
Duh! Ramalan Fitch soal Ritel, Deretan Emiten Ini Bakal Drop

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings menilai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di wilayah Jawa dan Bali yang dimulai sejak Sabtu (3/7) hingga 20 Juli mendatang akan menghambat pemulihan peritel grosir di Tanah Air sepanjang kuartal III tahun ini.
Menurut rilis resmi Fitch pada 4 Juli, analis Fitch memprediksi kerugian tersebut dapat pulih pada kuartal IV 2021 seiring dengan percepatan vaksinasi.
Sebagai informasi, PPKM Darurat diberlakukan mulai 3-20 Juli seiring adanya lonjakan kasus harian baru Covid-19 yang memecahkan rekor tertinggi sejak awal Juni.
"Pemberlakuan aturan penjarakan sosial yang lebih ketat akan mengurangi pergerakan [masyarakat] secara signifikan karena semua pekerja di sektor yang non-esensial dan non kritikal harus bekerja dari rumah [WFH]," jelas analisis PT Fitch Ratings Indonesia, lewat analis Ilham Kurniawan, dikutip CNBC Indonesia, Senin (5/7).
Selama PPKM Darurat, apotek tidak mengalami jam operasi, sementara toko retail yang menjual kebutuhan sehari-hari dapat beroperasi hingga pukul 8 malam.
Kemudian, pusat-pusat perbelanjaan ditutup tetapi supermarket dan hypermarket di dalam mal masih diizinkan beroperasi. Restoran hanya dapat melayani pesanan dibawa pulang (take-away) atau pesan antar (delivery).
"Pengurangan pergerakan akan menekan sektor ritel untuk sementara," tulis riset Fitch.
Fitch memperkirakan penjualan ritel nasional melemah di kuartal III 2021 setelah sempat membaik di bulan April dan Mei, mengacu pada data Bank Indonesia, dengan penjualan ritel masing-masing naik 15,6% dan 12,9% secara tahunan (yoy).
"Namun, kami yakin percepatan vaksinasi yang berhasil akan mendukung peningkatan di 4Q21 [kuartal IV 2021] dan berpotensi mengkompensasi kerugian kuartal sebelumnya," terang Fitch.
Menurut catatan Fitch, lebih dari 32 juta orang, atau sekitar 11,8% dari populasi, menerima dosis pertama pada 4 Juli 2020 dan pemerintah menargetkan untuk memvaksinasi 1 juta orang per hari.
Fitch memprediksi, emiten operator minimarket seperti pengelola gerai Alfamart PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT, dengan rating Fitch AA-(idn)/Stabil) lebih siap menghadapi aturan PPKM yang baru.
"Jaringan gerai perseroan yang luas dengan lebih dari 17.500 gerai yang terkonsolidasi secara nasional, 69% di antaranya berlokasi di Jawa dan Jakarta, akan semakin mudah diakses bagi mereka yang tinggal di rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," tulis Fitch.
Sementara, Fitch menjelaskan, emiten pengelola supermarket atau hypermarket, seperti PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Hero Supermarket Tbk (HERO), akan lebih rentan karena sebagian besar toko mereka terletak di dalam pusat perbelanjaan atau mal, yang akan mendapatkan kunjungan konsumen yang lebih rendah dari sebelumnya.
Pendapatan Alfamart sebagian besar stabil di 3 bulan pertama 2021 secara yoy. Sementara, menurut hitung-hitungan Fitch, margin EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) meningkat menjadi 7,4% dari 6,1% di kuartal I 2020.
Fitch memperkirakan, pertumbuhan penjualan toko yang sama (SSSG) AMRT di kuartal II meningkat secara triwulanan (qoq), didukung oleh momentum Ramadan dan Idul Fitri, dari koreksi di triwulan I sebesar 7,3% qoq.
Tetapi, Fitch menambahkan, pengurangan jam buka toko selama PPKM Darurat mungkin akan mengurangi pertumbuhan dan profitabilitas di kuartal III tahun ini..
Namun, saldo kas perusahaan yang cukup besar sebesar Rp3,9 triliun pada akhir Maret 2021 akan memberikan bantalan yang memadai untuk perlambatan tersebut.
"Kami memperkirakan leverage tetap rendah pada tahun 2021, dengan leverage bersih yang disesuaikan dengan FFO (Dana dari Operasi) di bawah 2,0x," jelas Fitch.
Di sisi lain, MPPA mencatat kontraksi pendapatan sebesar 21% dalam tiga bulan pertama tahun 2021 dari tahun sebelumnya. Kemudian, jelas Fitch, penurunan pendapatan HERO sebesar 16% yoy di kuartal I 2021 dapat semakin melebar seiring manajemen memutuskan untuk menutup gerai hypermarket perusahaan.
"Kedua perusahaan di atas mencatat kerugian operasional yang akan diperparah dengan pembatasan pergerakan [masyarakat] yang baru," imbuh Fitch.
Fitch menulis, PPKM Darurat dapat mengakselerasi penjualan ritel grosir online. Tetapi, Fitch menambahkan, proporsi terhadap total penjualan eceran tidak akan begitu signifikan.
"Pengecer modern dan tradisional terkemuka sebagian besar akan terus menjadi brick and mortar," demikian kata Fitch.
Fitch memperkirakan pengecer modern akan mengadopsi sejumlah strategi penjualan online, tetapi tidak secara besar-besaran.
"Bisnis pengecer grosir online sebagian besar akan dilakukan melalui aplikasi pihak ketiga yang memiliki platform logistik dan pengiriman yang lebih mapan, yang dapat melayani pengiriman dalam jumlah besar. Penjualan online Alfamart menyumbang kurang dari 5% dari total penjualan," pungkas Fitch.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fitch Ratings: Waspadai Emiten Ritel, Mal hingga Konstruksi!
