Moody's & Fitch Pangkas Rating Sritex, Manajemen Buka Suara

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
29 March 2021 15:05
Ilustrasi Logo Sritex. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Logo Sritex. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tekstil PT Sri Rezeki Isman (SRIL) atau Sritex menanggapi kabar mengenai penurunan peringkat SRIL oleh lembaga pemeringkat Moody's dan Fitch Ratings pada pekan ini.

Dalam keterbukaan informasi pada Senin (29/3/2021), manajemen menjelaskan, sampai saat ini, perusahaan masih melanjutkan proses perpanjangan sindikasi dengan Mandated Lead and Arranger Bank (MLAB).

"Belum terselesaikannya perpanjangan sindikasi merupakan faktor utama yang membuat Lembaga Rating, sehingga menurunkan peringkat Perseroan ke B3 dari B1 (Moody's) dan B- dari 88- (Fitch)," Direktur Sritex Allan M. Severino, dikutip CNBC Indonesia, Senin (29/3).

Sebelumnya, pada 22 Maret lalu, Moody's menurunkan peringkat alias Corporate Family Rating (CFR) emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) menjadi B3 dari sebelumnya B1.

Berdasarkan laman resminya, Senin (22/3/2021), Moody's juga menurunkan peringkat ke B3 dari B1 pada, pertama, surat utang tanpa jaminan (senior unsecured notes) senilai US$ 150 juta yang jatuh tempo pada tahun 2024.

Senior notes ini diterbitkan oleh Golden Legacy Pte. Ltd. dan dijamin tanpa syarat serta tidak dapat ditarik kembali oleh Sritex dan anak perusahaannya.

Kedua, surat utang tanpa jaminan senilai US$ 225 juta yang jatuh tempo pada tahun 2025. Adapun surat utang ini dikeluarkan oleh Sritex dan dijamin tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali oleh semua anak usaha Sritex.

Moody's menjelaskan, semua peringkat tetap dalam peninjauan untuk penurunan lebih lanjut.

Moody's menjelaskan, SRIL menghadapi risiko pembiayaan kembali yang tinggi, karena posisi likuiditas yang lemah dan utang dalam jumlah besar yang jatuh tempo pada kuartal-kuartal mendatang.

Selain itu, ketergantungan SRIL yang berkelanjutan pada bank untuk kebutuhan pembiayaan kembali membuat perusahaan rentan terhadap kondisi pendanaan, yang melemah di tengah adanya sentimen negatif di sektor tekstil di Tanah Air.

Seperti Moody's, Fitch juga telah menurunkan peringkat SRIL Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) menjadi 'B-' dari 'BB-'. Fitch juga telah menurunkan peringkat surat hutang US dolar Sritex yang outstanding dan yang akan diterbitkan menjadi 'B -'/'RR4' dari 'BB-'.

Secara bersamaan, Fitch Ratings Indonesia telah menurunkan Peringkat Nasional Jangka Panjang Sritex menjadi 'BB(idn)' dari 'A+(idn)'. Menurut Fitch, peringkat ini telah ditempatkan di Rating Watch Negatif (RWN).

Penurunan peringkat tersebut didasarkan pada peningkatan risiko likuiditas dan risiko pembiayaan kembali yang timbul dari ketidakpastian sehubungan dengan perpanjangan pinjaman sindikasi Sritex senilai US$ 350 juta yang jatuh tempo pada Januari 2022. Asal tahu saja, RWN mencerminkan ketidakpastian pelaksanaan rencana pembiayaan kembali.

"Peringkat Nasional 'BB' menunjukkan peningkatan risiko gagal bayar relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. Peringkat atas surat utang yang di akan diterbitkan ditarik pada saat yang bersamaan karena penerbitan tidak dilanjutkan dan telah dibatalkan," jelas Fitch dalam laman resminya, Kamis (25/3).

Informasi saja, saham SRIL begerak di zona merah dengan terkoreksi 0,93% ke Rp 212/saham pada siang ini, per pukul 14.02 WIB.


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terseret Isu Tas Bansos Mensos Juliari, Saham Sritex Jatuh!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular