
Ini 10 Saham Tercuan-Terboncos Sepekan, Intip Jawara Broker!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan (5-9 Juli) meningkat 0,28% menjadi 6.039,844 dari 6.023,008 pada pekan sebelumnya. Di akhir pekan, Jumat, IHSG ditutup cenderung flat, 0,00% di level 6.039.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, selama periode 5-9 Juli, rata-rata nilai transaksi harian Bursa naik sebesar 3,84% menjadi Rp 11,802 triliun dari Rp11,365 triliun pada pekan sebelumnya.
Kemudian peningkatan terjadi pada rata-rata frekuensi harian Bursa sebesar 3,29% menjadi 1.201.900 transaksi dari 1.163.664 transaksi pada penutupan pekan sebelumnya.
Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar Bursa meningkat 0,46% menjadi Rp 7.187,639 triliun dari Rp7.154,948 triliun dari pekan sebelumnya.
Investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 23,11 miliar di Jumat lalu, sedangkan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 15,750 triliun.
Saham-saham emiten kesehatan menjadi buruan investor dalam sepekan terakhir. Emiten pendatang baru PT Bundamedik Tbk (BHMS) yang sahamnya tercatat pada Selasa (6/7), meroket 142,55% hingga mentok di batas atas (auto reject atas/ARA 25%) selama 4 hari beruntun.
Kemudian, saham PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) juga masuk daftar top gainers sepekan dengan lonjakan 90,22%.
Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang kembali mengganas di Indonesia memang dinilai membuat investor memburu saham-saham emiten kesehatan. Per 9 Juli 2021, jumlah pasien positif corona mencapai 2.455.912 orang. Bertambah 38.124 orang dari hari sebelumnya.
Sepanjang pekan lalu, jumlah pasien positif bertambah 226.974 orang. Ini adalah rekor penambahan kasus mingguan sejak pasien pertama diumumkan pada 1 Maret 2020.
Berikut lengkap top gainers dan losers sepekan beserta dengan broker paling aktif.
Gainers-Loser Sepekan 5-9 Juli 2021
![]() Top Gainers-Losers 5-9 Juli 2021/IDX |
Mengacu data BEI, saham berada di urutan teratas top gainers sepekan setelah pada Jumat ditutup melesat 25% di level Rp 825/saham (ARA). Dengan demikian saham BMHS meroket 142,55% hingga mentok di batas atas (ARA) selama 4 hari beruntun.
Perusahaan resmi menjadi emiten ke 24 di BEI pada Selasa (6/7) dengan melepas 682 juta saham baru atau sebanyak 7,93% saham di harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), Rp 340 per saham. Harga saham BMSH meroket 143% dari harga IPO.
Saat ini Bundamedik mengelola rumah sakit Ibu dan anak Citra Ananda, RS Ibu dan anak Bunda Jakarta, RS umum Bunda Margonda, RS Umum Bunda Padang dan RS umum Bunda Jakarta.
Berikutnya ada saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang dulu bernama Bank Harda Internasional milik pengusaha nasional Chairul Tanjung. Saham Allo Bank dibuka di level Rp 1.735/saham pada awal perdagangan Jumat ini (9/7). Ini berubah dari harga penutupan BBHI pada Kamis masih di level Rp 4.670/saham.
Turunnya harga saham BBHI bukan karena terkoreksi akan tetapi karena harga teoritis saham dalam rangka penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue. Harga teoritis adalah harga penyesuaian antara harga pasar dan harga tebus rights issue.
Sebelumnya, BEI sudah merilis pengumuman mengenai harga teoritis saham BBHI di mana menurut perhitungan bursa harga teoritis BBHI berada di angka Rp 1.736,819 dan dibulatkan ke bawah menjadi Rp 1.735/unit.
Bagi investor yang sudah jadi pemegang saham, ada cuan besar dengan harga teoritis yang kemudian naik menjadi di Rp 2.160, mengingat harga tembus saham BBHI hanya Rp 100/saham.
Adapun broker teraktif masih dikuasai tiga besar PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.
Secara nilai transaksi perdagangan, Mirae memimpin dengan nilai transaksi sepekan Rp 11,30 triliun dengan volume perdagangan 21,95 miliar saham dan 1,80 juta kali frekuensi.
Berikutnya Mandiri Sekuritas Rp 7,44 triliun transaksi sepekan dengan volume perdagangan 10,92 miliar saham dengan frekuensi 1 juta kali. Kemudian Indo Premier Rp 6,35 triliun dengan volume 9,72 miliar saham dan frekuensi 1,30 juta kali.
NEXT: Review Aktivitas Listing Sepekan
