Review

Ini 10 Saham Tercuan-Terboncos Sepekan, Intip Jawara Broker!

tahir saleh, CNBC Indonesia
12 July 2021 06:32
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC IndonesiaPergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan (5-9 Juli) meningkat 0,28% menjadi 6.039,844 dari 6.023,008 pada pekan sebelumnya. Di akhir pekan, Jumat, IHSG ditutup cenderung flat, 0,00% di level 6.039.

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, selama periode 5-9 Juli, rata-rata nilai transaksi harian Bursa naik sebesar 3,84% menjadi Rp 11,802 triliun dari Rp11,365 triliun pada pekan sebelumnya.

Kemudian peningkatan terjadi pada rata-rata frekuensi harian Bursa sebesar 3,29% menjadi 1.201.900 transaksi dari 1.163.664 transaksi pada penutupan pekan sebelumnya.

Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar Bursa meningkat 0,46% menjadi Rp 7.187,639 triliun dari Rp7.154,948 triliun dari pekan sebelumnya.

Investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 23,11 miliar di Jumat lalu, sedangkan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 15,750 triliun.

Saham-saham emiten kesehatan menjadi buruan investor dalam sepekan terakhir. Emiten pendatang baru PT Bundamedik Tbk (BHMS) yang sahamnya tercatat pada Selasa (6/7), meroket 142,55% hingga mentok di batas atas (auto reject atas/ARA 25%) selama 4 hari beruntun.

Kemudian, saham PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) juga masuk daftar top gainers sepekan dengan lonjakan 90,22%.

Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang kembali mengganas di Indonesia memang dinilai membuat investor memburu saham-saham emiten kesehatan. Per 9 Juli 2021, jumlah pasien positif corona mencapai 2.455.912 orang. Bertambah 38.124 orang dari hari sebelumnya.

Sepanjang pekan lalu, jumlah pasien positif bertambah 226.974 orang. Ini adalah rekor penambahan kasus mingguan sejak pasien pertama diumumkan pada 1 Maret 2020.

Berikut lengkap top gainers dan losers sepekan beserta dengan broker paling aktif.

Gainers-Loser Sepekan 5-9 Juli 2021

Top Gainers-Losers 5-9 Juli 2021/IDXFoto: Top Gainers-Losers 5-9 Juli 2021/IDX
Top Gainers-Losers 5-9 Juli 2021/IDX

Mengacu data BEI, saham berada di urutan teratas top gainers sepekan setelah pada Jumat ditutup melesat 25% di level Rp 825/saham (ARA). Dengan demikian saham BMHS meroket 142,55% hingga mentok di batas atas (ARA) selama 4 hari beruntun.

Perusahaan resmi menjadi emiten ke 24 di BEI pada Selasa (6/7) dengan melepas 682 juta saham baru atau sebanyak 7,93% saham di harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), Rp 340 per saham. Harga saham BMSH meroket 143% dari harga IPO.

Saat ini Bundamedik mengelola rumah sakit Ibu dan anak Citra Ananda, RS Ibu dan anak Bunda Jakarta, RS umum Bunda Margonda, RS Umum Bunda Padang dan RS umum Bunda Jakarta.

Berikutnya ada saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang dulu bernama Bank Harda Internasional milik pengusaha nasional Chairul Tanjung. Saham Allo Bank dibuka di level Rp 1.735/saham pada awal perdagangan Jumat ini (9/7). Ini berubah dari harga penutupan BBHI pada Kamis masih di level Rp 4.670/saham.

Turunnya harga saham BBHI bukan karena terkoreksi akan tetapi karena harga teoritis saham dalam rangka penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue. Harga teoritis adalah harga penyesuaian antara harga pasar dan harga tebus rights issue.

Sebelumnya, BEI sudah merilis pengumuman mengenai harga teoritis saham BBHI di mana menurut perhitungan bursa harga teoritis BBHI berada di angka Rp 1.736,819 dan dibulatkan ke bawah menjadi Rp 1.735/unit.

