Efek Pandemi

Fitch Ratings: Waspadai Emiten Ritel, Mal hingga Konstruksi!

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
23 July 2021 06:31
Suasana Mal Saat Pemberlakukaan PPKM Darurat di Lippo Mall Kemang (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Suasana Mal Saat Pemberlakukaan PPKM Darurat (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pemeringkatan global yang berbasis di AS dan London, Fitch Ratings, memprediksi bahwa varian Covid-19 dapat mengancam prospek (outlook) perusahaan Indonesia. Hal ini terkait dengan pembatasan sosial yang harus diterapkan akibat munculnya varian Covid-19.

Dalam keterangan resmi bertajuk Non-Rating Action Commentary, Fitch Ratings menyampaikan bahwa mereka percaya penyebaran varian Covid-19 yang lebih menular akan mengancam prospek pertumbuhan perusahaan di Indonesia.

Bahkan Fitch mencermati beberapa sektor yang secara langsung terpengaruh akibat dampak pandemi Covid-19 varian baru ini.

Fitch menilai, kondisi ini berpotensi mengurangi keuntungan atau laba bersih yang dicapai oleh sektor korporasi non-keuangan di paruh pertama 2021 atau semester pertama.

Apalagi, jika melihat tingkat vaksinasi yang masih rendah dan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang diperpanjang hingga 25 Juli 2021.

Selain itu, Fitch juga mencatat risiko akan infeksi lebih lanjut juga masih ada, mengingat penambahan kasus baru masih di atas batas yang ditetapkan pemerintah yakni 10.000 per hari.

Fitch juga mengatakan bahwa Indonesia diprediksi tidak akan mencapai tingkat vaksinasi penuh 70% -80% sebelum pertengahan tahun depan.

Tingkat vaksinasi tersebut merupakan level yang diharapkan untuk memperoleh kekebalan kelompok (herd immunity).

Fitch menerangkan bahwa rating pemeringkatan emiten atau perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan sangat berpengaruh pada beberapa segmen bisnis, seperti perusahaan penjual mobil (ritel otomotif) yang bergantung pada pelanggan atau pedagang eceran (ritel konsumer) dan pemilik mal ritel.

Tak hanya itu, rating pemeringkatan juga akan berpengaruh ke emiten-emiten dengan likuiditas rendah. Sektor-sektor yang disebutkan tadi kemungkinan besar akan terpengaruh, terutama jika semi-lockdown (pembatasan aktivitas wilayah) diperpanjang lebih lama lagi.

Fitch mencontohkan bahwa dampak paling langsung akan dirasakan oleh Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIR Trust) yang rating-nya baru diturunkan oleh Fitch (B+/Negatif).

LMIR Trust adalah satu-satunya REITS (real estate investment trust) atau dana investasi real estate (DIRE) yang dikelola Grup Lippo dan tercatat di SGX-ST (Bursa Singapura) sejak 19 November 2007.

Menurut Fitch, durasi yang tidak pasti dari penutupan mal serta alasan lainnya kemungkinan akan menyeret dana dari pertanggungan biaya tetap operasi ke bawah 1,3 kali.

Sektor-sektor penting lain, seperti konstruksi, memang dapat terus beroperasi, tetapi progresnya mungkin mengalami perlambatan dikarenakan penerapan protokol kesehatan baru.

Pembangun rumah yang berfokus pada penyediaan rumah tapak terus mencatat pertumbuhan secara tahunan (year-on-year/YoY) pada periode prapenjualan (presales), meskipun basis awal yang relatif rendah.

Sektor non-esensial lain seperti ritel grosir, makanan kemasan, telekomunikasi, minyak dan gas dan utilitas diperkirakan akan tetap tangguh.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Moody's & Fitch Pangkas Rating Sritex, Manajemen Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular