
Ssst...Ini Bocoran Proyeksi Harga-Nilai Rights Issue Bank BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Perbankan BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis 22 Juli mendatang.
Agenda utamanya tentu berkaitan dengan persetujuan atas Penambahan Modal Perseroan dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) kepada para pemegang saham yang akan dilakukan melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) alias rights issue.
Sekuritas di pasar modal pun mulai mengeluarkan riset tentang perhitungan rights issue bank BUMN yang fokus pada sektor kredit UMKM ini, salah satunya broker lokal, PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Oh iya, RUPSLB BBRI akan digelar pada pukul 14.00 WIB, di Gedung BRI Jalan Jenderal Sudirman Kav 44-46 Jakarta Pusat.
Rights issue ini digelar dalam rangka bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro bersama dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
Dalam aksi korporasi ini, BRI akan menerbitkan maksimal 28.677.086.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 50, atau 23,25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Hanya saja, pemerintah hanya akan menyetorkan bagiannya dalam bentuk non tunai, yakni seluruh saham Seri B milik pemerintah di Pegadaian dan PNM akan ditukar dengan saham baru BBRI (inbreng).
Maka investor publik praktis yang akan menjadi sumber dana segar dari aksi rights issue tersebut. BRI memang belum menentukan harga pelaksanaan.
Dalam riset yang dipublikasikan 17 Juni 2021, Head of Research Samuel Sekuritas, Suria Dharma menilai rencana pembentukan Holding Ultra-Mikro di bawah BBRI dengan pengambilalihan Pegadaian dan PNM diperkirakan akan memberikan sinergi yang positif.
"Pengambilalihan akan dilakukan pada 1,75x PBV [price to book value, rasio harga terhadap nilai nuku] yang dianggap fair. Di sisi lain, inbreng pemerintah dilakukan pada nilai pengambilalihan sebesar Rp 54,8 triliun sehingga berarti ada kas Rp 41,7 triliun diharapkan akan diperoleh dari porsi masyarakat yang melaksanakan rights," kata Suria, dikonfirmasi CNBC Indonesia terkait risetnya, Rabu ini (7/7/2021).
![]() Riset Rights Issue BBRI, Samuel Sekuritas 17 Juni 2021 |
BRI akan menjadi Holding Ultra-Mikro dengan mengambilalih saham pemerintah RI di Pegadaian dan PNM.
Untuk itu, BBRI akan mengadakan rights issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak 28,677 miliar saham seri B atau setara dengan saham BBRI saat ini.
Per 31 Mar 2021, Pegadaian dan PNM memiliki total aset sebesar Rp 107,5 triliun (7,6% dari aset BBRI) dengan total ekuitas sebesar Rp 31,3 triliun (16,1% total ekuitas BBRI).
"Nilai akuisisi yang kami anggap masih menarik adalah tidak melebihi Rp 62,3 triliun atau 2 kali PBV," kata Suria.
![]() Tabel 2. Riset Rights Issue BBRI, Samuel Sekuritas 17 Juni 2021 |
"Di sisi lain, penambahan ekuitas juga harus diimbangi dengan pertumbuhan kredit yang berimbang sehingga tingkat ROE [return on equity] dapat dipertahankan. Dengan adanya rights issue ini, kapitalisasi pasar BBRI 12M berpotensi mendekati atau melebihi Rp 600 triliun. Pembahasan detailnya akan dilakukan setelah mendapat persetujuan RUPSLB tanggal 22 Juli 2021," jelas Suria.
Dia mengatakan, pengambilalihan Pegadaian dan PNM rencananya dilakukan pada valuasi Rp 48,7 triliun dan Rp 6,1 triliun atau total Rp 54,8 triliun yang merefleksikan sekitar 1,75 kali PBV keduanya (berdasarkan data 1Q21).
Pemerintah akan mengambil bagian atas seluruh rights yang menjadi haknya dengan melakukan inbreng atas saham milik Pemerintah di Pegadaian (99%) dan PNM (99%).
Sedangkan pelaksanaan rights yang berasal dari porsi masyarakat akan disetorkan kepada BBRI dalam bentuk tunai.
![]() Tabel 3. Riset Rights Issue BBRI, Samuel Sekuritas 17 Juni 2021 |
Dia menegaskan, namun yang perlu diperhatikan adalah inbreng yang akan dilakukan pemerintah adalah sebesar nilai pengambilalihan Pegadaian-PNM atau sebesar Rp 54,8 triliun.
Ini berarti ada Rp 41,7 triliun yang diharapkan didapatkan dari porsi masyarakat dan bukan untuk mengambilalih Pegadaian-PNM, tapi lebih untuk meningkatkan struktur modal sekaligus CAR (rasio kecukupan modal) yang diperkirakan akan meningkat menjadi 23% (dari 19.8% di 1Q21).
Sebab itu, melihat besarnya rencana rights issue ini, maka untuk jangka pendek diperkirakan akan ada tekanan terhadap harga saham BBRI, karena bobotnya yang tinggi di portfolio investor maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Walaupun demikian, kami mempertahankan BUY dengan taregt harga di Rp 5.300 atau mencerminkan 3,1 kali PBV 21F (proyeksi 2021)," kata Suria.
NEXT: Rincian Rights Issue
