
Simak 7 Informasi Penting Ini untuk Berburu Cuan Hari Ini

5. Penjelasan Manajemen EXCL Soal Rencana Caplok LINK
Induk perusahaan PT XL Axiata Tbk (EXCL), Axiata Bhd, dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli saham PT Link Net Tbk (LINK) dari Grup Lippo.
Diskusi mengenai akuisisi tersebut sedang berlangsung antara Axiata dan penjual potensial, perusahaan ekuitas swasta CVC Capital Partners dan First Media, anak perusahaan konglomerat Lippo Group keluarga Riady.
"Axiata sedang mempertimbangkan opsi pada struktur kesepakatan potensial termasuk membeli saham melalui unitnya di Indonesia, PT XL Axiata," tulis laporan Bloomberg, dikutip Selasa (6/7/2021).
Menanggapi hal ini, Group Head Corporate Communication PT XL Axiata Tbk (EXCL), Tri Wahyuningsih Harlianti menyatakan, tidak bisa memberikan penjelasan lebih rinci mengenai rencana perusahaan induk XL melakukan rencana akuisisi ini.
"Mengenai hal ini, kami tidak bisa memberikan tanggapan, karena ini merupakan ranah dari Axiata Group Bhd," kata Tri kepada CNBC Indonesia, Selasa (13/7/2021).
6.Corona RI Rekor Terus, Bos BNI Ungkap Strategi Dorong Kredit
Manajemen bank BUMN, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengakui saat ini masih selektif dalam menyalurkan kredit ke berbagai sektor ekonomi guna menjaga kualitas kredit di tengah pandemi Covid-19.
Sektor yang saat ini difokuskan perusahaan seperti industri manufaktur, agribisnis dan konstruksi.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan hingga Maret 2021 penyaluran kredit di BNI masih tumbuh 2,2% secara tahunan, meski secara nasional penyaluran kredit perbankan masih terkontraksi 3,8% di periode yang sama.
"Perbankan selektif untuk sektor tertentu agar kualitas kredit terjaga. BNI ada beberapa sektor potensial ekonomi, baik industri manufaktur, agri dan konstruksi. Bukan berarti sektor lain kita abaikan tapi kta juga secara selektif tumbuh," kata Royke dalam Investor Daily Summit 2021, Selasa (13/7/2021).
7. Bank Alim Markus Perpanjang Waktu Rights Issue
Emiten bank milik pengusaha nasional Alim Markus, PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) mengumumkan rencana perubahan struktur dan perpanjangan waktu mengenai rencana penambahan modal lewat penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Direktur Utama BMAS, Herman Halim, dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan, terkait penambahan modal dengan memberikan HMETD yang ke-2 ini terdapat perubahan atas hal-hal terkait struktur rights issue.
"Kami juga menyampaikan perseroan akan menggunakan ketentuan yang diatur dalam Surat Edaran OJK No.S101/D.04/2020 tahun 2020 tanggal 24 Maret 2020 perihal perpanjangan jangka waktu berlakunya laporan keuangan dan laporan penilaian di pasar modal, perpanjangan penawaran awal dan penundaan/pembatalan penawaran umum," kata Herman Halim, dikutip Selasa (13/7/2021).
(hps/hps)[Gambas:Video CNBC]