Bagi investor yang sudah jadi pemegang saham, ada cuan besar dengan harga teoritis yang kemudian naik menjadi di Rp 2.160, mengingat harga tembus saham BBHI hanya Rp 100/saham.

Adapun broker teraktif masih dikuasai tiga besar PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.

Secara nilai transaksi perdagangan, Mirae memimpin dengan nilai transaksi sepekan Rp 11,30 triliun dengan volume perdagangan 21,95 miliar saham dan 1,80 juta kali frekuensi.

Berikutnya Mandiri Sekuritas Rp 7,44 triliun transaksi sepekan dengan volume perdagangan 10,92 miliar saham dengan frekuensi 1 juta kali. Kemudian Indo Premier Rp 6,35 triliun dengan volume 9,72 miliar saham dan frekuensi 1,30 juta kali.

NEXT: Review Aktivitas Listing Sepekan

Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono menjelaskan dalam keterangan resmi bahwa selama sepekan (5-9 Juli) terdapat tiga pencatatan perdana saham (IPO) serta masing-masing lima obligasi dan sukuk.

Pada Senin (5/7), terdapat pencatatan Obligasi Berkelanjutan III PTPP Tahap I Tahun 2021 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I PTPP Tahap I Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT PP (Persero) Tbk (PTPP) di BEI.

Nilai nominal obligasi yang dicatatkan Rp 1,50 triliun, sedangkan nilai nominal sukuk sebesar Rp 500 miliar.

Pada Selasa (6/7) terdapat pencatatan perdana saham Bundamedik (BMHS) yang merupakan perusahaan tercatat ke-24 di BEI pada tahun 2021.

Di Rabu (7/7), Obligasi Berkelanjutan II Aneka Gas Industri Tahap III Tahun 2021 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Aneka Gas Industri Tahap III Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal  Rp 238 miliar serta sukuk Rp 244 miliar.

Pada Kamis (8/7), saham PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk. (FLMC) resmi tercatat pada Papan Akselerasi BEI dan merupakan perusahaan tercatat ke-25 di BEI pada tahun 2021. FLMC memiliki kegiatan usaha utama di bidang produksi tisu basah, kain nonwoven dan produk kesehatan lainnya.

Pada akhir pekan, Jumat (9/7), Saham dan Waran PT PAM Mineral Tbk. (NICL) resmi tercatat di Papan Pengembangan BEI.

NICL merupakan perusahaan ke-26 di tahun ini dan fokus pada pertambangan nikel yang berdiri sejak 2008.

Masih pada hari yang sama, Obligasi Berkelanjutan VI Sarana Multigriya Finansial Tahap I Tahun 2021 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Sarana Multigriya Finansial Tahap I Tahun 2021 diterbitkan oleh PT Sarana Multigriya Finansial (Persero).

Nilai nominal masing-masing sebesar Rp 1,20 triliun dan Rp 100 miliar.

Kemudian, Obligasi OKI Pulp & Paper Mills I Tahun 2021 dan Sukuk Mudharabah OKI Pulp & Paper Mills I Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT OKI Pulp & Paper Mills dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp 3 triliun dan Rp 1 triliun.

Tidak hanya itu, Obligasi Berkelanjutan II Barito Pacific Tahap I Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dengan nilai Rp 750 miliar.

Kemudian, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I PNM Tahap I Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Permodalan Nasional Madani (Persero) mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 2 triliun.

Total emisi Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2021 adalah 46 Emisi dari 33 Emiten senilai Rp 50,31 triliun.

Dengan pencatatan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 471 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 427,32 triliun dan US$ 47,5 juta, diterbitkan oleh 125 Emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 150 seri dengan nilai nominal Rp 4.290,18 triliun dan US$ 400,00 juta. EBA (efek beragun aset) sebanyak 11 emisi senilai Rp 6,39 triliun.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular