnya inflasi AS. Menurut data Centers for Disease Control and Prevention, kasus Covid-19 di AS mencapai lebih dari 35.500 sepekan terakhir.

Dalam hal kekhawatiran seputar tekanan inflasi, Kepala Investasi, Kleinwort Hambros Fahad Kamal mengatakan kepada "Squawk Box Europe" CNBC bahwa perusahaannya tidak berpikir tekanan harga akan "tidak terkendali."

"Kami tidak berpikir akan ada sesuatu seperti inflasi satu digit, kami mencatat bahwa meskipun harga cenderung mengalami kenaikan, tetapi kami memprediksi bahwa inflasi masih bersifat moderat," katanya.

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kembali ditutup melesat di zona hijau pada perdagangan Rabu (21/7) waktu AS, setelah pada hari sebelumnya juga kompak menguat. Penguatan ketiga indeks saham ini terjadi di tengah laporan pendapatan sejumlah perusahaan yang kokoh dan optimisme baru tentang pemulihan ekonomi AS.

Dow Jones Industrial Average naik 286,01 poin, atau 0,83%, menjadi 34.798, S&P 500 menguat 0,82%, menjadi 4.358,69, dan Nasdaq Composite bertambah 0,92%, menjadi 14.631,95.

Dari 11 sektor utama di S&P 500, saham energi menjadi top gainers, melonjak 3,5% seiring rebound harga minyak mentah dunia.

Saham-saham small caps (dengan nilai kapitalisasi pasar kecil) yang sensitif secara ekonomi, semikonduktor, dan keuangan 'merajai' pasar pada perdagangan Rabu.

"Ini semacam jungkat-jungkit yang terjadi antara pendapatan [perusahaan] yang besar dan pasar yang pulih dan kekhawatiran apakah ekonomi akan melambat karena varian Delta (COVID-19)," kata Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia, dilansir Reuters.

"Tetapi kita sedang menyaksikan," lanjut Tuz, "pendapatan yang kuat dengan panduan yang umumnya positif, dan perasaan bahwa (varian Delta) dapat diatasi."

Mulai pulihnya bisnis perjalanan membantu mendorong pendapatan United Airlines, meningkatkan sahamnya sebesar 3,8%.

Indeks S&P 1500 Airlines melonjak 3,3%, sementara indeks S&P 1500 Hotels, Restaurant and Leisure terkerek 2,9%.

"Awal minggu ini saham-saham tersebut menderita karena kekhawatiran baru bahwa bisnis perjalanan akan melambat dan semua industri yang terkait akan menderita, tetapi ketakutan itu telah hilang," imbuh Tuz. "Permintaan [terkait bisnis perjalanan] terus berlanjut seperti yang diharapkan, saya tidak berpikir ketakutan akan varian Delta menyebabkan orang mengubah rencana mereka."

Sementara, benchmark imbal hasil Treasury AS melanjutkan rebound mereka dari posisi terendah lima bulan setelah lelang obligasi 20 tahun yang lemah, yang menguntungkan bank yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga.

Perselisihan di Washington atas pengesahan paket infrastruktur bipartisan senilai US$1,2 triliun berkembang ketika Senat parta Demokrat berusaha melakukan pemungutan suara prosedural yang direncanakan, kendati ada seruan penundaan dari Partai Republik.

Mengenai musim pelaporan kinerja keuangan kuartal kedua 73 perusahaan di S&P 500 telah membukukan hasil. Dari jumlah tersebut, 88% telah mengalahkan ekspektasi konsensus.

Di antara perusahaan 'pemenang', saham Chipotle Mexican Grill melonjak 11,5% setelah sang pemilik gerai burrito mengalahkan perkiraan pendapatan analis dan memperkirakan pertumbuhan penjualan kuartal saat ini yang kuat.

Saham Coca-Cola naik 1,3% setelah menaikkan angka perkiraan kinerja setahun penuh.

Kemudian, saham Interpuplic Group of Companies melonjak 11,3% setelah rilis pendapatan yang optimis.

Perusahaan farmasi Johnson & Johnson memperkirakan angka penjualan mencapai US$2,5 miliar dari vaksin Covid-19 satu kali suntikan tahun ini dan menaikkan perkiraan penjualan perusahaan..

Di sisi yang 'pecundang', Netflix Inc pada Selasa malam waktu setempat melaporkan perlambatan pertumbuhan pelanggan, membuat saham perusahaan turun 3,3%.

Kemudian, rilis pendapatan kuartal kedua Harley-Davidson menunjukkan adanya kemajuan, tetapi perusahaan menurunkan patokan pendapatan operasionalnya lantaran tarif dari Eropa, yang merupakan pasar terbesar kedua Harley. Pada Rabu, saham Harley anjlok 7,2%.

Pada Kamis, musim laporan keuangan masih berlanjut. AT&T, D.R. Horton, Southwest Air, American Airlines, Abbott Labs dan Union Pacific termasuk di antara nama-nama yang bakal merilis kinerja keuangan sebelum bel pembukaan pasar. Sementara, Intel, Twitter, Snap, dan Capital One akan mempublikasikan pembaruan kinerja triwulanan setelah pasar tutup.

Selain itu, investor juga akan mengamati angka klaim tunjangan pengangguran mingguan dari Departemen Tenaga Kerja. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan jumlah pengajuan pertama-kali klaim tunjangan pengangguran menjadi 350.000, turun dari jumlah sebelumnya di 360.000. Angka penjualan rumah yang ada juga akan dirilis.

Dari dalam negeri, sentimen utama yang bisa mempengaruhi pasar hari ini datang dari Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 14.30 WIB. Adapun salah satu keputusan utamanya adalah penentuan suku bunga acuan, apakah akan dipertahankan di level sekarang sebesar 3,5% atau diubah. Sejauh ini, Tradingeconomics memproyeksikan BI masih 'bermain aman' di angka 3,5% itu.

Di samping itu, pelaku pasar juga masih akan mencermati perkembangan kasus baru Covid-19 di Tanah Air. Memasuki hari pertama perpanjangan PPKM Darurat (PPKM Level 4), kasus Covid-19 di Indonesia kembali menurun, meskipun masih di atas 30.000 kasus per hari.

Berdasarkan data Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, kasus baru pada Rabu (21/7), bertambah 33.772 pasien. Alhasil, hingga kemarin total konfirmasi positif di Indonesia menembus 2,983 juta.

Sementara itu, kasus kematian bertambah 1.383 orang sehingga total menjadi 77.583 orang. Kabar baiknya, kasus kesembuhan bertambah 32.887 orang dalam sehari. Secara total, ada 2,356 juta pasien yang sembuh dari Covid-19.

Kemudian, dari luar negeri, ada rilis data indeks keyakinan usaha Perancis pada bulan Juli 2021, yang dirilis pada 13.45 WIB. Menurut catatan Tradingeconomics, indikator iklim manufaktur di Prancis tidak berubah di posisi 107 pada Juni 2021, sama seperti di bulan sebelumnya dan sedikit lebih rendah dari perkiraan pasar 109. Konsensus pasar memprediksi indeks keyakinan usaha pada Juli masih di posisi 107.

Selain itu, pada pukul 17.00 WIB, pasar juga akan mengamati rilis data indeks optimisme usaha dari Negeri Ratu Elizabeth II Britania Raya untuk kuartal III 2021. Indeks optimisme manufaktur Inggris melonjak menjadi 38 pada kuartal kedua 2021 dari minus 22 pada periode tiga bulan sebelumnya. Pasar memprediksi indeks optimisme usaha per triwulan III tahun ini naik menjadi 45.

Selanjutnya, pada pukul 18.45 WIB Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan mengumumkan keputusan soal tingkat suku bunga acuan yang saat ini di level 0%. Konsensus menyebutkan ECB masih akan mempertahankan tingkat suku bunga di level tersebut.

Sebelumnya, pada 8 Juli lalu, ECB mengumumkan strategi baru yang memungkinkan bank untuk mentolerir inflasi di atas target 2%, dibandingkan dengan sebelumnya yang berada sedikit di bawah 2%. Selain itu, ECB juga memasukkan pertimbangan perubahan iklim dalam operasi kebijakan moneter anyarnya.

"Kami percaya target 2% lebih jelas, lebih sederhana untuk dikomunikasikan dan memiliki keseimbangan yang baik," kata Presiden ECB Christine Lagarde dalam konferensi pers pada 8 Juli. "Kami tahu bahwa 2% tidak akan selalu tepat sasaran, mungkin ada beberapa penyimpangan sementara yang moderat di kedua arah dari 2% itu. Dan itu tidak masalah."

Lagarde juga mengatakan, ECB akan terus menjaga kondisi keuangan yang berkelanjutan dan mendukung perekonomian. Ia pun menambahkan, sekarang bukan waktu yang tepat untuk membicarakan soal strategi keluar atau exit strategy.

Terakhir, dari Negeri Paman Sam, pada pukul 19.30 WIB, Departemen Tenaga Kerja AS akan mengumumkan data klaim tunjangan pengangguran per 17 Juli 2021, yang diprediksi akan kembali turun. Penurunan klaim tunjangan pengangguran bisa menjadi salah satu indikator awal untuk menakar perbaikan pasar tenaga kerja dan 'kesehatan' ekonomi AS.

Sebelumnya, per 10 Juli 2021, klaim tunjangan pengangguran awal AS tepat sesuai proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones, di angka 360.000 unit, atau lebih lebih baik ketimbang posisi sepekan sebelumnya (386.000 unit). Menurut data Kementerian Tenaga Kerja, ini merupakan level terendah untuk klaim awal sejak 14 Maret 2020 yang berada di level 256.000.

Konsensus pasar memprediksi klaim tunjangan pengangguran akan kembali turun menjadi 350.000 unit.

Sementara, menurut hitung-hitungan Tradingeconomics, klaim tunjangan pengangguran rerata empat mingguan per 17 Juli juga akan kembali turun menjadi 365.500 unit.

Sebelumnya, klaim tunjangan ini turun menjadi 382.500 unit pada 10 Juli, dari posisi 397.000 unit pada periode sebelumnya. Ini adalah level terendah untuk rata-rata empat mingguan sejak 14 Maret 2020 yang berada di posisi 225.500.

Melansir Investopedia, selama masa 'kelesuan' ekonomi yang disebabkan oleh penyebaran virus Covid-19 semenjak tahun lalu, klaim tunjangan pengangguran mingguan di AS sempat melonjak ke level historis seiring perusahaan mengurangi alokasi gaji akibat penutupan usaha.

Asal tahu saja, menurut data Departemen Tenaga Kerja AS, sepanjang pertengahan Maret hingga 30 April 2020, lebih dari 28 juta orang Amerika mengajukan klaim asuransi pengangguran.

Berikut beberapa data ekonomi yang akan dirilis hari ini:

  • Keyakinan usaha di Perancis bulan Juli (13.45 WIB)

  • Tingkat suku bunga acuan di Indonesia (14.30 WIB)

  • Indeks optimisme usaha di Britania Raya pada kuartal III (17.00 WIB)

  • Tingkat Suku Bunga Bank Sentral Eropa (18.45 WIB)

  • Klaim tunjangan pengangguran AS per 17 Juli (19.30 WIB)

  • Keyakinan konsumen di kawasan Uni Eropa (21.00 WIB)

  • Penjualan rumah di AS per Juni (21.00 WIB)

Berikut agenda emiten yang akan berlangsung hari ini:

  • RUPST PT Graha Layar Prima Tbk/BLTZ (09.00 WIB)

  • RUPST PT Panca Global Kapital Tbk/PEGE (09.30 WIB)

  • RUPST PT Indonesian Paradise Property Tbk/INPP (10.00 WIB)

  • RUPST PT Bekasi Asri Pemula Tbk/BAPA (10.00 WIB)

  • RUPST PT Saranacentral Bajatama Tbk/BAJA (10.00 WIB)

  • RUPST & RUPSLB PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk/CMNP (10.00 WIB)

  • RUPST PT Trinitan Metals and Minerals Tbk/PURE (11.00 WIB)

  • RUPST PT Roda Vivatex Tbk/RDTX (12.00 WIB)

  • RUPST & RUPSLB PT Tri Banyan Tirta Tbk/ALTO (13.30 WIB)

  • RUPST PT Superkrane Mitra Utama Tbk/SKRN (14.00 WIB)

  • RUPST & RUPSLB PT Satria Mega Kencana Tbk/SOTS (14.00 WIB)

  • RUPST PT Sekar Bumi Tbk/SKBM (14.00 WIB)

  • RUPSLB PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (14.00 WIB)

  • RUPST & RUPSLB PT Saraswati Griya Lestari Tbk/HOTL (15.00 WIB)

Di bawah ini sejumlah indikator perekonomian nasional:



TIM RISET CNBC INDONESIA

 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular